Chereads / Alexa's Dream And Love / Chapter 36 - Bab 36. Alexa kabur (lagi)

Chapter 36 - Bab 36. Alexa kabur (lagi)

"Bagaimana kalau Alexa tiba-tiba menghilang dari hidup dan juga dari pandangan kak Daniel?!"

CKIIITT!!!

Daniel menginjak rem secara mendadak sehingga menimbulkan suara berdecit yang cukup keras. Daniel terdiam sejenak, kedua tangannya menggenggam erat kemudi.

"Kemanapun kamu pergi dan dimanapun kamu bersembunyi, kak Daniel pasti bisa dengan mudah menemukanmu ! Jadi, jangan pernah ucapkan kata-kata seperti itu lagi," ucap Daniel seraya menatap tajam ke arah Alexa.

Hati Alexa semakin tidak karuan, rongga dada Alexa terasa sesak. Hanya Daniel satu-satunya pria yang bisa membuat jantungnya berdebar kencang, di satu sisi Alexa ingin sekali memeluk Daniel dan mengungkapkan isi hatinya.

Tapi di sisi lain, Alexa sudah merancang sebuah rencana untuk masa depannya. Dan ia sungguh tidak ingin membuat Daniel terluka karena harus menunggu lama. Karena seperti yang kita tahu, sekolah kedokteran itu menghabiskan waktu yang relatif lama.

Sesampainya di depan sekolah ....

"Kamu pulang sekolah tepat pukul 13.00, 'kan? Nanti kak Daniel yang menjemputmu," ucap Daniel ringan.

Alexa seketika menoleh ke arah Daniel yang juga sedang menatap ke arahnya. Gadis itu ingin sekali protes, tapi ia mengurungkan niatnya tersebut. Karena kepalanya sudah terlalu pusing memikirkan tentang ujian.

Alexa mendengus, gadis itu dengan cepat membuka sabuk pengaman dan keluar dari mobil Daniel tanpa mengatakan satu patah kata sekalipun.

"Alexa!!" panggil Melly dari arah belakangnya.

Alexa menutup pintu mobil sembari menyapa temannya yang sedang berjalan menghampirinya "Hey, Mell."

"Lex .... tolong ajarin rumus ini, dong. Aku masih bingung cara mengerjakannya," pinta Melly saat sudah di samping Alexa, seraya menyodorkan buku catatannya kepada Alexa.

"Oh, ini ... gampang banget, begini caranya ...." sambil berjalan memasuki sekolahnya, Alexa mengajari Melly cara mengerjakan soal pelatihan.

Sementara Daniel, masih belum beranjak dari tempatnya. Pria itu terus menatap Alexa sampai gadis itu benar-benar masuk ke sekolah dan sudah tidak terlihat lagi. Setelah itu Daniel langsung pergi ke kantor walaupun hari masih sangat pagi.

***

Hening, itulah gambaran suasana sekolah Alexa saat ini. Semua murid peserta ujian terlihat fokus dan serius mengerjakan soal-soal.

Begitu pula dengan Alexa, gadis itu sama sekali tidak mengalami satu pun kesulitan. Ia bisa mengerjakan semua soal dengan mudah.

Karena Alexa selalu belajar giat, sepulang sekolah ia langsung masuk ke dalam kamar dan langsung belajar sampai terkadang ia lupa untuk makan. Saking sibuknya ia belajar, Minah sampai mengambil inisiatif untuk menyuapi majikan kecilnya.

Karena Minah tidak ingin melihat majikannya itu sakit karena lupa makan. Di malam hari pun juga sama saja, gadis itu selalu tertidur di meja belajarnya. Daniel juga lah yang selalu menggendong Alexa dan membaringkannya di atas ranjang, sehingga membuat Alexa selalu merasa kebingungan saat terbangun dari tidurnya.

Hari terakhir ujian.

"Aduuuh! Kenapa hari ini macet sekali, sih?! Mana sudah jam segini lagi," ucap Alexa dengan wajah panik sambil sesekali melirik jam tangannya.

Daniel juga sama, pria itu terlihat melirik jam tangan mahalnya itu. Hari ini Alexa bangun agak kesiangan karena ia selalu tidur larut malam dan sialnya lagi, hari ini jalanan sangat macet.

Alexa terlihat tidak tenang, gadis itu terus saja menoleh ke kanan dan ke kiri lalu ke depan dan ke belakang untuk melihat situasi jalanan. Ia lalu melihat jam tangannya lagi, 10 menit lagi ujian akan segera dimulai dan tidak bergerak maju sama sekali.

Sudah tidak ada waktu lagi, Alexa dengan cepat menguncir rambut panjangnya dengan menggunakan pita. "Alexa turun di sini! Bukankah sekolah Alexa sudah dekat?! Alexa lari saja," ucapnya cepat lalu segera membuka pintu mobil dan langsung berlari melewati sela-sela mobil yang berjajar di depan.

"Alexa! Jangan lakukan itu! Alexa," pekik Daniel panik lalu segera membuka sabuk pengamannya dan keluar dari mobil.

"Biar aku yang mengejar Alexa! Bawa mobilku," ucap Daniel kepada anak buah Indra yang hendak berlari mengejar Alexa.

Daniel berlari kencang menyusul Alexa dari belakang, pria itu terlihat sangat khawatir akan keselamatan gadis yang amat ia cintai itu.

"Alexa!! Alexa!!" teriak Daniel.

Tapi Alexa tidak melambat, gadis itu malah semakin menambah kecepatan berlarinya. Ia dengan mudah melewati sela-sela mobil karena tubuh langsingnya.

"Tungguu!! Jangan tutup gerbangnya," teriak Alexa saat melihat security hendak menutup gerbangnya.

Alexa berlari semakin kencang dan untungnya ia bisa tepat waktu, gerbang itu ditutup tepat setelah gadis itu masuk. Dan sepersekian detik berikutnya Daniel sudah berada di depan gerbang sekolah Alexa, napasnya terengah-engah dan rasanya hampir putus karena berlarian seperti orang gila untuk mengejar Alexa.

Drrrrtt drrrttt .....

Handphone Daniel bergetar ... pria itu mencoba mengatur napasnya terlebih dahulu sebelum ia mengangkat teleponnya.

"Tuan Daniel!! Anda sekarang ada dimana?"

Terdengar suara Rian saat Daniel mengangkat telepon.

"Aku masih di depan gerbang sekolah Alexa,"

"Cepatlah datang ke kantor! Tuan Roger telah membuat masalah besar."

"Apa? Paman membuat masalah apa?"

"Cepatlah datang ke kantor, Tuan. Saya akan jelaskan semua."

"Baiklah, aku mengerti!"

Daniel menutup sambungan teleponnya.

Beberapa saat kemudian, mobil Daniel telah tiba di depan gerbang sekolah. Pria itu langsung berjalan ke arah mobilnya dan mengambil alih kemudi yang sebelumnya di pegang oleh anak buah Indra.

20 menit kemudian ....

"Apa yang sedang terjadi? Dan apa yang telah pamanku lakukan?" tanya Daniel kepada Rian begitu sampai di kantornya.

"Semua truk yang mengangkut bahan material tiba-tiba mengalami kecelakaan Dan itu semua adalah ulah tuan Roger," lapor Rian. "Ini ada surat dari tuan Roger," ucap Rian seraya menyodorkan sepucuk surat kepada Daniel.

Daniel mengambil surat dari tangan Rian dan langsung membacanya.

'Kamu tidak berguna, Daniel! Mulai sekarang, paman yang akan mengurus Indra dan juga putrinya. Kamu jangan ikut campur! Atau kamu akan menyesal!' isi suratnya.

Daniel meremas surat dari pamannya lalu membuangnya ke tong sampah. Wajah Daniel merah padam dan rahangnya mengatup.

"Apa yang paman anda tulis di dalam surat itu?" tanya Rian kepada Daniel.

"Paman Roger yang akan melancarkan aksi balas dendamnya. Dan Alexa dalam bahaya," jawab Daniel.

Dahi Rian memgernyit. "Apa yang sedang paman anda rencanakan sebenarnya?" tanya Rian tidak mengerti.

"Pengalihan! Target paman Roger adalah Alexa dan perusahaan ini. Paman Roger ingin menepuk 2 lalat sekaligus, Ia sengaja menyerang truk pengangkut material karena ingin membuat perusahaan Indra rugi besar. Selain itu, ia juga membuat Indra sangat sibuk dan dengan begitu. Ia dengan mudah menyerang Alexa," papar Daniel sembari berjalan menuju jendela.

"Sebaiknya, tuan Daniel tidak ikut campur. Atau tuan Roger akan berbalik menyerang anda, Tuan."

"Aku tidak peduli dengan perusahaan ini! Tapi aku tidak akan tinggal diam, aku tidak akan pernah membiarkan paman menyentuh Alexa sedikitpun! Aku akan melawan siapapun yang ingin menyakiti Alexa," ucap Daniel.

Sementara itu, di sekolah ...

"Alexa! Kamu dipanggil ibu Hana di kantornya," ucap salah seorang siswi kepada Alexa yang tengah sibuk belajar untuk ujian selanjutnya.

"Oke! Thank you," sahut Alexa lalu dari dalam kelas.

Alexa beranjak dari duduknya dan ia berjalan menaiki tangga menuju kantor BK yang terletak di lantai 4 untuk menemui Hana–wali kelasnya.

Alexa mengetuk pintu saat sudah berada di luar kantor BK.

"Masuk Alexa!" perintah Hana.

Alexa segera masuk ke dalam ruang BK dan menghampiri Hana yang tengah sibuk membereskan dokumen.

"Ada apa, Bu?" tanya Alexa saat sudah duduk di kursi, tepat dihadapan Hana.

"Alexa .... Ibu ada kabar bagus untukmu," ucap Hana sambil mengambil beberapa lembar kertas dari map berwarna biru.

"Ini ada beberapa formulir pendaftaran beasiswa program pendidikan kedokteran dari beberapa universitas di luar negeri, kamu bisa baca-baca dulu dan isi semua formulir. Setelah itu baru kamu kembalikan lagi ke ibu agar bisa segera ibu kirimkan untuk pengajuan," jelas Hana.

Alexa tersenyum lebar dan bahagia, Ia berpikir kalau Tuhan telah memberikan jalan kemudahan untuknya. Dan tentu kesempatan ini tidak akan pernah ia sia-siakan begitu saja, pikir Alexa.

"Terima kasih! Terima kasih banyak, bu Hana! Tapi, tolong rahasiakan tentang masalah ini ya, Bu? Jangan sampai ada satu orang pun yang mengetahui tentang masalah beasiswa ini," pinta Alexa seraya mengambil formulir dari Hana.

Hana mengangguk. " Iya, tenang saja. Ibu melakukan ini semua, karena ibu bisa mengerti posisimu dan ibu juga minta agar kamu bisa terus berjuang mengejar impianmu." Hana berusaha menyemangati Alexa.

Alexa mengangguk mantap. "Sekali lagi, Alexa ucapkan terima kasih."

"Kalau begitu, Alexa pamit dulu. Alexa mau kembali ke kelas," pamit Alexa lalu kembali ke kelasnya dengan hati yang gembira.

Di dalam kelas ...

"Lex .... kamu mau ikut kita, tidak?" tanya Melly .

Alexa duduk di bangku lalu menyelipkan kertas formulirnya ke dalam buku.. "Ikut kemana?" tanyanya.

"Kita mau pergi ke mall setelah pulang sekolah, kita mau refreshing setelah ujian selesai," ucap Melly seraya menoleh ke arah teman-temanya yang lain. "Ayo dong, Lex. Sekali-kali kamu ikut kita jalan-jalan, 'kan sebentar lagi kita sudah mau berpisah." Melly mencoba membujuk Alexa agar mau ikut dengannya ke mall.

Alexa terdiam sejenak untuk berpikir. "Oke! Tapi kalian bisa membantuku untuk menyelinap, 'kan? Aku tidak mau diikuti oleh para pengawal itu." Alexa melirik ke arah pengawalnya yang sedang berdiri di luar kelas.

Teman-teman Alexa paham dengan maksud Alexa dan untungnya mereka bersedia membantu Alexa. "Oke!! Siap!!"

"Tapi caranya bagaimana?" sahut Icha.

"Sini aku kasih tahu." Alexa tengah membisikkan rencananya kepada teman-temannya.

Alexa dan teman-temannya sedang berkomplot untuk membantu Alexa untuk kabur dari pengawasan para pengawalnya. Dan mereka menjalankan aksi setelah jam pulang sekolah.

***

Setelah bel berbunyi, teman-teman Alexa langsung menjalankan misi mereka. Icha dan 2 teman lainnya sedang mengalihkan perhatian pengawal Alexa. Sedangkan Alexa memakai jaket Icha untuk menyamar dan menyelinap ke parkiran.

Alexa dan Melly langsung masuk ke dalan mobil milik Melly. Setelah itu mereka langsung pergi meninggalkan sekolah, sedangkan yang lainnya menyusul dengan mobil lain.

Saat melintasi gerbang, mobil Melly berpapasan dengan mobil Daniel. Tapi untungnya Alexa tidak ketahuan karena ia sempat bersembunyi agar tidak terlihat oleh Daniel.

Beberapa saat kemudian terjadilah masalah.

"Tuan Daniel!! Nona Alexa menghilang! Nona Alexa kabur bersama dengan teman-temannya," lapor salah seorang pengawal.

"APA!!! ALEXA KABUR!!"

Daniel terlihat sangat panik, pria itu segera berlari ke mobilnya dan bergegas mencari Alexa.

To be continued