Untuk sejenak Daniel terdiam seraya terus memikirkan yang dikatakan Gladis kepadanya sebuah hipotesa mulai bersarang di kepalanya. Kejadian beberapa tahun silam mulai berputar di otaknya seperti film yang diulang. Mulai teringat bahwa di saat kematian Dania, ada seorang polisi dan istrinya juga tewas pada saat yang bersamaan. Dengan spontan dia langsung mengajukan pertanyaan.
"Jangan bilang kau adalah putri dari pak Dion?"
Mendengar itu, Gladis tersenyum lalu mengangguk dan memberitahu sedikit rahasia bahwa sebenarnya ia melihat pembunuh itu, tetapi karena lelaki itu mengenakan sebuah jubah yang berwarna hitam yang menutupi wajahnya sehinhga Gladis tidak bisa melihat pasti wajah sang pelaku. Ada satu hal yang menarik Gladis ingat sekali adalah ketika pria itu berkata selalu menggertakkan giginya dan memiliki tahi lalat yang berukuran besar di dagunya.
"Entah kenapa sampai saat ini, aku tidak menemukan pria bertahi lalat itu," ucap Gladis menoleh ke arah Daniel.
"Apa??" sambung Daniel langsung balik menatap Gladis.
Daniel langsung membuat sebuah rencana dan mulai beraksi, mereka mulai menyelidiki perusahaan RJ dengan secara diam-diam dan hanya berdua saja. Memasuki sebuah perusahaan dengan menyamar sebagai anggota cleaning servis membuat Daniel mengikuti keinginan atasannya yang mulai beetuga hari itu sedangkan Gladis melamar sebuah pekerjaan sebagai staf kantor perusahaan tersebut.
Hal itu diketahui oleh Gladis karena ada salah satu temannya bekerja di sana sebagai staf karyawan kantor. Bukankah itu merupakan kesempatan mereka untuk mencari tahu tentang perusahaaan tersebut.
Melangkahkan kaki menuju kantor bersama Rani salah satu temannya dan membawanya ke ruang HRD. Melihat secara rinci identitas gadis yang berada di depannya membuat pria berumur 30 tahunan itu mengernyitkan dahinya ketika menatap nama Gladis tertera di surat lamaran menjadi Ladies.
"Nama yang langka," ucap pria itu dan langsung menyuruh Rani untuk membawanya ke mejanya.
Meski bekerja hanya dua minggu saja sebagai pekerja magang. Hal itu tak masalah bagi Gladis karena ia ingin menguak sebuah misteri tentang perusahaan RJ Group yang bergerak di bidang tekstil terbesar di kota K. Kesempatan yang bagus bagi Gladis langsung diterima jadi karyawan mereka. Dengan sigap gadis itu langsung memeriksa data tentang RJ Group.
Setelah lama mengotak-ngatik komputernya gadis 8tu menemukan sesuatu hal yang janggal karena RJ merupakan perusahaan tekstil yang bergerak di bidang tekstil yang memproduksi pakaian, sepatu, dan juga tas. Tetapi dia tidak meneruskan kalau perusahaan RJ group memproduksi sebuah peti. Hal itu membuat Gladis bingung dan mencoba menanyakan hal itu kepada sahabatnya, Rani.
Gadis itu juga memberi tahu kalau perusahaan mereka memanga tidak pernah memproduksi peti yang disebutkan oleh Gladis. "Perusahaan kami hanya memproduksi pakaian, sepatu, tas yang bermerek dan beredar di Mall besar dan luar negeri," balas Rani melirik temannya sambil menunjukkan contoh barang yang kebetulan saat ini dipegangnya.
Meraih contoh pakaian yang sedang dipegang oleh Rani dengan sigap Gladis berpura-pura sedikit takjub dengan produksi RJ Group dan melihat pakaian tersebut dengan seksama. Merk yang tertera di kerah baju tersebut sama persis dengan yang ada di peti.
"Bolehkah aku tahu siapa pemilik RJ Group ini?" tanya Ladies dengan polosnya.
Rani langsung mencolek Ladies, seolah begitu gemas dengannya karena ia tidak menyangka bila temannya itu tidak mengenal RJ Group dengan baik padahal perusahaan itu sedang viral di media.
"Maklum aku kan tidak ada waktu menonton berita," balas Ladies menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
Di situlah Rani menunjukkan sebuah informasi tentang perusahaan RJ adalah perpaduan nama putranya Jake yang bertuliskan Raymon dan disingkat menjadi RJ Group. Bukan hanya itu saja, Rani juga memberitahu bahwa pak Jake memiliki putra yang tampan sekali, dari yang ia dengar putranya itu akan datang ke sini lusa.
"Benarkah? Setampan apa sih putranya pak Jake?" tanya Ladie begitu penasaran.
Melihat sahabatnya begitu penasaran membuat Rani langsung mencari informasi tentang Raymon seraya membungkam mulutnya Rani begitu gemas dengan foto profil yang terpampang di jejaring sosial milik putra pemilik RJ Group.
Hal itu semakin membuat Gladis sangat penasaran sekali dengan pemuda itu, bagaimana tidak baru saja ia bersama Rani menemui Direktur Jake yang begitu ramah dengan karyawannya. Berlintasan dengannya dan Rani, masih sempat-sempatnya pria berumur 40 tahun lebih itu menyapa seraya tersenyum ramah.
Gladis tak menyangka bila pemilik perusahaan ini begitu ramah, hal yang jarnag terjadi. Semakin tinggi posisi dan kekayaannya biasanya kebanyakan orang akan sombong, tetapi tidak dengan pemilik RJ Group.
"Aneh!!" desis Ladies langsung melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti karena Jake tadi.
Rani mengajak Ladie untuk mengantarkan pakaian terbaru untuk dipajang di Mall mereka. Mengikuti arahan Rani tak lama mereka tiba di Mall terbesar di kota K, mereka berjalan gontai menuju tempat tersebut dan seorang perempuan dengan pakaian modisnya menyambut hangat kedatangan Rani.
"Sempurna! Kau datang tepat waktu, Ran. Mana pakaiannya harus segera dipasang di manekin sebelah sana," ucap perempuan itu sebagai manajer pemasaran karena membaca kartu nama yang menggantung di lehernya.
Gladis mengikuti dua perempuan itu dan memeriksa toko pakaian RJ Group. Benar saja harga yang tertera di lebel pakaian tersebut membuat Gladis membulatkan sepasang bola matanya dan membuat mulutnya terpelongo kaget karena harga pakaian tersebut separoh dari gaji bulanannya.
"Yang benar saja, kalau belanja di sini aku hanya bisa membeli satu pakaian saja, kalau dua pakaian habislah uang gajiku," gumam Gladis menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Tentu saja, pakaian ini hanya dibeli oleh orang kaya kelas elit," sambung Rani tersenyum lebar melihat kepolosan Gladis.
Mereka pun kembali lagi ke kantor dan Gladis yang baru saja bekerja hari itu begitu lelah karena harus mencatat semua barang produksi yang baru saja keluar meski ditemani Rani. Namun, sahabatnya kan sudah terbiasa.
Menghela nafas panjangnya ketika pulang kerja dan dijemput oleh Daniel. Memperhatikan raut wajah Gladia yang nampak kelelahan membuat Daniel tahu bahwa sehari ini Gladis pasti sibuk dan membuatnya tertidur di dalam mobil padahal sebenarnya Daniel ingin tahu informasi apa yang ditemukan Gladis hari ini.
Alih-alih melihat Gladis yang tertidur membuat Daniel menggurungkan niatnya dan membawa Gladis pulang ke rumah. Setiba di apartemen, Daniel memarkirkan mobilnya dan masih menunggu Gladis bangun. Takit bila membangunkan gadis di sampingnya itu.
"Hoammm!!"
Gladis terus menguap menandakan dirinya masih kantuk berat dan tak disangkanya kalau mereka telah sampai.
"Akhirnya sampai juga! Aku sudah tak tahan lagi ingin membaringkan tubuhku ini," ucapnya sambil keluar dari mobil.
Sedangkan Daniel masih dengan penasarannya dan mengikuti Gladis dari belakang, melihat atasannya tak banyak bertanya membuat Gladis menoleh ke arahnya dan bertanya. "Apa ada yang Bapak temukan selama menyamar menjadi cleaning servis?"