Tidak terasa ujian semester mereka lewati, Zilla dan Aisyah begitu semangat dan antusias untuk memperoleh nilai terbaik. Dan ujian semester sudah berjalan dengan baik. Aisyah berjalan dengan Eva lebih dulu meninggalkan Zilla yang lagi merapikan bukunya. Entah akhir -akhir ini Aisyah dan Zilla jarang bersama dan hanya betegur sapa biasa, Zilla selalu meminta maaf namun Aisyah selalu acuh dan menghindar dari Zilla . Zilla hanya bisa bersahabat dengan yang lainya dan tanpak Dimas yang menghampiri Zilla dan memberikan semua perhatian , tapi Zilla tanpak acuh dia ingin Aisyah kembali seperti dulu. Kini pikiranya menghampiri Aisyah lagi.
"Assalamualaikum Aisyah" kata Zilla mencoba untuk mendekati Aisyah.
"Waallaikumsallam"Jawab Aisyah dan Eva dengan wajah cuek.
"Bolehkah aku bicara denganmu berdua " kata Zilla melirik Eva. Eva pun pergi dan Aisyah menatap Zilla seakan ada dendam yang tersembunyi.
"Aisyah...akhir-akhir ini kamu sibuk..terus jarang mampir ke rumah dan kita jarang bersama ...ada apa dengamu ..apakah kau ada masalah" tanya Zilla.
"Aku sibuk... dan les berbagai macam pelajaran , untuk mempersiap ujian nantinya. Kamu kan ada bang Fahri.. kenapa tidak dia yang menemanimu" kata Aisyah dengan wajah dinginya.
"Aisyah .... tapi kita kan bisa sesekali bersama..dan masalah bang Fahri ..dia itu laki-laki beda , tentu saja ada batasan antara kami.."jawab Zilla dengan sedih
"Zill... aku rasa kita harus tidak bersama lagi ... aku merasa kamu bukan wanita yang baik-baik lagi" kata Aisyah dengan kasar. Sontak Zilla kaget mendegar kata Aisyah begitu tega dia berkata begitu.
"Apa kamu bilang Aisyah...kamu bilang aku bukan wanita baik-baik lagi...apa maksudmu...seumurku semenjak kita berteman kau tidak pernah merendahkan aku" jawab Zilla dengan mata berkaca-kaca.
" Itu dulu sekarang tidak...coba lihat bang Fahri kekasihmu.. bang Paisal kau dekati dan juga Dimas..apa itu terlaluan..semua laki-laki kau dekati ....apa itu wanita tidak baik" Kata Aisyah dengan senyum sinisnya.
"Aisyah...tega sekali kau bilang begitu terhadapku ...aku dan bang Paisal hanya berteman begitu juga Dimas.... kau berubah Aisyah... kau bukan Aisyah yang aku kenal dulu...ada apa denganmu ...ada apa Aisyah." kata Zilla sambil mengeluarkan air mata.
"Berubah....iya aku berubah.... dulu aku begitu bodoh sampai mau bersahabat licik sepertimu... sekarang aku sadar derajat dan status kita beda...Zilla kau kan lahir tampa ayah... itu membuktikan...."
"Cukup Aisyah jangan hina aku lagi..jika kau hanya menghina ku dan status ku ...jangan kau ucap lagi itu..bila tidak berteman denganku tidak apa, tujuanku memperbaiki salah paham saja. Assalamuallaikum" Kata Zilla lalu pergi dengan menghapus air matanya. Aisyah hanya diam seakan tidak ada bersalah dihatinya.
Zilla begitu terpukul mendegar kata-kata Aisyah yang menghina dirinya. Sunguh itu diluar sifat Aisyah yang dulunya lembut dan penyayang , kini berubah seratus delapan puluh derajat. Zilla pun mulai tegar dan kuat menerima semua itu. Ade yang mendegar percakapan mereka mendatangi Dimas.
"Dim...gawat"kata Ade berbisik pada Dimas.
"Gawat apanya...udah jangan bisik-bisik" kata Dimas sambil membawa Ade ketempat yang aman.
"Coba bilang...gawat apa" kata Dimas penuh penasaran.
"Aisyah tadi menghina...Zilla..sampe nanggis" jawab Ade.
"Apa.... kok bisa..wajah yang begitu sendu dan dingin bisa tega dengan sahabatnya sendiri" kata Dimas dengan emosi.
"Ngak tau..mungkin ini ada hubunganya sama si arab itu Dim. " kata Ade dengan lancar.
"Mungkin...aku harus cari tau" jawab Dimas lalu pergi.