Malam itu Zilla tidak keluar kamar sudah siang dan sore hari Zilla tidak makan ibunya jadi khawatir dengan Zilla .Apalagi Zilla memiliki penyakit mag dia takut semua terulang kembali .Kenapa begitu Zilla berlebihan mendegar kata-katanya padahal tujuanya baik supaya Zilla tidak terlalu berharap dengan janji seorang laki-laki, meskipun Fahri kaya dan baik hati . tapi tetap saja Suryati terbayang akan masalalunya.
Suryati mengentuk pintu kamar Zilla , dan membukanya kala tidak dikunci. Dengan tenang Suryati membelai Zilla sambil menangis.
"Zill..kamu masih marah sama ibu nak...maafin ibu nak kalau bikin kamu marah ibu tidak bermaksud seperti itu ayo makan nak". kata Suryati dengan penuh menyesal.
"Ibu...Zilla tidak lapar" jawab Zilla.
"Zill nanti kamu sakit kalau tidak makan..Nak kalau kamu merasa nyaman dengan Fahri ibu akan restui.. tapi ingat jangan terlalu berharap akan janji". Kata Suryati.mendegar itu Zilla menjadi bahagia dan memeluk ibunya.
"Makasih bu..akhirnya Zilla lega".
"Zill ibu selalu dukung siapa pun yang jadi suami mu..tapi apakah kamu tidak salah memilih jika Fahri tepat dihatimu..coba lihat keluarga kita seperti ini ..Fahri sangat kaya kita antara bumi dan langit..ingat nak ibu takut kamu kecewa..ibu tidak mau nasib mu sama ibu"Suryati sambil bekaca -kaca matanya melihat Zilla.
"Ibu..Zilla janji akan meneruskan usaha ibu mulai sekarang Zilla belajar menjahit supaya nanti Zilla punya butik sendiri".jawab Zilla. mereka berdua saling berpelukan satu sama lainya dan menuju meja makan sambil menikmati hidangan sederhana.
*****
Pikiran Fahri sudah tidak karuan mendegar ancaman Dimas, dia takut semua ketahuan Zilla .Apakah cinta Dimas menjadi obsesi untuk mendapatkan Zilla dilihatmya cincin pertunanganya..sunguh Fahri memang dilema apalagi Aisyah dihubungi hanya sebentar ketika nembahas masalah Zilla. Wajahnya menatap foto kekasihya dengan bahagia. Fahri sangat ingin hidup dengan Zilla..besok dia berniat ingin kekampung untuk memberi boneka serta handphone baru , kebetulan skripsinya sudah mau selesai jadi Fahri dengan tenang untuk menggunjungi Zilla besok.
Pagi yang begitu penuh dengan warna Aisyah seperti biasa menghampiri Zilla dan membawanya dengan sempeda menuju sekolah. Seakan tidak ada masalah Aisyah selalu berusaha menyembunyikan tentang perasaanya terhadap Fahri kala Zilla bercerita tentang cincin yang diberikan Fahri kepadanya.
Sulit dan sakit begitulah yang dirasakan Aisyah .Jika seandainya Zilla tau sebenarnya mungkin tak akan ada lagi keceriaan pada pagi ini dan tak ada suara tawa mereka bahkan seandainya Fahri tidak ada dalam hidup mereka berdua.