Fahri sibuk menggurus jadwal kuliahnya,selain bisnis yang dia tekuni usaha minyak dan batu bara juga berhasil tingkat tinggi keuntungan bagi perusahaan ayahnya. Salman sangat puas prestasi yang Fahri raih sudah sesuai dengan harapanya ,tinggal satu lagi ingin menikahkan Fahri pada anak sahabat karibnya itu.
Telpon berbunyi sesaat Fahri mengangkat telpon ayahnya, ayahnya meminta Fahri untuk datang kerumah. Fahri pun datang menemui ayahnya yang tidak jauh dari kampus.
"Assalamuallaykum Abi" kata Fahri sambil masuk kerumah.
"Waallaikumsallam..ayo masuk nak ada hal penting yang ingin ayah bicarakan" Salman membawa Fahri duduk diruang tamu.
"Fahri..bagaimana dengan kuliahmu ..apakah semua lancar" tanya Salman pada anak tunggalnya.
"Alhamdullilah lancar bi, apakah ada hal penting yang ingin abi tanyakan pada Fahri ..kalau masalah bisnis semua Fahri tanggani dengan baik." Fahri menatap dalam mata ayahnya dia yakin ada tujuan tertentu
"Iya.. ini masalah tentang perjodohanmu.. kau kan sudah lama kenal dengan Aisyah anaknya pak Ahmad dia teman akrab abi, abi harap kamu mau agar kita melakukan acara pertunangan"
"Abi... Aisyah itu seperti adik Fahri bagaimana mungkin Fahri menikah denganya Fahri tidak mencintainya bi... Fahri sudah punya pilihan tersendiri"jawab Fahri dengan hati yang gelisah.
"Sejak kapan kamu menolak permintaan abi.... siapa pilihanmu..apakah keluarganya sama dengan kita" Tatap Salman pada Fahri.
"Tidak abi... dia orang sederhana"
"Itulah ..yang abi takutkan ..takut pilihanmu tak sejajar dengan kita, Fahri terimalah perjodohan ini"
"Abi selalu menilai dengan pangkat dan martabat tanpa memandang sisi kebaikan seseorang...yang menjalani kehidupan itu Fahri bukan abi.. hidup tanpa cinta akan memberatkan Fahri nanti ..apalagi menjadi imam dalam rumah tangga..abi mau Fahri berdosa... berdosa untuk tidak bisa memberikan nafkah batin .. karena Fahri tidak bisa menyentuh gadis ..tanpa Fahri cintai"..
"Oh..pintar sekali kamu berkata ..sejak kapan gadis itu merusak otakmu..sejak kapannnn...kamu bilang tidak bisa menyentuh tanpa cinta.. sejak kapan cinta menjadi prioritas dalam bisnis kita.. Fahri.. abi beri waktu kamu berpikir untuk pertunangan dengan Aisyah kalau tidak... semua sia-sia ayah akan berlaku nekat" jawab Salman dengan ambisi begitu geram. Bahkan istrinya Fatimah pun tak berani menolak semua kehendaknya meskipun dia tau bahwa Fahri sangat terluka dengan keputusan itu.
"Abi... apakah Fahri bisa menikah lagi dengan pilihan Fahri bila menurut semua kehendak abi" tanya Fahri mencoba untuk menawar pilihan.
"Kamu pintar Fahri dengan semua tekadmu.. apakah Aisyah mau begitu... jika kau menikah dengan pilihan mu ayah merestui tapi dengan satu hal menikah dibawah tangan".Salman begitu keras dengan keinginanya .Fahri diam mungkin tidak ada pilihan lain..sementara mencari solusi.
Fahri menyetujui semua itu dengan melakukan pertunangan, Ada banyak hal yang membuat Fahri menerima tawaran ayahnya dia takut ayahnya menindas Zilla dan ibunya dan kedua semua yang dia rencanakan sia- sia. Bukan harta yang menjadi kehidupan Fahri inginkan, tapi kebahagiaan. Mungkinkah Fahri terlalu takut terhadap ayahnya atau belum siap menghadapi komplik dengan ayahnya sendiri kita lihat langkah berikutnya.