Aisyah menggambil kopernya dan memasukanya dibagasi. Sedangkan Paisal dan ayahnya sudah siap dalam mobil. Perasaan Aisyah campur aduk sebenarnya hatinya bahagia karena mencintai Fahri namun disamping itu dia bagaikan sahabat yang menikung dari belakang bagaimana tidak Aisyah sudah tau hubungan Zilla dan Fahri seperti apa.. tapi malah menerima perjodohan .Pikiran Aisyah melayang tidak karuan seandainya Zilla tau ..jelas kecewa dan benci pasti Zilla berikan padanya Aisyah hanya pastrah menunggu waktu yang menggungkap segalanya. Mobil yang sudah berjalan menuju perumahan elite di Bandung.
Paisal menutup semua mata hatinya yang terluka dia tau Aisyah akan bertunangan dengan Fahri . Sunguh sangat mustahil baginya untuk bisa memiliki Aisyah .Aisyah sebagai anak majikanya sedangkan dia sebagai sopir yang menyambung hidup demi orang tuanya dan pendidikan. Andaikan dia orang kaya mungkin dia lebih dulu melamar Aisyah pikir Paisal.
Kota Bandung sedang di guyur hujan cukup deras namun perjalanan mereka tempuh cukup lama untuk menuju rumah Fahri.
Sesampai dirumah Fahri , Ahmad keluar dari mobilnya dan melihat bangunan kokoh bagaikan istana berdiri Salman dan Fatimah istrinya menyambut dengan bahagia kedatangan calon besan mereka. Tampak para pembantu datang terburu-buru menyiapkan semua penyambutan dan keperluan semuanya. Aisyah yang keluar dari mobil tampak terpaku memandang rumah Fahri yang begitu megah bagaikan istana halaman yang luas dan tanaman berjejer begitu indah serta kolam renang yang luas . Penyambutan begitu hangat bagi keluarga Salman kepada Ahmad dan Aisyah .
Salman membawa masuk Ahmad dan Aisyah diruang makan yang begitu megah terdapat berbagai macam hidangan makanan dan menyuruh makan siang.
"Aisyah wajahmu sangat cantik.. Fahri akan beruntung bila menikah denganmu" kata Salman memuji Aisyah.
"Biasa saja paman... aku cuma beruntung dapat mengenal paman dan bibi yang begitu baik meyambut kedatangan kami" jawab Aisyah yang tampak malu.
"Gadismu begitu luar biasa Ahmad.. dia begitu sopan" Kata Salman dan Ahmad hanya tersenyum dan mereka makan siang.
Fahri yang berada dalam Kantor ayahnya tampak morang-maring mendengar bahwa Aisyah dan ayahnya sudah ada dirumah. Sejujurnya hati Fahri belum siap bertunangan dengan Aisyah, bayang-bayang wajah Zilla entah terpikir dalam benaknya seandainya Zilla yang menjadi tunanganya mungkin Fahri bahagia bahkan sesegera mungkin menikah. Lamunan itu hilang seketika kenyataan berbeda dari apa yang dia inginkan. Ya allah engkau maha tahu,berilah petunjuk ketika hati ini mulai gelap dan jauh darimu bisiknya dalam hati.