Suara siulan burung yang merdu di pagi hari membuat pagi menjadi begitu indah . Aisyah datang begitu pagi menghampiri Zilla kerumahnya dengan membawa sempeda baru. Ketokan pintu terlihat tak kala Suryati ibunya Zilla melihat Aisyah diluar.
"Assalamuallaykum bu" kata Aisyah.
"Waallaikumsallam nak Aisyah...tumben pagi-pagi datang kesini... "kata Suryati
"Iya bu..Aisyah pengen bawa kesekolah"
Tiba-tiba Zilla keluar dari kamar dengan membawa tas dan bukunya.
"Aisyah ..tumben datang pagi"Kata Zilla.
"Iya dong..kan aku mau jemput kamu pakai sempeda baru"jawab Aisyah sambil senyum-senyum.
"wah nak Aisyah bagus sempedanya"Suryati sambil menengok keluar pintu.
"Zill..bagus banget sempedanya ..warna ping lagi..emangnya kamu bisa naik sempeda".Kata Zilla ,Suryati pun pergi hatinya sedih karena sampai saat ini dia belum bisa membahagiakan anaknya.
"Bisa ..dua hari yang lalu aku minta bang Paisal ngajarin aku sempeda" jawab Aisyah.
"Terus aku gimana dong..kamu naik sempeda"
"ya..aku bonceng "
" kamu bisa bonceng Aisyah...nanti kita jatuh"
"Tenang aja...ayo naik"
"ok"
Zilla pun naik dibelakang Aisyah..dan tas mereka diletakan depan keranjang. Awalnya semua tidak seimbang, namun semuanya berjalan dengan baik Aisyah berhasil membonceng Zilla. Sekitar beberapa menit kemudian mereka sampai disekolah.
"Aisyah ... akhirnya kita nyampe juga disekolah"kata Zilla turun dari sempeda.
"Iya... aku hebatkan Zill" tanya Aisyah.
"Hmm ..lumayan...yuk kita masuk kelas" ajak Zilla.
Aisyah dan Zilla pun masuk kekelasnya,tatapan Dimas menuju pada Zilla entah kenapa sampai saat ini dia begitu penasaran namun hanya menggikuti dari belakang saja tentang apa aktivitas Zilla selama ini, Dimas mulai terobsesi hingga sering menitipkan berbagai macam makanan pada tetangga dan menyuruh mereka memberikan kepada Zilla dan ibunya. Bahkan jahitan yang selama ini mulai lancar adalah bantuan Dimas tanpa Zilla sadari. Dimas memang anak manja awalnya namun ada yang beda dari hidup ialah kala mengenal Zilla dan melihat sisi kehidupan Zilla membuatnya mulai berubah,walaupun Zilla tidak pernah tau yang sebenarnya bahwa Dimas selalu memperhatikannya dari kejauhan.
*****
Tidak terasa sudah pulang sekolah Zilla pun ikut dengan Aisyah berboncengan. Sambil mengowes sepedanya Aisyah bercerita.
"Zill,gimana kita kesawah dulu duduk di pondok sambil lihat pemandangan"kata Aisyah.
"Tapi jangan lama yaa nanti ibu nyari aku"
"iya..tenang saja"
merekapun menuju jalan setapak dengan pemandangan yang begitu luar biasa, meskipun panas matahari mulai menyengat namun udara sejuk dipedesaan tersebut tetap terasa nyaman. Tibalah disebuah sawah , banyak para petani mulai berkerja sementara Zilla dan Aisyah memandang dari kejauhan. Mereka duduk dipondokan dan memakirkan mobilnya tak jauh dari pondok.
"Aisyah apa sih yang membuatmu pergi kesawah.." tanya Zilla dan memandang sahabatnya.
"Hmmm... karena aku rindu dengan masa kecil kita Zill..begitu indah dan menyenangkan, aku hidup bersama ayahku ...dan tak ada yang lebih dekat denganku selain dirimu ..." jawab Aisyah begitu lirih.
"Iya..makasih telah mengenang masa-masa itu..aku pun demikian..hidup kita berbalik Aisyah kau hidup tanpa sesosok ibu sedangkan aku tanpa seorang ayah.. kamu kaya..aku miskin.. kenapa sampai detik ini aku sedih.. satu hal bila mendengar kata ayah ..karena aku tidak pernah mengenal maupun melihat ayahku..bahkan fotonya pun tidak ada..setiap aku bertanya tentang ayah .ibu selalu marah dan menangis..aku sudah berjanji tidak pernah menyebut kata ayah lagi..dulu aku sering malu banyak yang mengatakan aku anak haram..sekarang aku tak peduli..karena aku berdiri dan hidup untuk ibu". Zilla berkata sambil berkaca-kaca dan menghapus air matanya dengan begitu tegar dan kala itu ujan pun turun. Aisyah menatap dalam-dalam sahabatnya itu , Zilla begitu terus terang setelah sekian tahun menutupi semua masalahnya dengan keceriaan hati Aisyah jadi kasihan dan menyadari bahwa Fahri pantas menikah dengan Zilla. tapi hatinya menyesal telah menerima perjodohan dengan keegoisanya untuk mendapatkan Fahri.
"Zill...aku turut sedih mendegar cerita mu ..tapi..aku yakin suatu saat semua berlalu dan kau bisa bertemu ayahnmu..mungkin ibumu menutupi semua itu karena ada alasan tersendiri" jawab Aisyah.
"Aku tak peduli Aisyah ..sekarang aku tidak ingin bertemu denganya ..dia bahkan tidak pernah mencari tau tentang aku..kami bahagia bahkan menderita dia tidak peduli...jadi untuk apa.." Zilla dengan emosi berkata.
"Zill...sudahlah..kamu yang kuat...mmmm aku..minggu depan keluar kota..aku mau tunangan Zill."
"Apa..tunangan...apakah aku boleh ikut " Tanya Zilla.
"Ngak bisa Zill soalnya aku harus buru-buru untuk mengikuti perkembangan bisnis ayah" Aisyah takut Zilla ikut.
"Iya Aisyah kamu hebat... semuanya keinginanmu terpenuhi..selamat ya... aku juga akan menikah dengan Fahri setelah lulus sekolah".
Seketika Aisyah terbatuk-batuk namun ia berusaha mengontrol perasaanya bahwa Zilla tidak bersalah akan semua ini..dan ujan pun reda .seketika Aisyah membawa Zilla kembali kerumah.