Chereads / Gejolak Dendam / Chapter 14 - Mau Menikah Lagi?

Chapter 14 - Mau Menikah Lagi?

"Yuk Mas, makan!" Ajak Vania, lalu ia mengambilkan nasi ke atas piring, lalu diberikan pada Tristan. Tristan pun menerimanya, ia seperti sedang dilayani oleh seorang istri.

"Ibu dan Bapak kemana?" Tanya Mas Tristan.

"Ibu sedang istriharat di dalam kamar, Bapak sedang ada pengajian di musholla."

"Oh ... "

"Mas, Mbak Yurika nggak sekalian diajak kesini untuk makan bareng?"

"Nggak usah!" Mas Tristan tidak ingin ada Yurika, karena ini adalah kesempatan untuknya agar bisa dekat dengan Vania.

Tristan, Vania, Arzan, Keanu dan Liora makan dalam satu meja.

"Hhmmm, ini agak asin ya jamurnya!" Tristan berkomentar.

"Oh iya, maaf Mas, keasinan. Tambah sayur aja!" Ucap Vania.

"Biasanya kalau keasinan gini, tandanya kamu mau nikah lagi ya?" Tebak Tristan sambil menatap Vania yang duduk di hadapannya. Vania hanya tersenyum saja pada kakak iparnya itu.

"Kok malah senyum-senyum, bukannya di jawab!"

"Aku belum ada keinginan untuk menikah lagi!"

"Oh, aku pikir kamu sudah siap menikah lagi."

Yang ada dipikiran Vania sekarang adalah ia ingin sukses, ia ingin membahagiakan Arzan, kalau soal menikah lagi, belum ada keinginan karena sulit untuknya menemukan laki-laki yang bisa menerimanya seperti Erik.

"Mama, aku kan mau punya Papa lagi!" Pinta Arzan. Vania hanya tersenyum padanya.

"Kan ada Papa Tristan, Sayang. Anggap saja Papa Tristan seperti Papa kamu sendiri!" Titah Tristan.

"Benar Pa? Aku boleh anggap Papa seperti Papaku sendiri?"

"Iya, boleh."

"Aku boleh minta dibelikan mainan?"

"Iya, nanti Papa belikan!"

"Yeaaayyy!" Arzan sangat senang jika ada yang membelikannya mainan, karena ia jarang sekali dibelikan mainan oleh almarhum Papanya.

Tristan pun senang jika Arzan bisa lebih dekat dengannya, menganggapnya seperti Papa kandungnya, apalagi jika benar-benar menjadi Papa sambungnya, Tristan berharap suatu saat bisa seperti itu.

Keanu merasa iri pada Papanya yang sangat perhatian pada Arzan, karena sebelum Erik meninggal, Tristan tidak pernah memberi perhatian lebih pada Arzan dan Vania.

"Papa, aku kok nggak dibelikan mainan sih?" Ucap Keanu.

"Iya, nanti kamu, Arzan dan Liora, Papa belikan mainan." Jawab Tristan, lalu Keanu dan Liora pun senang.

Selesai makan, Vania mengangkuti piring-piring kotor, lalu ia mencucinya. Sedangkan Keanu, Arzan dan Liora bermain di kamar Arzan.

"Van, kamu masih ada uang untuk jajan Arzan?" Tanya Tristan sambil berdiri di samping Vania.

"Masih, Mas. Alhmaduillah masih ada uang pengasih orang."

"Kalau sudah nggak ada uang, bilang sama aku ya!"

Tristan jadi merasa bertanggung jawab dengan Vania dan Arzan, seolah ia ingin sekali membiayai seluruh kebutuhan Vania.

"Tapi aku nggak enak sama Mbak Yurika, nanti kalau dia tau, aku minta-minta uang sama Mas Tristan, dia pasti marah."

"Kamu tenang aja, Yurika nggak akan tau!"

Dari ucapannya tersebut, Vania sudah bisa menebak kalau kakak iparnya itu bukan laki-laki yang baik, buktinya ia berani mengeluarkan uang untuk Vania tanpa mengatakannya pada sang istri, harusnya walaupun itu uang hasil jerih payahnya sendiri, disimpan dalam tabungan sendiri, istri juga berhak tahu kemana uang tersebut.

"Iya Mas, nanti aku akan bilang, jika aku butuh uang!"

"Kapan-kapan kita ke Mall yuk! Aku ingin membelikanmu baju, sendal, tas atau apapun yang kamu mau deh, aku akan belikan!"

Vania sudah selesai mencuci piring, lalu ia duduk di sofa ruang tamu, Tristan pun duduk di sampingnya.

"Nggak usah Mas, aku masih punya baju, aku masih punya sendal dan aku juga masih punya tas." Balas Vania, lalu ia menundukkan kepala.

"Aku tau, kamu waktu sama Erik kurang dibahagiakan, boleh nggak kalau membahagiakanmu?"

Tiba-tiba terdengar suara Arzan dan Keanu yang menangis, Vania langsung masuk ke dalam kamarnya. Baru saja Tristan mengatakan sesuatu pada Vania, ternyata harus terganggu dengan kedua anak mereka yang menangis.

"Kenapa, kok kalian berdua nangis?" Tanya Vania.

"Keanu rebut mainan aku, Ma!" Adu Arzan.

"Nggak apa-apa Sayang, Keanu pinjam mainannya!" Tutur Vania.

"Nggak mau, ini kan punya aku!" Ucap Arzan, lalu Vania meminjamkan Keanu mainan yang lain.

Jika Arzan dan Keanu bertengkar, Vania tidak pernah membela anaknyas sendiri, ia malah berusaha mendamaikannya, berbeda dengan Yurika yang selalu membela Keanu.

"Aku nggak mau mainan itu!" Ucap Keanu, ia masih juga menangis, lalu Vania berusaha memeluknya.

Melihat pemandangan itu, Tristan terkesima, ia terkesima dengan kebaikan Vania yang tidak membela anaknya, lalu berkata-kata kasar, ia jadi membanding-bandingkan Vania dengan istrinya sendiri. Tristan jadi makin cinta dengan Vania.

"Keanu, ayo kita pulang!" Ajak Tristan, karena sudah malam ia mengajak sang anak kembali ke rumahnya, karena besok harus ke sekolah.

Tristan dan kedua anaknya kembali ke rumahnya, lalu Tristan ingin membuka pintu kamarnya, ternyata pintunya itu masih dikunci oleh Yurika, ia masih juga marah dengan suaminya itu.

Tok ... Tok ... Tok ...

"Mama, Mama buka dong pintunya!" Ucap Tristan sambil mengetuk-ngetuk pintu.

Yurika sudah tertidur di dalam kamar dengan masih memakai makeup dan dress barunya itu. Ia tidak mendengar suara ketukan pintu dari suaminya itu.

Karena pintunya tak juga dibukakan, akhirnya Tristan dan kedua anaknya tidur di kamar sebelah.

Sedangkan Vania dan Arzan pun sudah siap-siap untuk tidur, tiba-tiba Vania kembali teringat ucapan Tristan tadi sebelum Arzan dan Keanu menangis.

'Mas Tristan mengatakan bahwa ia akan membahagiakanku? Maksudnya apa ya?' Batin Vania bertanya-tanya, ia tidak mengerti ucapan kakak iparnya itu. Karena belum sempat ucapannya dilanjutkan, Arzan dan Keanu keburu menangis dna Vania harus segera melerai mereka berdua.

Vania berusaha melupakan ucapan Tristan itu, karena ucapan seperti itu tidak pantas diucapkan oleh seorang laki-laki yang sedah beristri.

Waktu subuh telah tiba, Yurika baru saja membuka matanya, ia melihat di sekelilingnya. 'Papa tidak ada, kemana ia?' Yurika lupa bahwa semalam ia marah, lalu mengunci pintu di dalam kamarnya.

Kreekkk ....

Yurika membuka pintu kamarnya.

"Papa!" Yurika memanggil Tristan, lalu ia melihat suamu dan kedua anaknya yang tidur di kamar lain. Mereka bermandikan keringat karena tidak ada AC ataupun kipas angin, kaki dan tanga Liora juga memerah karena gigitan nyamuk.

"Papa, bangun!" Yurika membangunkan Tristan sambil mencolek perutnya.

Tak lama kemudian, Tristan membuka matanya, lalu ia langsung melihat jam pada ponsel yang berada di sampingnya, ia langsung bangkit lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah itu ia menunaikan sholat dua rakaat. Setelah selesai sholat, Tristan bersiap-siap berangkat ke kantor.

Tristan melihat ke meja makan, tidak terdapat secangkir kopi dan sarapan untuknya.

"Ma, kok Mama nggak membuatkan Papa sarapan?" Tanya Tristan di hadapan sang istri yang sedang memakaikan Keanu baju sekolah.

"Iya, sebentar!"

Tristan beranjak ke rumah orang tuanya untuk mengajak Arzan berangkat sekolah bersama.