Chereads / Gejolak Dendam / Chapter 13 - Membenci Vania

Chapter 13 - Membenci Vania

Sudah sampai di rumah, Tristan memarkirkan mobilnya ke dalam garasi, lalu ia turun dari mobilnya. Vania memberikan kunci rumahnya pada Yurika.

"Sudah selesai semua kerjaan kamu?" Tanya Yurika.

"Sudah, Mbak!"

Tristan melirik Vania, lalu Tristan tersenyum padanya.

"Van, gimana keadaan Arzan?" Tanya Tristan.

"Alhamdulillah panasnya sudah turun, Mas."

"Alhamdulillah, syukurlah.

Tristan masuk ke dalam rumahnya, sedangkan Vania melanjutkan menyapu teras rumahnya. Yurika melihat baju yang sudah rapi disetrika, lalu lantai yang sudah dibersihkan.

"Ma, nanti kamu mau bayar Vania berapa?" Tanya Tristan.

Yurika memicingkan kedua matanya, "tidak akan aku bayar! Biar saja dia kerja disini."

"Astaghfirullah Ma, tega banget kamu!"

Yurika masih juga kesal karena Arzan sudah memecahkan gucinya dan Vania sudah membuat bajunya bolong karena keteledorannya saat menggosok. Namun Tristan tidak akan tega, ia yang nanti akan membayar Vania.

Waktu maghrib tiba, Tristan beranjak ke kamar mandi untuk berwudhu, lalu diikuti Keanu dan juga Yurika, lalu mereka sholat berjamaah di rumah.

Selesai sholat, Yurika mencoba baju yang baru saja ia beli, lalu berputar-putar di hadapan Tristan, Tristan hanya tertawa saja melihatnya.

"Kok kamu ketawa sih?" Tanya Yurika.

"Habisnya kamu lucuu!"

Yurika pun bercermin, ia merasa cantik dengan memakai pakaian yanh baru saja dibelikan oleh suaminya.

Tristan beranjak ke rumah orang tuanya, lalu ia mengetuk pintu kamar Vania. Vania yang sedang merebahkan tubuhnya, langsung membukakannya.

"Ada apa, Mas?" Tanya Vania. Tristan menatap wajah Vania, tiba-tiba pikirannya berkelana, ia ingin sekali memiliki janda ini seutuhnya. Matanya, hidungnya, bibirnya, semuanya Tristan suka.

"Mas!"

"Ehh iya, maaf. Mana Arzan? Tanya Tristan. Arzan sedang menonton televisi sambil merebahkan tubuhnya, lalu Tristan menghampirinya.

"Hei, kamu sudah sehat?" Tanya Tristan seraya memegang keningnya yang sudah tidak lagi panas.

"Sudah, Pa!"

"Syukurlah, besok sudah bisa masuk sekolah dong?"

"Iya." Jawab Arzan.

"Yaudah deh istirahat ya. Papa juga mau istirahat!" Ucap Tristan, lalu ia keluar dari kamar Vania.

Arzan senang, masih ada yang memperhatikan selayaknya Papa Erik, karena ia memang masih butuh kasih sayang dari seorang ayah.

"Ma, Papa Tristan baik ya!"

"Iya, sama seperti Papa Erik kan?"

"Tapi Papa Tristan banyak uangnya, nggak seperti Papa Erik."

"Ya rejeki setiap manusia kan beda-beda, Sayang. Makanya doakan, semoga Mama bisa cari rejeki yang banyak untuk kamu!"

"Iya, nanti kalau aku selesai sholat, aku berdoa untuk Mama."

Vania berjanji dirinya sendiri, ia akan berjuang untuk Arzan, agar ia tetap bisa sekolah dan tetap bisa melanjutkan kehidupannya.

Tristan kembali ke rumahnya, ia melihat sang istri yang masih berada di hadapan cermin, ia sedang memakai makeup. Keanu dan Liora tertawa melihat sang mama yang wajahnya terlihat seperti badut.

"Ngapain sih kamu dandan segala?" Tanya Tristan.

"Aku tuh lagi senang dandan, aku senang mempercantik diri, biar kamu makin cinta sama aku."

Yurika sangat takut suaminya itu berpaling darinya, makanya ia sebisa mungkin selalu mempercantik dirinya.

Tristan duduk di atas sofa ruang tamunya, makin hari rasa cintanya terhadap Yurika berkurang, apalagi setelah Yurika berat badannya bertambah dan wajahnya tak secantik dulu, Tristan sudah tidak bisa mencintainya lagi seperti dulu. Yang Tristan cintai saat ini adalah Vania. Ia terlihat sempurna di mata Tristan, namun tidak mungkin Yurika setuju kalau Tristan menikahi Vania, jelas-jelas Yurika sangat membenci Vania.

"Pa, makan di luar yuk!" Ajak Yurika. Tristan sudah merasa lelah, ia ingin di rumah saja.

"Lebih baik, Mama masak aja deh dari pada beli makanan di luar!"

Tristan tidak mengerti perasaan sang istri yang ingin jajan di luar bersama anak-anak dan suaminya. Yurika memperlihatkan wajah cemberutnya, ia sedang tidak ingin memasak apapun. Ia adalah tipe istri yang senang diajak jalan-jalan.

"Ma, aku lapar!" Ucap Keanu yang meminta makan.

Yurika diam saja, ia tidak menghiraukan ucapan anaknya itu.

"Papa, aku lapar!" Keanu meminta makan pada sang papa. Melihat sang istri yang masih juga cemberut, akhirnya Tristan mengajak mereka makan di luar.

"Tapi ajak Ibu, Bapak, Arzan dan Vania ya!" Tutur Tristan sambil berdiri di hadapan Yurika.

Yurika bangun dari duduknya, ia mengernyitkan dahi, "ajak Ibu dan Bapak, oke. Tapi kenapa harus ajak Vania dan Arzan?" Tanya Yurika.

"Mereka kan bagian dari keluarga kita juga!"

"Sebelum Erik meninggal, kamu nggak pernah mengajak mereka, kenapa setelah Erik meninggal, mereka seperti prioritas kamu?"

'Karena aku mencintai Vania, aku ingin selalu melihat wajahnya yang bercahaya seperti rembulan.' Batin Tristan.

"Bukannya gitu, Ma. Aku hanya kasihan melihat mereka berdua, aku ingin menyenangkan Arzan."

Tristan ingin membahagiakan Vania dan juga Arzan, ia ingin membantu apapun yang ia bisa.

"Tapi aku nggak suka sama mereka! Aku benci Vania dan anaknya itu!" Seru Yurika.

"Kenapa kamu membenci dia? Apa alasan kamu?"

Sebenarnya Yurika membenci Vania tanpa alasan, ia hanya tidak suka pada Vania, karena Vania lebih cantik darinya, hal itu yang tidak bisa ia kalahkan saat bersaing dengan Vania.

"Pokoknya aku benci sama dia!" Jawab Yurika sambil berlalu ke kamar dan mengunci pintunya. Marahnya Yurika masih seperti anak kecil, ia sering mengurung diri di kamar karena kesal, namun biasanya setelah Tristan merayu dan meminta maaf padanya, marahnya akan mereda.

Tristan, Keanu dan Liora beranjak ke rumah orang tuanya, ia ingin menumpang makan di rumah orang tuanya itu, karena biasanya Ibu Rani memasak banyak, jadi Tristan tidak pernah sungkan untuk menumpang makan.

Dari luar sudah tercium wangi masakan, sampai Tristan dan Keanu bersin-bersin, lalu mereka masuk ke dalam rumah melalui pintu belakang.

Ternyata Vania yang sedang memasak di dapur.

"Van, kamu lagi masak apa?" Tanya Tristan.

"Lagi masak tumis jamur tiram."

"Waah sepertinya enak nih!"

"Iya, Mas tunggu aja disana, nanti makan bareng-bareng!" Ujar Vania, namun Tristan malah duduk di kursi dapur, ia memandangi Vania yang sedang memasak. Ia membanyangkan, seandainya Vania yang menjadi istrinya, lalu memasak untuknya.

Di rumah mertuanya, Vania memang rajin memasak, tak heran jika Arzan badannya besar karena selalu suka dengan masakan sang mama.

"Kamu kok malam-malam gini masih masak sih?" Tanya Tristan.

"Iya, Arzan minta di masakin Mamanya, yaudah deh aku langsung masak untuk dia makan."

Tiba-tiba pikiran buruk Tristan hadir dalam bayangannya, ia ingin sekali mengganti Yurika dengan Vania yang cantik dan rajin memasak.

"Memang Mbak Yurika nggak masak?" Tanya Vania.

"Nggak!"

"Lalu, sekarang dia kemana?"

"Lagi menyendiri di dalam kamar."

Akhirnya masakan Vania sudah matang, lalu ia menghidangkannya di atas meja. Setelah itu Vania memanggil Arzan, Keanu dan Liora yang sedang main di dalam kamar.