Chereads / Give Me Your Love, Anna! / Chapter 7 - Bab 7 Bercintalah Denganku, Raja!

Chapter 7 - Bab 7 Bercintalah Denganku, Raja!

Raut wajah Anna langsung berubah ketakutan. Ini hanya membuat Raja kesenangan. Merasa berhasil mendominasi perempuan di hadapannya itu.

"Hah! Kamu sampai ketakutan dan gemetar seperti ini Anna! Pergilah dari kamarku sebelum aku benar-benar menerkam tubuhmu sampai habis!" usir Raja dengan tegas.

"Ini juga aku mau keluar, yeh!" balas Anna meremehkan Raja. Dia lalu keluar dari kamar itu.

Raja menatap tajam kepergian Anna dari kamarnya. Raja lalu masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan di luar kamar Raja, Anna membalikkan tubuhnya dan menuju kembali ke dalam kamar Raja.

Dipastikan aman dan tak akan ada yang memergokinya, Anna masuk ke dalam kamar Raja. Dia menutup pintu kamar pelan. Anna melihat ke kamar mandi. Dia memastikan bahwa Raja benar sedang mandi.

"HP dia mana ya? Aku harus hubungin Dimas," kata Anna. Dia mulai bergerak cepat melihat ke berbagai bagian di kamar itu.

Gerakan tangan Anna menyingkap selimut, bantal dan membuka berbagai lemari yang ada di kamar itu. Mulai dari lemari paling besar hingga lemari kecil.

"Sialan. Di mana sih dia taruh HP nya?" kesal Anna. Dia mulai ketar ketir sekarang. Takut ulahnya akan diketahui Raja.

Anna mulai mencari kembali dan kali ini dia mencari ke pakaian dan celana yang tergeletak dan tergantung di kamar itu.

Anna tak mau menyerah. Dia akan melakukan cara apapun agar bisa keluar dari tempat itu. Yang bagi Anna sama sialannya dengan rumah wangi ayu.

Suara gemericik air mulai berhenti. Anna terkesiap dan tak pikir panjang lagi untuk keluar dari kamar itu. Anna menutup pelan pintu kamar lalu berlari cepat menuju ke kamarnya.

***

Siangnya, Anna mengikuti kepergian Raja. Pria itu menuju ke pantai. Menjadi hal yang ganjil bagi Raja karena Anna mengikutinya seperti ini. Bahkan mendekat ke dirinya berkali-kali. "Kamu mau apa sebenarnya, hah? Kamu bilang, kamu tidak mungkin mencitai aku? Sekarang, kamu bahkan nempel-nempel terus sama aku? Apa secepat itu perasaan kamu berubah hah?"

"Nggak usah besar kepala kamu! Siapa juga yang nempel-nempel? Emangnya salah kalau aku ikut kamu ke pantai?"

"Nggak salah Anna. Tapi sikap kamu yang seperti ini, membuat aku jadi makin nggak karuan!"

Anna terdiam beberapa saat. Kini Raja menatapnya serius. "Maksudnya nggak karuan?"' tanya Anna kebingungan sendiri.

Raja menarik tubuh Anna agar mendekat. Dada bidangnya bersentuhan langsung dengan dua bukit kembar perempuan itu. Bibir Raja lalu merapat ke telinga Anna. "Kamu membuatku berdebar. Apa kamu mau tanggung jawab, hah?"

Sekujur tubuh Anna dibuat merinding. Raja lalu melepaskan tubuh Anna. Dia lalu terkekeh melihat betapa kakunya Anna saat ini.

"Dia itu sebenarnya siapa sih? Fans fanatik aku deh kayaknya. Atau, sebelumnya dia pernah bertemu aku lalu jatuh cinta pada pandangan pertama sama aku? Aish, kalau dia makin cinta sama aku gimana? Dia nanti makin obsesi sama aku? Tapi aku harus luluhin dia supaya aku bisa pergi dari tempat ini." Anna mengoceh sendiri. Entahlah, Anna lama-lama dibuat pusing memikirkan Raja dengan segela hal misterius dari pria itu.

Langkah Anna kini mendekat ke Raja. Namun, pria itu kini sudah menuju ke tengah sana. Menyatukan dirinya dengan air laut yang sekarang ombaknya begitu tenang.

Anna duduk di kursi pantai. Dia bersantai seraya memikirkan cara terbaik untuk pergi dari tempat itu. Anna lalu memerhatikan Raja serius yang kini mulai berjalan mendekatinya.

Tubuh atletis Raja membuat pandangan Anna tertuju penuh ke bagian indah itu. Tak sadar, mulutnya terbuka saat melihatnya. Anna pun sampai tak berkedip. Apalagi saat Raja memainkan rambutnya ke belakang. Entahlah, ini sangat keren bagi Anna.

"Gila kali ya aku mandangin dia kayak gini! Nggak, nggak! Dia itu pria aneh Anna! Tapi lumayan tampan sih. Tapi buat apa juga tampan kalau kelakuannya aneh kayak gitu! Fokus sama rencana kamu untuk pergi dari tempat ini, Anna!" Anna berkata tegas ke dirinya.

***

Di ruang makan, pandangan Anna sedikit tak fokus. Apalagi melihat Raja yang kini memainkan lidah dan bibirnya tepat di depan Anna.

'Menjijikan! Dikiran menggoda kali kayak gitu. Iuh!' Anna membatin.

Anna melanjutkan suapannya kembali. Tiba-tiba saja, satu ide hebat pun meluncur di kepala Anna. Dia kini sedikit memajukan posisi duduknya dan memainkan kakinya ke kaki Raja.

Sebuah usapan lembut Anna mainkan di kaki Raja. Ulah Anna membuat Raja melihat ke bawah. Dia melihat kaki mulus perempuan itu yang bergerak nakal di kakinya. Raja membiarkan. Karena dia pun kesenangan dengan apa yang Anna lakukan.

Selesai makan siang, Anna langsung menuju ke kamarnya. Anna berdiri di dekat jendela dan memikirkan matang-matang rencananya.

Sekarang, terdengar langkah seseorang masuk. Anna hati-hati menoleh. Ternyata benar Raja yang kini mendekatinya. Ini sesuai dengan dugaannya. Anna menyeringai puas. Dia pun memilih pura-pura tak tahu bahwa Raja datang ke kamarnya.

Raja lalu memeluk Anna dengan erat dari belakang. "Apa maksudmu menggodaku seperti tadi, hm?" tanya Raja berbisik di telinga Anna.

"Kamu ternyata tampan juga Raja. Sepertinya aku menarik kata-kataku bahwa aku tidak mungkin mencintaimu. Aku sadar, ternyata kamu sesuai tipeku."

Anna memutar tubuhnya. Dia menarik wajah Raja agar mendekat ke wajahnya. "Bagaimana kalau kita buktikan dengan bercinta siang ini? Siapa tahu, aku akan mencintai kamu setelahnya," tantang Anna.

Raja terbelalak sempurna. Ini sungguh tantangan yang mengejutkan. Dia dengan senang hati menerima, namun juga memasang kehati-hatian. Karena Anna nampak mencurigakan sejak tadi pagi.

"Baiklah kalau itu maumu Anna. Kita buktikan sekarang!"

Anna bergerak lebih dulu ke atas kasur tidur. Dia mempersilakan tubuhnya untuk Raja sentuh. Sedangkan Raja, dia bergerak tak sabaran dan langsung mencium bibir Anna. Rakus dan liar.

Ciuman itu bergerak ke bagian lainnya. Anna bergerak gelisah di posisi terlentangnya saat ini. Raja sangat piawai menyentuh setiap bagian tubuhnya.

"Ahh, Raja," desah Anna yang sudah tak karuan. Apalagi saat Raja mulai menyentuhnya di bagian paling inti itu.

Raja mendongak sebentar untuk melihat bagaimana kecantikan wajah Anna jika sedang menikmati sentuhannya. Dan ya, melihat wajah Anna hanya membuat Raja semakin bergairah. Dia menambah lagi tekanan sentuhannya di bagian paling inti milik Anna.

Dalam penguasaan Raja saat ini, entah sudah berapa kali Anna meloloskan suara desahannya. Ini membuat Raja bergerak makin tak sabaran. Raja lalu melepaskan cepat pakaian yang dia kenakan. Raja lalu menunduk kembali dan melancarkan sentuhannya di leher Anna. Memberikan banyak jejak di sana.

Antara benar-benar menikmati dan juga bersandiwara, seperti inilah ekspresi Anna saat Raja masih melancarkan sentuhan di tubuhnya.

Anna memaki dirinya sendiri. Dia sungguh benci, bisa-bisanya cara kotor ini yang dia pilih. Namun, dia hanya peduli agar bisa keluar dari tempat itu secepatnya.

Raja semakin menggila dan lupa diri. Ini menjadi peluang bagi Anna melancarkan aksinya sebelum sentuhan lebih jauh Raja berikan.

"Ahh, raja ya please terus! Aku suka," kata Anna seraya menggeliat tak karuan.

Tangan kanan Anna kini meraba ke bawah bantal. Dia lalu berhasil menyentuh benda itu. Secepat embusan angin dia arahkan ke kepala Raja.

Sentuhan Raja berhenti tiba-tiba. Dia kini mengangkat wajahnya dari ceruk leher Anna. Ekspresi wajah Anna berubah menyeramkan. Namun, bagi raja Anna tetap perempuan yang cantik. Membuatnya memuja dan ingin memiliki sepenuhnya.

"Kamu apa-apaan Anna, hah?" tanya Raja membentak.

"Kamu yang apa-apaan Raja? Sekarang pilih, aku lesatkan peluru ini ke kepala kamu atau kamu keluarkan aku dari tempat ini sekarang juga!" ancam Anna. Tatapannya beradu sama tajamnya dengan tatapan Raja.