Chereads / Give Me Your Love, Anna! / Chapter 12 - Terbebas Dari Penjara Ciptaan Raja

Chapter 12 - Terbebas Dari Penjara Ciptaan Raja

"Habis sarapan segera kamu siap-siap! Aku akan mengajak kamu pergi ke suatu tempat."

Perkataan Raja membuat Anna menjeda sejenak suapannya. "Ke mana? Jangan bilang kamu mau bawa aku ke tempat yang lebih tersembunyi dari rumah ini?" tanya Anna penasaran. Dia sudah dihantui hal buruk akibat ucapan Raja semula.

"Rahasia. Cepat habiskan dulu sarapan kamu!" balas Raja penuh teka teki. Dia lalu sedikit tersenyum. Apalagi melihat Anna yang begitu resah saat ini.

Selesai sarapan, Anna menuruti perintah Raja untuk segera bersiap-siap pergi pagi ini. Saat Anna kembali bertanya tempat tujuan pria itu, sayangnya Raja kembali menjawab dengan kata "Rahasia".

Anna mematut di depan cermin dan bermonolog mengutarakan segala kekesalannya karena Raja. "Kalau sampai aku dibawa pergi semakin jauh dan ke tempat yang lebih asing lagi gimana? Aku nggak bisa nurut ajah kayak gini! Aku harus pergi dari Raja sebelum pria itu membawa aku pergi ke tempat yang lebih jauh lagi!" Anna menegaskan ke dirinya. Dia menyugar rambut tergerainya lalu keluar dari kamar.

Raja sudah menunggu di luar kamar yang Anna tempati. Raja menatap terkejut penampilan Anna pagi ini. Perempuan itu memakai mini dress berwarna putih yang sempat dia belikan saat itu.

"Ngapain senyum-senyum kayak gitu hah?" tanya Anna galak ke Raja.

"Sangat cantik dan seksi," puji Raja terus terang. Dia memerhatikan penampilan Anna seperti sedang memindai dari atas sampai bawah tubuh perempuan itu.

Anna tak tergoda dengan pujian itu. Yang ada dia muak. Karena yang memujinya adalah Raja. Mungkin kalau pria lain akan lain cerita. Anna berlalu begitu saja dan menyenggol kasar lengan Raja.

"Semakin sombong semakin menantang!" kata Raja seraya menyeringai buas menatap lenggokan tubuh Anna yang kini berjalan semakin jauh darinya.

Raja menyusul langkah Anna. Perempuan itu berjalan mendahuluinya begitu saja tanpa tahu arah mana yang dia ambil.

"Mau ke mana kamu cantik?" tanya Raja berseru.

"Aku mau pergi dari kamu! Sejauh mungkin!" balas Anna yang kini berjalan lebih cepat.

Raja mendengus kesal mendengar respon Anna. Dia berjalan menyusul langkah kepergian perempuan itu. Setelah dapat, Raja langsung menggendong tubuh Anna dan membawanya ke kapal.

Jelas Anna langsung memberikan perlawanan. Dia tak ingin pergi dengan Raja pagi ini. Anna sudah dibayangi berbagai kemungkinan buruk jika mengikuti kemauan pria itu.

"Turunin!" pinta Anna berteriak. Dia sudah menggigit bahu dan juga memukuli punggung Raja. Namun, pria itu tetap semangat membawanya pergi.

"Ayo pergi!" seru Raja ke anak buahnya.

Anna frustasi saat tahu dia tak bisa pergi dari pria itu. Anna bergerak gelisah di dalam kapal yang justru ditatap seperti sebuah komedi bagi Raja.

Raja menatap Anna seraya memainkan dagunya dengan ibu jari. Dia lalu tertawa setelah itu. Melihat Anna yang panik dan ketakutan membuat Raja gemas sendiri melihat perempuan itu.

"Kamu mau bawa aku ke mana sih sebenarnya?" tanya Anna sewot.

"Rahasia." Raja menjawab santai. Dia kini berdiri dan menghampiri Anna yang nampak begitu gelisah.

"Santai sayang. Yang pasti aku tidak mungkin melemparmu ke tengah lautan. Jadi bersantailah. Tidak usah gelisah seperti ini." Raja memegang kedua lengan Anna dan mengusapnya lembut.

Anna menyingkirkan tangan Raja dan mendorong tubuh pria itu agar menjauh. Anna lalu menuju ke tempat duduk dan membuang pandangannya dari Raja. Sayangnya, semakin Anna bersikap jutek, ini justru membuat Raja kesenangan. Sekarang saja Raja menggoda Anna dan membuat tubuh perempuan itu terpojokkan.

"Sana Raja! Apaan sih kamu!" Anna mendorong tubuh Raja. Namun, pria itu justru semakin mendekatinya.

"Aku mau kamu!" kata Raja yang kini semakin memojokkan Anna.

"Dasar otak mesum!" maki Anna. Dia lalu menoyor kening Raja.

Anna bangun dari tempat duduknya dan menyingkirkan tubuh Raja hingga pria itu hampir saja terjungkal dari tempat duduknya.

"Huh!" Anna menghentakkan kakinya dan berlalu tak peduli dari pria itu.

Anna sekarang memilih menikmati pemandangan dari atas kapal. Raja kali ini memilih diam dan tak mengganggu Anna.

Kedua tangan Anna lebar-lebar terbuka dan menerima setiap sentuhan angin yang memeluk tubuhnya. Anna merasakan ketenangan yang luar biasa. Rasanya bisa melepaskan sedikit kegelisahan di hatinya.

***

Masih belum terjawab entah kemana Raja membawanya pergi. Anna pun lelah sendiri bertanya ke pria itu. Tetapi saat dia melihat banyak rumah dan jalan raya yang ramai, Anna bisa bernapas lega. Satu ketakutannya hilang.

Anna memandangi ke sekitar jalan raya yang dia lalui. Rasanya menyenangkan bisa melihat pemandangan ramai seperti ini. Dia seperti seorang tawanan yang baru saja bebas. Ya, bebas dari penjara yang Raja ciptakan.

Satu persatu tebakan Anna bermunculan. Apalagi sekarang mobil yang Raja kendarai memasuki sebuah halaman rumah sakit.

Setelah keluar dari mobil, Raja mengapit telapak tangan Anna dan membawa perempuan itu menuju ke sebuah ruangan. Raja tak memedulikan ocehan Anna yang bertanya terus menerus apa yang akan dia lakukan. Raja tetap fokus membawa perempuan itu hingga masuk ke sebuah ruangan.

"Masuklah dan temui ibumu!" suruh Raja seraya melihat ke dalam ruangan rawat inap.

Langkah Anna terkunci saat melihat ibunya sedang duduk di atas ranjang pasien dan wajahnya nampak segar.

"Ibu," panggil Anna dengan suaranya yang bergetar. Dia kini berlari dan memeluk ibunya.

"Kamu apa kabar Anna? Ibu sangat merindukanmu," ucap ibunya Anna dengan lembut. Dia mengusap punggung Anna dan berusaha menenangkan perempuan itu yang kini menangis tersedu-sedu.

"Anna bahagia banget ibu udah sadar," kata Anna seraya menangis. Jemarinya bergantian menghapus air mata yang kini membasahi wajahnya.

"Anna, ada seorang pria yang baik banget. Dia yang udah bawa ibu kamu ke rumah sakit yang lebih bagus. Dia juga bilang ke bibi kalau akan menanggung semua biayanya sampai ibu kamu sembuh," jelas bibinya Anna.

Tatapan Anna langsung melihat ke arah Raja yang kini berdiri di dekat pintu ruangan. "Raja! Sini masuk!" seru Anna dari dalam ruangan. Dia lalu berjalan dan mendekati Raja. Anna menarik tangan Raja dan membawanya masuk untuk menemui ibunya.

"Bu, ini Raja teman Anna," jelas Anna ke ibunya.

"Nah ini pria itu Anna. Tenyata benar kalau dia teman kamu Anna. Soalnya waktu itu bibi sempat tanya dia ini siapa. Kata dia teman dekat kamu waktu SMA."

Anna menatap Raja seraya sedikit tersenyum. Dia tak menyangka Raja sebaik ini. "Raja makasih banyak ya," ucap Anna begitu lembut. Begitu pula tatapannya. Teduh dan menenangkan.

Di balik kaca mata hitam yang dia kenakan, Raja dapat melihatnya. Tatapan yang sungguh menenangkan hatinya. Makin gila saja perasaannya untuk perempuan itu.

"Sama-sama. Habis ini, aku ada perlu sama kamu. Puas-puasin dulu waktu bersama ibumu."

Anna mengangguk kesenangan. Dia langsung memeluk ibunya kembali dan bermanja-manja ke perempuan itu.

***

Anna menertawakan dirinya sendiri. Apalagi sudah membayangkan bahwa Raja akan membawanya ke tempat terpencil dan mengurungnya. Lebih dari itu, Anna pun membayangkan bahwa pria itu akan menyiksanya.

Setelah dari rumah sakit dan makan siang di restoran bintang lima, Raja langsung membawa Anna ke tempat lainnya. Dia membawa Anna ke butik dan menyuruh semua pelayan di butik itu memilihkan pakaian terbaik untuk Anna.

"Eh, apa-apaan nih?" tanya Anna terkejut.

"Tidak usah banyak protes. Aku hanya ingin membelikanmu pakaian yang bagus-bagus dan mahal. Ini tak seberapa Anna."

Anna hanya bisa melongo. "Tapi buat apa?" tanya Anna kebingungan. Tanyanya malah direspon dengan tawa oleh Raja. Anna sedikit kesal melihatnya.

"Ya buat kamu pakai bodoh! Pakai tanya buat apa! Sana coba baju-baju itu! Cepat!" suruh Raja tegas.

Melihat Anna yang tak langsung merespon membuat Raja kesal. Dia menarik Anna dan membawanya masuk ke fitting room.

"Mau pakai sendiri atau aku pakaikan, hm?" tanya Raja mengintimidasi Anna.

"Pakai sendirilah. Udah sana keluar!" balas Anna ketus.

Raja pasrah dan memilih duduk untuk menunggu Anna yang sedang mencoba pakaian di butik itu. Saat Anna keluar dari fitting room, pandangan Raja langsung terbelalak melihat penampakkan perempuan itu.

Raja menelan ludahnya dalam. Anna dari ujung kepala sampai kaki membuatnya takjub. Indah dan memesona.

"Gimana, bagus nggak?" tanya Anna memamerkan penampilannya saat ini.

"Kamu sangat cantik Anna. Aku jadi makin jatuh cinta," jawab Raja seraya menatap Anna dengan binar bahagianya.