Adit menatap jengah ke arah Dhea yang kini menangis seperti anak kecil. Dia ingin menenangkan, tapi bukannya mereda malah semakin parah.
"Jangan menangis," ujar Adit.
Dhea menoleh, lalu menatap Adit lamat-lamat dan mengangguk kecil. Gadis itu berusaha tidak menangis, tapi air matanya terus turun.
"Padahal kan aku sudah berusaha, tapi air mata ini tidak mau berhenti," ujarnya seraya menarik ingus ke dalam hidungnya.
Adit mundur beberapa langkah, lalu membuat raut wajah jijik. Dhea terkekeh kecil melihatnya.
"Menjijikkan," ujar Adit.
"Berapa lama di sana, Kak?" tanya Dhea.
"Tidak tahu," jawabnya, lalu mengambil ransel kecil.
Dhea menyatukan alis bingung melihat barang bawaan Adit yang terbilang sedikit.
"Kenapa hanya membawa barang sedikit?" tanya Dhea seraya mengeluarkan ingus menggunakan tisu.
"Aku akan pulang saat malam dan kamu menjijikkan. Sana berangkat sekolah," jawabnya seraya membuat raut wajah yang menggelikan.