Dhea menali rambutnya menjadi satu, lalu membalik badan dan pergi dari kamar mandi perempuan. Sebelum dia pergi Dhea lebih dulu menyapa beberapa makhluk yang kebetulan 'cukup baik'.
Karena memang tidak semua baik dan yang disapa oleh Dhea hanya makhluk pendiam.
"Dhea, cepat guru sudah menunggu!" seru Tina di depan. Dhea mengangguk dan berlari mengekori sahabatnya tersebut.
Sampai di lapangan Dhea dan Tina langsung masuk barisan melakukan pemanasan tidak lupa bersama-sama menghitung satu sampai delapan.
Selesai pemanasan mereka kini ganti berlari mengelilingi lapangan sebanyak tiga kali untuk murid perempuan dan lima kali untuk murid laki-laki.
"Tina, jangan cepat-cepat. Aku merasa menjadi remaja jompo," ujar Dhea.
"Ketahuan jarang olahraga pagi," balas Tina seraya mendelik tajam ke arah temannya.
"Bagaimana kamu tahu? Aku memang jarang olahraga semenjak mengejar cinta Kak Adit," jawabnya.