Chereads / Devil Angel / Chapter 2 - Lelaki Menyebalkan

Chapter 2 - Lelaki Menyebalkan

"Lo duluan masuk mobil! Gue nyusul!" Keynan menyuruh Ely untuk meninggalkannya, sedangkan dia sendiri membalikkan badan dan mendekat ke arah suara di belakangnya. Raut wajahnya dibuat sesantai mungkin, karena jika sedikit saja dia tidak bisa menahan emosinya, maka pertengkaran pasti terjadi di antara mereka.

"Kamu udah gak sayang lagi sama aku?" Orang di depan Keynan merajuk. Sikapnya kemayu, persis seperti wanita. Bibirnya maju ke depan, dan wajahnya dibuat semanja mungkin.

Keynan menghela napas, dia melihat keadaan sekitar. Setelah dirasa aman, lelaki itu mendekat. "Kamu sabar dulu. Kita sedang ada dalam masalah serius. Dan ini bisa menghancurkan karir kita!" Tangannya terulur membelai wajah lelaki di depannya. "Bisa kan, sedikit bersabar?"

Ya, lelaki kemayu di hadapan Keynan adalah kekasihnya. Namanya Jhon. Meski namanya sangat laki, tapi sikapnya berbanding terbalik.

Jhon sangat kemayu, dia biasa sehari-hari tampil layaknya seorang lelaki di depan kamera, tapi bisa menjelma layaknya gadis manja ketika bersama Keynan.

"Tenanglah. Sekarang kamu pulang dan tunggu aba-aba dariku. Kalau situasi dan kondisi sudah stabil, nanti baru kita bicara langkah selanjutnya!" Keynan menepuk lembut pipi lelaki di depannya, lalu mencubit hidung Jhon kecil. "Ingat, jangan lupa makan, Sayang!"

Jhon mengangguk. Dia memeluk Keynan erat dan mendaratkan kecupan manis di bibir lelaki itu.

"Sayang, ini di tempat umum. Jangan ish, nanti yang lain melihat."

Jhon terkikik kecil. "Love you so much!" Dia terlihat berat hati meninggalkan Keynan. Takut jika lelaki itu direbut orang lain atau bahkan wanita lain.

Tidak! Jhon akan berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan agar Keynan bisa tetap di sebelahnya. Apa pun akan dia lakukan untuk tetap bersama Keynan, meski harus bertaruh nyawa.

Setelah kepergian Jhon, Keynan memijit keningnya lagi. Benar-benar tidak sesuai harapannya. Dia harus segera melaksanakan pernikahan dengan Ely agar hubungannya dengan Jhon bisa berlanjut dengan aman.

[Siapkan pernikahan untuk besok pagi! Gak usah banyak tamu undangan, yang jelas ada media yang meliputnya. Untuk lain-lain, biar aku selesaikan sendiri.]

Setelah mengirim pesan tersebut ke nomor yang dia tuju, Keynan melanjutkan langkahnya untuk menyusul Ely. Dia sudah menyiapkan rencana yang matang untuk menyembunyikan rahasianya. Dan itu harus berhasil. Tidak boleh gagal.

Sepanjang perjalanan ke flat Keynan, mereka berdua saling diam. Bedanya, Ely dengan diamnya karena mendapat uang banyak, sedangkan Keynan diam memikirkan kelanjutan hubungannya dengan Jhon.

Setibanya di flat, Keynan mengajak Ely untuk langsung masuk ke dalam. Dia sudah menyiapkan satu kamar di sebelah kamar utama untuk gadis itu.

"Lo mandi lalu kembali ke sini, banyak yang harus kita bicarakan malam ini!"

Ely mengangguk. Dia menyeret kopernya dan masuk ke kamar yang dituju oleh Keynan. Pandangannya tak berkedip ketika seluruh tubuh gadis itu berada di dalam. Dia mengagumi kamar yang lebih luas dari pada kosan tempat dia menyewa selama ini.

"Indahnya surga dunia!" Ely menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Dia menikmati empuknya tempat tidur yang akan dipakai.

Teringat dengan pesan Keynan, Ely segera mengambil handuk dan masuk kamar mandi yang ada di pojok ruangan. Di sana sudah tersedia berbagai body shower dan peralatan mandi lainnya. Seperti sudah disiapkan sebelumnya untuk dia.

Ely mengosok seluruh badan dan wajahnya dengan air hangat yang otomatis keluar dari shower. Ah, jika seperti ini terus, siapa yang nolak?

Sudah dapat fasilitas berkali-kali lipat bagusnya dari kehidupan biasanya, dibayar lagi. Ah, nikmatnya!

"Sudah selesai belum?" Keynan berteriak dari depan pintu kamar.

Ely segera tersadar dari nikmatnya mandi tanpa antri. Dia meraih handuk dan keluar dari sana. Lalu berjalan tergesa ke arah pintu dan membukanya.

"Belum, sebentar, ya!" Ely meringis tanpa dosa.

Keynan mematung sejenak melihat tubuh Ely yang hanya dibalut handuk. Rambutnya basah, aroma wangi shampo menguar sampai tercium ke hidungnya.

Dia tidak menjawab dan langsung meninggalkan kamar Ely. Bayang-bayang masa lalunya kembali berkelebat.

Keynan menutup kedua telinga dan memejamkan matanya saat teriakan minta tolong itu kembali terdengar di telinganya.

"Keynan!" Ely menepuk pundak lelaki yang duduk di sofa tersebut.

Keynan masih gemetar ketika Ely duduk di sampingnya. "Jangan dekat-dekat! Lo di sana!" Dia menunjuk sofa yang paling jauh dari tempatnya duduk.

Meski bingung, Ely tetap mengikuti apa kata Keynan. Dia duduk di tempat paling jauh dengan lelaki itu. Raut wajah heran dan sedikit khawatir telihat jelas di wajahnya. Apa lagi melihat Keynan yang terus saja menutup telinga dan menggelengkan kepala. Keringat dingin membasahi wajah juga punggung lelaki itu.

"Lo kenapa? Oke?"

Keynan tidak menjawab.

Ely beranjak ingin menolong lelaki itu, tapi gerakannya tertahan oleh teriakan Keynan. "Lo duduk di sana! Jangan dekat gue!"

Keynan seperti kesurupan.

Gadis itu menurut, dia menunggu sampai Keynan baik-baik saja dan tidak lagi ketakutan seperti tadi. Tapi, tiga puluh menit berlalu, lelaki itu masih sama. Ely kebingungan, dia tidak tahu harus bagaimana.

"Hape gue, ambilin hape gue cepat!" Dia menunjuk kamar utama yang berada di sebelah kamar yang ditempati Ely.

Gadis itu berlari dan mengambilkan apa yang dibutuhkan Keynan. Lalu setelah mendapatkannya, dia berlari lagi ke ruang tamu.

Keynan segera menekan sebuah nama yang ada di kontaknya paling atas. "Aku butuh kamu!" Dia berbisik lirih.

Ely paham, Keynan sakit. Tapi entah apa yang diderita lelaki itu. Yang jelas, sesaat setelah dia menghubungi seseorang di ponselnya, Keynan berangsur membaik. Meski tubuhnya masih tremor.

Tidak ada dua puluh menit, pintu flat mereka terbuka. Seseorang menerobos masuk segera memeluk Keynan. "Semua baik-baik saja. Jangan khawatir oke. Tidak ada yang perlu kamu takutkan!"

Ely tersedak ludahnya sendiri ketika melihat pemandangan di depannya. Lelaki memeluk lelaki? Dan sikap mereka seakan ada hubungan yang tidak bisa dijelaskan dengan logika biasa.

"Sorry. Lo gak harus lihat kita kalau jijik. Tutup mata aja!" Lelaki itu seolah bisa membaca pikiran Ely.

Gadis yang bersama mereka menggelengkan kepala, tapi sedetik kemudian mengangguk. Dia bingung, sama bingungnya dengan disuruh memilih uang atau mobil.

"Biar nanti Keynan yang jelasin. Yang penting kejadian ini jangan sampai bocor ke luar, apa lagi sampai terdengar media. Kalau sampai itu terjadi, lo akan tahu akibatnya!" Lelaki itu mengancam Ely.

Ely mengangguk dalam diam. Dia menatap Keynan, lelaki setampan itu mempunyai kelainan? Kasihan.

"Kamu sudah bilang sama Jhon?" Lelaki itu bertanya pada Keynan.

"Ya, untuk sementara jangan ketemu dulu."

"Oke. Bagus. Jadi sekarang tinggal melanjutkan rencana intinya."

"Besok, aku akan menikahi Ely!"

Uhuk.

Kali ini bukan hanya tersedak ludah, tapi juga kenyataan. Ely tidak percaya apa yang barusan dia dengar. Menikah? Besok? Dengan lelaki yang ah ....

"Good. Tadi kamu sudah bilang. Aku siapkan semua."

"Wait. Jhon itu yang tadi bertemu kita di lorong, kan?" tanya Ely ditunjukkan pada Keynan.

Keynan mengangguk.

"Ya, dia pacar Keynan," sahut lelaki yang masih memeluk si aktor tampan tersebut.

"Dan gue ... mantan Keynan."

Tuhan. Ingin rasanya Ely pingsan atau kabur saja. Sayangnya, dia sudah menerima 300 juta-nya.

Jadi dia akan dinikahi oleh lelaki yang belok? Semoga ini hanya mimpi.