Chereads / Aku Cerai Setelah Hamil Anaknya (BL) / Chapter 7 - 7. Hari Sekolah Tiba

Chapter 7 - 7. Hari Sekolah Tiba

Pulang bekerja, Papa dan anak itu memutuskan untuk pergi ke Mall dengan naik taksi.

"Papa, Nanti beli susu bubuk saja, Kan tidak mungkin Papa menyusui Alfik di sekolah" Alfik sedang duduk di dalam troli yang dipegang Papanya, Kebetulan mereka lewat di sekitar rak Susu bubuk.

"Tumben kamu minta susu bubuk, Tapi syukurlah kalau bayi gembul papa sudah dewasa jadi papa tidak perlu menyusui kamu dari rumah dulu" Bisiknya pada Alfik. Kemudian terkekeh geli melihat wajah jelek bayinya.

Bayi cemberut sekaligus malu. Dia tidak bisa menyangkal perkataan papanya. Saat usia kandungan Rizky menginjak ke 9 bulan, Entah mengapa ia merasa bila dadanya kian hari semakin bertambah bengkak dan gatal terutama di bagian puting. Kemudian saat Alfik lahir Rizky segera menyadari bahwa sehari setelahnya dadanya mengeluarkan air susu layaknya wanita.

Oleh karena itulah Rizky tidak pernah membeli susu bubuk, Pernah sekali ia membeli dan meminumkannya pada putranya. Tetapi dia harus menanggung perasaan sedih pada dirinya sendiri kala melihat bayinya terbaring di rumah sakit karena alergi dengan susu bubuk. Usai kejadian itu Rizky berusaha makan makanan yang sehat agar produksi ASI-nya lancar dan hal ini membuat dadanya semakin besar walau hanya terlihat sedikit membumbung yang terlihat dari luar baju.

Untuk menutupi bagian dadanya yang menonjol, Rizky selalu memakai 2 lapis baju bila keluar rumah. Jika hanya di rumah saja maka dia akan memakai selapis baju dan tidak peduli dengan dadanya lagi karena hanya Adi tetangga sekaligus teman yang dekat dan sering berkunjung ke rumahnya. Bahkan setelah usia Alfik 3 tahun produksi ASI-nya masih lancar dan karena itulah Alfik masih menyusu padanya.

"Baiklah, Kita beli susu bubuk, Tapi papa masih takut kamu akan alergi" Kata Rizky sedih. Alfik mendongak ke atas melihat ekspresi wajah sedih papanya, Seketika rasa bersalah hinggap di hati kecilnya. Namun sebagai anak yang baik dia juga tidak bisa selalu merepotkan papanya.

"Tidak apa-apa papa, Kita beli saja dulu, nanti bila tidak cocok papa kan nanti bisa coba buatkan Alfik kue dali Susu bubuk" Sarannya dengan suara cadel, Rizky tersenyum manis pada bayi dewasanya. Menundukkan kepalanya dan mencium kedua pipi Alfik dengan gemas kemudian melanjutkan penjelajahan mereka.

Usai membeli susu bubuk, Mereka lanjut membeli kebutuhan dapur terutama makanan. Kemudian mereka menuju ke tempat terakhir, Peralatan sekolah. Setibanya Rizky segera menurunkan Alfik dari troli dan menuntunnya ke rak peralatan sekolah mulai dari tas, Buku, pensil, penghapus dan lain-lain.

"Kamu pilih sendiri, nanti biar papa yang bayar" Kata Rizky.

"Papa ada uang?" Tanyanya dengan hati-hati, Jangan sampai papanya tersinggung dengan ucapannya.

Mendengarnya Rizky memasang senyum sayang dan bangga pada bayi gembulnya. Coba saja 'dia' seperti ini kepadanya...

Rizky "Kamu pilih saja, Soal uang kamu tidak perlu khawatir"

Mereka pun memanggil staf dan bertanya-tanya soal harga peralatan sekolah satu-persatu. Selesai dengan semua kebutuhan, Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Rizky pun dengan segera membayar semuanya dan pergi dari Mall tersebut bersamaan dengan datangnya taksi online yang Rizky sudah pesan ketika berada di dalam Mall.

Rizky dan Alfik turun dari taksi bersama supir yang membantunya membawa belanjaan karena kasihan melihat remaja itu harus menggendong Alfik yang tertidur dengan membawa belanjaan di tangannya, Dia menolaknya tapi sang supir tetap memaksanya jadi Rizky hanya pasrah sampai mereka tiba di depan rumah.

"Terima kasih pak, Ayo masuk dulu nanti saya buatkan kopi" Tawarnya dengan ramah. Sang supir tersenyum dengan gelengan kepala lalu pamit kepada Rizky.

Dia segera membuka pintu yang terkunci dan membawa Alfik menuju kamar mereka. Bukannya Rizky tidak membiarkan Alfik tidur sendiri tapi karena Bayinya kadang-kadang masih menyusu sebab itulah dia membiarkan Alfik sekamar dengannya. Padahal di rumah mereka total ada 2 kamar berdampingan yang hanya di batasi tembok tapi Rizky merasa sangat repot bila harus bolak-balik.

Segera setelah Alfik terbaring di ranjang Rizky keluar dan kembali dengan belanjaannya ke dalam rumah.

1 Minggu kemudian...

Hari ini adalah hari paling menyenangkan bagi Bayi karena sebentar lagi dia akan resmi menjadi anak sekolah. Dia bangun dengan bersemangat kemudian berlari dengan handuk kecil ke kamar mandi. Dia melewati Rizky yang terkikik lucu melihat betapa semangatnya bayi gembulnya.

Dia juga sedang berada di dapur untuk membuat makanan. Memasak nasi goreng telur dengan campuran sayuran untuk mereka berdua.

Namun 6 menit kemudian tiba-tiba sebuah tangan kecil melingkar di kakinya, Dia melihat ke bawah dan menemukan bayi gembulnya dengan keadaan telanjang bulat tengah menatapnya penuh minat, lebih tepatnya nasi goreng yang berada di tangan papanya.

"Kenapa belum ganti baju?" Tanyanya, Dia segera meletakkan nasi goreng kembali ke wajan, membungkuk untuk mengangkat putranya ke kamar.

"Al mau makan dulu papa, Al lapal!" Pekiknya tidak terima ketika papanya malah mengangkatnya ke kamar, Dia menatap sedih ke nasi goreng yang semakin menjauh darinya lalu menatap cemberut papanya.

Rizky mencubit bibir bayinya dengan tangannya tidak peduli mulut anaknya bertambah mengerucut.

"Dimana-mana orang itu habis mandi pake baju dulu baru makan, Terus kenapa kamu malah ingin makan dengang telanjang? Bagaimana bila Om Adi kemari" Jelasnya sambil menurunkan putranya ke atas ranjang.

"Kata Om Adi, Kalau laki-laki sama-sama telanjang itu boleh, Kecuali laki-laki dan pelempuan balu tidak boleh, Lagipula di lumah juga tidak pelnah ada tamu pelempuan" Tuturnya.

"..." Sepertinya bayinya sudah pintar untuk di nasehati... Dia menghela nafas lalu menggeleng-gelengkan kepalanya, berjalan menuju lemari guna mencari pakaian untuk bayi pintarnya.

Seminggu yang lalu Rizky sudah mendaftarkan Alfik di sekolahnya. Dan hari ini adalah hari pertama Alfik masuk haruslah ditemani oleh wali murid. Setelah sampai mereka segera masuk ke ruang kepala sekolah.

"Selamat siang pak" Ucapnya kepada kepala sekolah. Kali ini dia dan Alfik duduk berhadapan dengan kepsek di ruangannya.

Kepsek "Selamat siang juga, Ini murid baru yang akan masuk hari ini kan?" Tanyanya menunjukkan Alfik yang duduk di sebelah Rizky.

"Iya pak, Untuk itu saya kemari, Saya juga akan membeli seragam sekolah" Jelasnya ramah disertai senyuman manis. Kepsek itu terpaku lama menatap wajah Rizky namun segera ia menetralkan ekspresinya agar tidak terlihat konyol oleh papa muda di depannya ini.

Kepsek "Oh begitu rupanya... Perkenalkan nama saya Irfansyah Suhardi, Panggil saja Irfan. Kebetulan saya adalah kepala sekolah baru di sini, Nama Anda siapa?" Ucapnya memperkenalkan diri.

"Nama saya Rizky Kurniawan dan ini anak saya Alfik Kurniawan, umurnya baru 3 tahun. Beda setahun usia untuk masuk ke sekolah ini tapi anak saya sangat ingin bersekolah jadi saya mohon untuk bapak agar berbaik hati membiarkan dia masuk sekolah" Jelasnya panjang lebar.

Untuk masuk sekolah PAUD di sini, Batas umur yang ditentukan adalah 4 atau 5 tahun. Sudah jelas bila Alfik sebenarnya belum cukup usia tapi karena dia tetap memaksakan kehendaknya untuk sekolah, Pada Akhirnya Rizky mengalah dan menuruti keinginan Si gembulnya.

"Tidak masalah, Sebenarnya banyak kasus seperti putra anda di sekolah ini, Jadi anda tidak perlu khawatir" Rizky menghela nafas lega.

Percakapan singkat mereka berakhir dengan cepat. Rizky membayar uang administrasi serta membeli seragam kemudian dia segera pamit kepada Kepsek Irfan, Menuju ke kelas baru Alfik. Dia sedikit gugup karena ternyata banyak orang tua di sana. Dan yang lebih membuatnya kikuk adalah dia sendiri seorang pria sedangkan orang tua murid-murid lainnya merupakan perempuan, Termasuk gurunya.