Tepat jam 9, TZ Kafe di buka. 5 menit berselang para pelanggan wanita maupun pria satu-persatu mulai terlihat memasuki kafe. Otomatis Rizky dan teman-temannya mulai sibuk entah di ruang utama kafe, kasir, atau dapur.
Samsul berkata, "Lia, Ice cream Oreo moca 2, sama nasi goreng 2, yang cepat" Ucap salah satu pelayan bernama Samsul kepada Aulia, Koki di kafe. Aulia mengangguk dan mulai menyiapkan permintaan pelanggan yang disebutkan Samsul tadi.
"Adik-adik pesan apa?" Tanya Rizky dengan nada ramah seperti biasa. 3 wanita dan 1 pria berseragam SMA itu sedikit tersipu dan gugup melihat betapa tampannya pelayan ini.
Nyatanya bukan cuma mereka, Tapi hampir sebagian para pelanggan di tempat ini memandang ke arahnya. Tapi dia tidak peduli, Rizky sudah biasa dengan tatapan-tatapan seperti ini.
Karena tidak tahan dengan teman-teman wanitanya, Akhirnya satu-satunya remaja lelaki di meja itu memutuskan untuk menjawab pertanyaan dari Rizky.
"Pesan Mi kuah pedas sama minumannya jus jeruk 1 kak, kalian pesan apaan, Kasian tuh kakak pelayanannya nungguin" Tegurnya kepada ketiga teman wanitanya. Akhirnya dengan malu-malu ketiga wanita itu memesan makanan dan minuman mereka dengan Rizky mencatat satu-persatu pesanan mereka diiringi senyum manis di wajahnya sontak 3 remaja SMA itu bertambah malu.
"Oke, Tunggu 15 menit ya untuk semua pesanannya" Kata Rizky sebelum kemudian meninggalkan meja itu dengan total 4 pesanan menuju dapur.
"Kak Santo, Tolong buatkan Mi ayam pedas 1, Jus jeruk 1, Kue red candy 2, Kopi Taracino 2, sama Nasi goreng ayam pedas 3 ya kak" Rizky menyerahkan kertas pesanan kepada Santo, Koki selain Aulia.
Santo tersenyum lalu mengacak rambut Rizky gemas, Entahlah dari dulu dia memang seperti ini bila bertemu teman kerja mereka yang paling muda ini. Lantas mengambil kertas dari Rizky lalu mulai membuat pesanan.
Di meja no. 6....
"Makasih Des, gue gak nyesel datang ke sini" Ucap penuh antuasias siswi bernama Tri.
"Sumpah, Ganteng banget...!!" Pekik Zahrah kegirangan.
"Bener kan? Gue juga awalnya gak percaya sama omongan kakak gue, Tapi pas sekali kemari gue jadi nyesel gak kemari-kemari dari dulu" Sahut Desri kesal.
Febri sebagai laki-laki satu-satunya di meja itu hanya tersenyum konyol melihat teman-temannya menggila karena kakak pelayan tadi. Kalau boleh jujur, Febri juga ketar-ketir saat pertama kali melihat Rizky tapi sebagai lelaki jelas tingkahnya tidak nampak.
12 menit kemudian...
Santo bergumam, "Riz, Udah selesai semua pesanannya, Kamu minta bantu Firman buat antar pesanannya" Ujarnya.
"Ooh, Oke kak" Jawab Rizky seraya pergi meninggalkan dapur menuju ke ruang utama kafe. Kepalanya berputar sana-sini di sertai liukan tubuhnya mencari keberadaan Firman dan tatapannya berhenti di sebuah meja. Dengan sedikit tergesa ia menghampiri Firman.
"Kak!" Tegurnya menepuk pundak Firman, membuat pria itu menoleh kepadanya dengan wajah penuh tanya. Pelanggan yang ditanyai juga menoleh kearahnya, Namun seketika mata pelanggan tersebut melebar.
"Apa Riz?" Tanya Firman berbisik.
Rizky menjawab berbisik pula, "Itu kak, Tolong bantu Rizky bawa pesanan untuk empat orang di meja no. 6" Jelasnya.
"Ooh, bentar ya Riz, Kakak mau nulis pesanannya mbak ini dulu, kamu antar aja dulu, nanti kakak sisanya" Rizky mengangguk lalu berlari ke dapur tanpa sedikit pun menoleh ke meja tadi.
Seperginya Rizky, Firman menoleh lagi dengan senyum ramahnya kepada wanita yang duduk di meja bersama anaknya.
"Maaf mbak, Tadi pesan apa" Ujarnya mengulang pertanyaannya.
"..."
Ayu diam, Tidak mendengar pertanyaan dari Firman. Matanya terus mengarah ke tempat hilangnya Rizky, Dapur. Bahkan Andre, putranya yang berusia 7 tahun juga bingung melihat mommynya.
"Eee... Mbak? Halo..." Sambil melambai-lambaikan tangannya di depan Ayu. Barulah setelah itu Ayu tersadar dan segera tersenyum tipis kepada Firman.
Dengan mimik wajah bingung, Sang anak bertanya, "Mommy kenapa?" Heran bocah itu.
"Gak papa kok, Ah iya mas saya pesan Oreo cake vanila cheese 2, Minumnya Jus Apel 2, Udah itu aja" Kata Ayu mengalihkan pembicaraan agar anaknya tidak curiga.
Firman mengangguk sambil menulis pesanan, Lantas pamit ke dapur menyusul Rizky. Dengan cepat menyerahkan catatan pesanan lalu membantu Rizky membawa pesanan ke meja no. 6.
"Ini pesanannya adik-adik, Silahkan dinikmati, kalau butuh sesuatu silahkan panggil kami" Ujar Rizky saat meletakkan makanan dan minuman di meja.
"Loh bang Firman?" Terka Febri saat melihat Firman datang di belakang Rizky. Firman juga menoleh ke arah suara, Kemudian wajahnya langsung dipenuhi dengan senyum lebar.
"Febri toh, Bagaimana kabar Om dan Tante?" Tanya Firman.
"Sehat-sehat bang, Tuh mama nyariin katanya suruh main ke rumah, Aku baru tau Abang kerja di sini" Jawabnya.
Desri, Tri, dan Zahrah saling pandang mata melihat teman mereka akrab dengan pelayan kafe. Tapi saat mata mereka bertabrakan dengan mata Rizky, seketika mereka menundukkan kepala dengan malu-malu. Rizky tersenyum geli melihat 3 remaja-remaja itu.
Sementara itu di meja lain Ayu tidak terlalu fokus dengan makanannya, Sesekali akan melirik ke arah 2 pelayan dan 4 remaja yang berjarak 3 meja darinya. Sama dengan Andre, Anak ini makan sambil menatap heran mommynya dan kumpulan orang yang ditatap sang mommy secara bergantian.
Andre kembali menegur Mommynya, "Mom... Mommy!!" Panggilnya setengah berteriak hingga Ayu tersentak dan menoleh menatap wajah tampan putranya.
"I..iya kenapa sayang?" Ayu tergagap kala melihat putranya memicingkan mata menatapnya penuh curiga.
"Mommy lihatin apaan sih? Kok dari tadi nengok kesana terus"
"Eng...enggak kok! Dari tadi mommy makan gak nengok kesana" Ucapnya mengelak.
Andre kecil mencibir lantas menunjuk ke arah piring mommynya dengan sendok di tangannya. Kening Ayu berkerut lalu mengikuti arah yang ditunjuk putranya, Seketika wanita berusia 34 tahun itu terkekeh kecil saat menyadari piringnya masih berisi kue utuh yang hanya sekali dicicipinya.
"Sudah, tidak usah dipikirkan, Ayo makan itu punya kamu juga masih banyak" Ucapnya tak mau kalah dengan anaknya. Andre mendengus, Memang kuenya belum habis tapi setidaknya dia tidak berbohong, seperti mommynya.
Diam-diam Rizky merasakan bahwa seseorang meliriknya. Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, Namun yang ditemuinya hanya tatapan penuh kagum dan cinta dari sebagian pengunjung. Rizky menggelengkan kepalanya kemudian berpamitan kepada 4 remaja itu dan pergi ke salah satu meja untuk melayani pelanggan.
Setelah memastikan Rizky tidak curiga, Ayu melirik lagi ke arahnya. Mengingat kejadian 4 tahun lalu dimana Adiknya bercerai dengan suaminya karena Adiknya berselingkuh. Pelayan ini sangat mirip dengan mantan suami Adiknya. Awalnya dia ingin menyapa Rizky namun segera ia mengurungkan niat kala mengingat bahwa mungkin saja pria tampan ini memang mirip dengan mantan suami Adiknya.
"Apa itu memang dia? Mungkinkah..." Batin Ayu bertanya.