Selepas membeli karcis masuk, Rizky mengucapkan terima kasih lalu berjalan masuk ke tempat penitipan anak dengan menggendong Alfik.
Begitu tiba, Dia segera menurunkan Alfik ke lantai bersamaan dengan munculnya seorang pengasuh anak bername tag 'Adiputra Sriyanto' dengan senyuman ramahnya menghampiri papa dan anak itu. Alfik juga sangat gembira kala melihat Adi.
"Om Adi!!" Serunya dengan suara menggemaskan, melompat-lompat kegirangan di lantai. Rizky tersenyum kikuk kepada Adi, sedikit malu melihat tingkah anaknya. Adi membalas senyum dan mengacak-acak surai coklat Alfik dengan gemas.
"Sampai jam berapa Riz?" Tanya Adi seperti biasa bila seseorang menitipkan anak entah kepadanya atau orang lain.
Rizky menjawab, "Jam 3 Kak, Nanti aku yang jemput, kak Adi tidak perlu mengantarnya pulang nanti" Ucapnya.
"Kamu kayak ngomong sama siapa Riz, Rumah kita kan dekat, jadi wajarlah kalau kakak mengantar Alfik pulang" Jawabnya, Tidak lupa senyuman ramahnya ia sunggingkan kepada young daddy tampan di depannya.
Karena uang Rizky habis untuk membeli rumah, Dia terpaksa bekerja dalam keadaan hamil di kafe tempatnya bekerja sekarang. Juga karena tinggal sendiri, Adi yang merupakan tetangga samping rumah lah yang biasa membantunya di rumah bila Rizky muntah-muntah atau mengidam, Adi lah yang selalu di sampingnya.
Awalnya Adi tidak percaya bahwa Rizky yang seorang lelaki bisa hamil, Namun seiring berjalannya waktu mau tidak mau Adi harus percaya ketika melihat perut Rizky yang membesar kian hari.
Selain Adi tidak ada yang tau bahwa Rizky sendirilah yang melahirkan Alfik. Yang mereka tau adalah Alfik merupakan anak dari mantan istri Rizky.
Rizky nyengir, "Hehe... Iya Kak, Kalau begitu saya pamit kak, Alfik kamu jangan bandel dengan Om Adi, oke?"
"Oke Pa, Papa juga jangan lama-lama ya..." Dengan sedikit tidak ikhlas bila papanya akan segera pergi bekerja.
"Hmm!" Guman Rizky mengusak surai anaknya lalu berlari dengan lambaian tangan yang ditujukannya untuk Alfik, Tapi Adi juga membalas lambaian tangannya bersama Alfik.
Setelah meninggalkan taman, Rizky lanjut memesan taksi online serta memberitahu alamat tempat kerjanya. Selama perjalanan dia terus memikirkan masalah tentang Alfik dan sekolah nanti. 1 Minggu lagi Alfik akan resmi masuk sekolah PAUD (PENDIDIKAN ANAK USIA DINI).
Tentu saja Rizky sudah menabung uang dari jauh-jauh hari untuk biaya membeli seragam, buku tulis, dan kebutuhan sekolah lainnya untuk Bayi. Meskipun tidak banyak tapi Rizky yakin bila ia membeli barang yang lebih murah uang tabungannya pasti akan cukup membeli kebutuhan bayi gembulnya nanti.
Melirik ke tangannya, pukul 08.23 adalah hasil yang ditunjukkan oleh jam di tangannya. Rizky menghela nafas lega, untung saja dia tidak terlambat dan masih memiliki sekitar 27 atau 26 menit waktu bebas. Dari Taman sampai ke tempat kerjanya hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit waktu berkendara dan 40 menit untuk berjalan kaki.
Kafe ZT tempat Rizky bekerja terletak di bagian selatan kota N. Kota N sendiri terbagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama berada di sebelah Utara dan diberi nama N Timur atau N induk karena merupakan kota yang di usul untuk dipisahkan karena kepadatan penduduknya.
Bagian ke dua bernama Kota N Selatan, Ketiga adalah Kota N Barat, dan Bagian terakhir di beri nama Kota N Utara. Bisa dikatakan bahwa nama Kota-kota disini di ambil berdasarkan arah mata angin. letaknya juga memudahkan para turis atau orang-orang baru akan mudah menemukan 4 kota ini.
Rizky dan anaknya tinggal di Kota N Induk. Setelah resmi berpisah dia menggunakan seluruh tabungannya untuk pergi ke kota ini yang merupakan Kota kelahirannya berdasarkan informasi yang Dia dapatkan dari Bibi Fatma, pemilik panti asuhan tempatnya dibesarkan.
Namanya sendiri di berikan bibi Fatma karena tetangga yang memberikannya ke panti asuhan dahulu sudah mendengar wasiat berupa namanya dari sang Ibu kandung sebelum meninggal.
Dia juga mendengar bahwa sebenarnya nama ini di berikan oleh ayahnya. Namun sayang sebelum kelahirannya, Ayahnya meninggal lebih dulu menyisakan Ibunya yang hamil Rizky 9 bulan. Tapi Tuhan berkehendak lain, Ibunya mengalami pendarahan hebat setelah Rizky lahir dan turut menyusul sang suami di surga.
Untung saat itu ada tetangga yang mengantarkannya ke rumah sakit, Di akhir hayatnya dia berpesan untuk memberikan Rizky kepada Bibi Fatma yang kala itu tinggal di Kota X, Seorang Janda pemilik panti asuhan.
Setelah proses penguburan jenazah ibunya, Tetangga baik tersebut mengantarkan Rizky yang masih bayi ke Kota X untuk menjalankan amanah terakhir dari Ibu Rizky. Sebenarnya ia bisa saja merawat dan membesarkan Rizky sendiri sebagai anak angkat namun mengingat ucapan terakhir Ibu Rizky membuatnya mengurungkan niatnya.
"Dek, Berhenti di mana?, Saya takutnya salah nanti dek" Tanya supir sedikit gugup membuat buyar lamunan Rizky.
"Oh iya pak, Berhenti di depan Kafe yang ada tulisan 'KAFE TZ' itu pak" Jelasnya seraya menunjuk ke sebelah kiri jalan, Lebih tepatnya ke tempat tujuannya, Kafe TZ.
Setelah turun dan membayar supir taksi serta tidak lupa ucapan terima kasih, Rizky langsung berlari masuk ke dalam yang kebetulan teman-teman kerjanya sudah mulai bersiap-siap membuka toko.
"Lambat lagi ya Riz..." Ucap Firman terhenti kepada Rizky karena yang dimaksud sudah lari menghilang di balik pintu menuju ke loker tempat ganti baju. Teman-temannya hanya geleng-geleng kepala melihat Rizky.
Mereka juga tau bila Rizky adalah Papa Muda dengan satu anak. Sebagian besar pengunjung disini adalah remaja perempuan, Dan Rizky adalah alasan mereka sering-sering ke kafe ini.
Dia memiliki ketampanan yang memikat mata dengan alis tebal yang berjejer rapi di dahi indahnya, mata sipitnya berwarna coklat terang dengan sentuhan keemasan di tengah-tengah, hidungnya bangir, bibir berdaging yang kenyal untuk di emut serta wajah tirus.
Rizky memiliki tinggi 182 cm, tubuhnya tegap dengan 2 pack roti sobek di dadanya. Semuanya adalah anugrah terindah bagi pelanggan wanita untuk menatapnya lama-lama.
Di Kafe menerapkan konsep semacam kenaikan gaji sebesar 300 ribu bila dalam setengah tahun pelayan bisa menarik perhatian dari pelanggan dan menjadi favorit pelanggan. Rizky adalah salah satu contoh.
Saat awal bekerja gaji yang diterimanya sebesar 1.100 perbulannya. Kemudian saat perutnya mulai memasuki usia 6 bulan dia berhenti kerja selama hampir 2 tahun. Sesudah Alfik lahir dan berusia 1 tahun 3 bulan barulah Rizky berani menitipkannya ke Adi di tempat penitipan anak.
Untunglah manajer masih bersedia menerima Rizky kembali di TZ Kafe Sebagai rasa terima kasihnya, Dia meminta agar gajinya di kurangi tapi manajernya tidak menerima permintaannya karena menurutnya kejadian Rizky berhenti 1 tahun yang lalu bukan karena kehendaknya melainkan kemauan Rizky sendiri.