4 Tahun Kemudian...
"Alfik! Jangan bermain air lama-lama nanti kamu sakit!!" Teriak seorang pria dari dapur dengan celemek bergambar bunga melingkar di pinggangnya yang ramping. Sangat jelas menunjukkan bahwa ia sedang memasak atau mungkin sudah selesai dengan pekerjaannya.
Bocah yang dimarahi segera mengerti. Dengan paksa ia mengeluarkan tubuh gembulnya dari bak mandi, Mengambil handuk kecil dan berlari menuju ke tempat suara teriakan tadi berasal.
Setelah menemukan si peneriak yang berkacak pinggang melihat kehadirannya, Bocah gembul berambut pirang itu cekikikan dan memberikan handuknya kepada pria berusia 23 tahun di depannya.
Melihat tawa menggemaskan anaknya, Rizky meredahkan amarahnya berganti dengan senyuman teduhnya. Diangkatnya anaknya beserta handuknya dan membawanya ke dalam kamar.
Sesekali mencium perut si kecil hingga membuat batita itu tertawa memperlihatkan gigi-gigi kecilnya.
Setibanya ia segera mendudukkan anaknya di atas ranjang tempat tidur. Kemudian berbalik dan mencari baju serta peralatan bayi lainnya di dalam lemari sambil mengomel kepada bayi gembulnya.
"Kamu itu, Papa sudah bilang jangan main-main air, Nanti kalau kamu sakit papa juga yang sibuk" Gerutunya. Lalu berbalik menuju ke tempat si batita dengan pakaian serta benda-benda bayi lainnya di tangannya.
"Bialkan! Bial papa seling-seling di lumah dalipada bekelja!" Teriaknya dengan marah, Di balikkannya tubuhnya memunggungi papanya yang cerewet. Punggung dan pantat bulatnya terlihat jelas di mata sang Papa.
Diam-diam dia terkikik geli melihat tingkah bayinya yang merajuk. Diletakkannya barang-barang di tangannya ke sisi ranjang lalu berjalan dengan lututnya dan meraih tubuh telanjang bulat Alfik ke pangkuannya dengan wajah berhadap-hadapan.
Bayi itu sebenarnya sangat gembira saat ini, Namun entah menurut siapa sifatnya yang memiliki ego tinggi sehingga kini wajahnya tetap cemberut.
"Maafkan papa sayang, Nanti papa akan izin kerja untuk menemani kamu bermain, Oke?" Bujuknya kepada sang bayi.
Layaknya es krim yang meleleh terkena sinar matahari, wajah cemberut Bayi gembul itu langsung hilang dan memeluk leher papa cerewet kesayangannya erat-erat.
"Jangan pa, Maafkan Alfik, papa tidak pellu minta izin nanti papa tidak punya uang telus kita tidak bisa makan" Ucap bocah itu.
Rizky membalas pelukan hangat anaknya, berusaha menahan air matanya yang hendak jatuh. Bayi yang dikandungnya selama 9 bulan 31 hari ini kini telah dewasa sebelum waktunya dan sangat peduli serta perhatian kepadanya.
Penderitaannya selama ini tidak membuatnya berpikir untuk menggugurkan kandungannya. Meski saat lahir Muhammad Alfik Kurniawan hanya berbobot ringan tapi Rizky sangat bersyukur bahwa bayinya lahir sempurna.
Saat ini mereka tinggal di sebuah rumah kecil sederhana yang di beli Rizky 4 tahun yang lalu saat ia resmi bercerai dengan yang uang tabungannya sebesar 10 juta, sangat murah bagi orang biasa namun bagi Rizky serasa seperti melepas sebelah paru-parunya. Itu adalah uang yang ditabung dan dikumpulkannya selama ini namun langsung lenyap dari tangan hanya demi rumah kecil ini.
9 bulan setelahnya bagai mendapat donor Jantung bagi Rizky saat Alfik hadir di hidupnya. Berjanji pada dirinya sendiri untuk berusaha keras membesarkan putra satu-satunya.
Ia sekarang bekerja sebagai pelayan di tempat bernama ZT cafe. Entah mengapa nama aneh itu diberikan kepada tempat seperti kafe tempatnya bekerja itu, pikir Rizky.
Gaji 2 juta 300 perbulan bagi pria dengan satu anak tukang makan seperti Alfik membuat Rizky sedikit tertekan. Tagihan listrik dan lain-lainnya, Kini ia hanya bisa menyalakan nasibnya yang miskin sehingga anaknya sangat jarang bisa makan enak.
"Papa? Kenapa melamun? Jangan malah sama Alfik pa, Alfik janji tidak akan main-main ail lagi" Kata Alfik dengan takut. Dieratkannya pelukannya kepada papanya.
Rizky tertegun sebentar sebelum tertawa lepas, Degelitikinya Putranya hingga si bayi tertawa geli dan meronta-ronta agar dilepaskan oleh papanya. Tapi Rizky tidak peduli dengan tawa yang disertai rengekan bayinya.
"Siapa bilang papa marah? Oke kamu salah karena tidak mendengar ucapan papa, Tapi papa tidak marah, Mana bisa papa marah dengan bayi gembul sepertimu?" Jawabnya penuh godaan.
Pekerjaan menggelitiki putranya juga sudah berhenti yang membuat bayi bernafas lega. Alfik melirik papanya penuh cinta dengan malu-malu karena di puji.
Dia memang baru berusia 3 tahun tapi bayi ini sangat perhatian dan berpikiran dewasa untuk bocah seusianya. Bahkan dia tau kapan papanya akan gajian. Jadi selama menunggu gajian papanya Alfik tidak akan berani meminta sesuatu yang mahal kepada papanya karena dia tau bahwa menyebutkannya akan membuat beban pikiran papanya bertambah.
"Papa, bulan depan Alfik mau masuk PAUD jadi Alfik akan mulai belajal dali sekalang" Ungkapnya saat Rizky sibuk memakaikan pakaian untuknya.
Rizky membalasnya dengan senyum hangat serta bangga.
"Iya... Nanti papa akan usahakan untuk mengajari kamu di rumah" balasnya sambil melirik jam di tangannya.
"Kita ke taman yuk, Hari ini papa akan bekerja" Jelasnya. Wajah bayinya langsung cemberut lagi mendengar kata papanya.
"Iya pa" Jawab bayi lesu.
Rizky terkikik "Jangan sedih begitu, nanti papa akan belikan kue coklat vanila di tempat kerja papa, Mau?" Bujuknya kepada si bayi gembul.
Mendengarnya ekspresi wajah Alfik berangsur-angsur pulih menjadi bahagia ketika papanya menyebutkan kue favoritnya, Kue coklat vanila.
Selesai berpakaian, Keduanya menuju ke dapur untuk menyiapkan bekal Alfik.
Kemudian keduanya berjalan beriringan menuju taman yang kebetulan tidak jauh dari rumah dan sangat beruntung bahwa taman itu berdampingan dengan sekolah PAUD di sebelah kirinya dan Sekolah TK di arah sebaliknya.
Karena hari Minggu, Banyak orang tua yang datang ke taman bermain hari ini. Taman yang di bangun tahun 2017 ini adalah taman yang memiliki luas hampir 2 hektar. Dimana semua alat bermain dirancang khusus untuk kenyamanan anak-anak.
Adapun orang tua yang menunggu tidak perlu khawatir untuk merasa lapar karena di sebelah timur taman sudah tersedia penjual makanan mulai dari yang ringan ataupun yang berat.
Begitu Rizky dan Alfik tiba, Sebuah pintu masuk bertuliskan "Selamat Datang Di Taman Bermain T" langsung terpampang jelas di depan mereka, Serta seorang pria berusia 30 tahunan nampak bersandar di pagar dengan kotak berisi karcis masuk sebesar dua jari di tangannya.
Rizky segera menyapa, "Selamat Pagi kak Ini Ilham" Sapanya kepada Ilham yang tak lain merupakan si penjual karcis masuk.
"Selamat Pagi juga Riz, Karcis yang seperti biasa ya?" Ucapnya dengan senyum hangat, Tidak lupa melirik wajah tampan Rizky serta bayi gembul di tangan kirinya.
Ilham Saputra, pria 31 tahun ini sudah akrab dengan pengunjung disini termasuk Rizky yang sudah 2 tahun ini menjadi pelanggan tetap. Karena selain berfungsi sebagai taman bermain, Di Taman ini juga menyediakan fasilitas berupa tempat penitipan anak yang terletak di sebelah selatan taman.