Chereads / Aku Cerai Setelah Hamil Anaknya (BL) / Chapter 2 - 2. Resmi Bercerai

Chapter 2 - 2. Resmi Bercerai

Matahari menunjukkan sinarnya menembus kaca jendela kamar, hingga membuat Rizky terbangun dengan malas. Melirik jam di dinding, pukul 6 pagi pikirnya.

Dengan cepat Rizky menyibak selimutnya lalu berlari ke kamar mandi. Cairan bening lagi, Rizky menghela nafas berat. Sudah lebih dari 5 hari ia terus-menerus muntah di pagi hari. Kadang Rizky sering tidak makan hingga tubuhnya kian hari kian menurun.

Setelah selesai dengan morning sick, Dia bergegas untuk mandi pagi. Kemudian turun ke ruang tamu, Tapi tanda-tanda kehadiran Suami tercinta belum juga terlihat. Barulah setelah itu Rizky mengingat kejadian kemarin Dimana dia dan Zandri bertengkar.

Kini Rizky duduk di sofa, Menunggu-nunggu dengan cemas. Ia juga ingat kemarin bahwa Zandri akan mengirimkannya surat cerai yang membuat Rizky sangat takut dan sedih.

"Kakek, Maafkan saya karena tidak bisa menjaga amanat dari kakek" Lirihnya di tengah ruang tamu yang sunyi.

Ding Dong...

Lamunannya buyar setelah bel rumah berbunyi. Rizky bangkit dan berjalan mendekat ke pintu,

"Iya sebentar..." Jawabnya.

Di bukanya pintu tersebut. Dalam hati ia berharap bahwa itu adalah Zandri yang penuh dengan senyum hangat datang dan meminta maaf kepadanya. Rizky sedikit tersenyum ketika wajah Zandri terlihat saat ia membuka setengah dari pintu, namun setelah melewati setengah senyumannya memudar kala melihat wajah seorang wanita cantik dengan pakaian ketat selutut tengah menggandeng tangan Zandri dengan manja, dan ditangannya terdapat sebuah amplop coklat tua.

Zandri hanya melirik Rizky dengan malas lalu melingkarkan tangannya di pinggang ramping Putri dan berjalan masuk ke dalam rumah. Rizky menghela nafas panjang kemudian mengikuti keduanya ke ruang tamu setelah menutup pintu.

"Mas rumah kita bagus ya, Aku mau kita cepat-cepat nikah terus aku bisa tinggal di sini" Kata Putri dengan semangat, Sengaja memanasi Rizky.

"Iya sayang, sudah cukup aku sabar buat nunggu kamu, Gak lama lagi kita bakalan resmi menjadi suami istri, Bukan suami-suami" Ucapnya menyindir. Rizky hanya menundukkan kepalanya di hadapan keduanya, Ingin rasanya ia mencabik-cabik wajah kedua manusia yang telah membuatnya menderita selama 3 tahun ini.

Dengan sombong Putri melirik kearah Rizky, Lalu tersenyum mengejek seraya melempar amplop coklat tua di tangannya ke meja.

"Baca, Kamu tinggal tanda tangan, aku tidak main-main dengan perkataanku" Zandri berkata dengan nada ketus

Rizky hanya diam sambil menatap benda di atas meja. Dengan pelan diulurkan tangannya untuk meraih amplop itu kemudian membukanya dan menemukan sebuah kertas berwarna putih dengan tulisan yang menyakitkan hatinya.

Surat cerai, Itulah yang Rizky lihat untuk pertama kali.

"Kenapa Mas?" Tanyanya dengan lirih tanpa menatap wajah Zandri. Berharap semoga ini adalah sebuah mimpi yang akan hilang saat Rizky mengedipkan matanya, Sayangnya bukan.

"Saya sudah muak dengan pernikahan ini jadi mari kita berpisah, Kamu tinggal tanda tangan surat cerai itu dan Saya yang akan membayar talaknya, Setelah itu kita tidak memiliki hubungan apapun lagi di masa depan" Jawab sang suami tanpa beban.

Putri menimpali, "Itu benar, Sudah cukup kamu menjadi duri dalam hubungan kami, Aku dan Mas Zandri sudah cukup sabar selama 3 tahun ini" Dengan tatapan merendahkan kepada Rizky.

"Lalu bagaimana dengan anak kita? Apakah kamu tidak ingin bertanggung jawab?" Tanya Rizky.

Keduanya saling lirik kemudian tertawa terbahak-bahak berpikir betapa bodohnya Rizky.

"Saya sudah bilang bahwa itu bukan anak saya, Saya juga tau bahwa malam itu saya tidur dengan Putri dan bukan dengan kamu, Dasar pembohong!" Caci pria berusia 25 tahun tersebut.

"Mbak! Kenapa kamu berbohong kepada Mas Zandri? Kamu juga ingat dengan jelas bahwa waktu itu akulah yang mengantarkannya ke dalam kamarnya sementara kamu memilih pergi untuk bersenang-senang dengan pria lain!" Ucap Rizky marah.

PLAK!

Rizky memegang pipinya dengan wajah cemberut serta air mata yang berusah ditahannya sejak tadi. Bekas pukulan kemarin masih tercetak jelas di pipi kanannya, Kini cap tangan baru kembali bersarang di pipi kirinya dari pelaku yang sama, Zandri.

"Apa maksudmu hah?! Kamu yang jalang, Kamu yang kotor, Kenapa menuduh putri seperti itu?! Saya sudah habis kesabaran denganmu, Sekarang cepat tanda tangani surat ini dan angkat kaki dari rumah saya!!!" Bentak Zandri.

Wanita itu menangis, "Hiks...itu fitnah mas...Hiks..." Putri mengeluarkan air matanya, Semakin Zandri melihatnya semakin muak dia dengan Rizky. Ditariknya tubuh Putri ke dalam depakapannya dan menatap benci ke Rizky.

"O...oke! Ennnn...Hiks... Saya akan tanda tangani surat ini, Tapi saya akan mengajukan syarat sebelum itu" Tangisan kecil Rizky begitu menyakitkan hati Zandri entah kenapa. Tapi rasa bencinya lebih besar saat ini.

"Tidak usah basa-basi, Sebutkan saja dan saya akan turuti, tapi tidak dengan harta gono-gini karena sampai mati pun kamu tidak pantas memakan harta dari keluargaku!" Kata Zandri tegas.

"Kamu pikir saya tertarik dengan uang milikmu? Kalau memang saya tertarik sudah lama saya melakukan cara licik untuk mendapatkannya" Dia tidak pernah menyangka sang suami akan berpikiran seperti itu padanya.

"Cepat sebutkan syaratmu! Jangan membuat saya dan Mas Zandri lama-lama untuk melihat wajahmu!" Desak Putri.

Rizky berkata, "Karena kamu tidak mengakui ini sebagai anakmu serta menyuruhku untuk menggugurkanya... Setelah kita berpisah mari tidak mengenal satu sama lain, Bila suatu hari nanti kamu bertemu dengan seorang anak yang mirip denganmu maka jangan hiraukan kehadirannya, anggaplah bahwa anak ini mati setelah perpisahan kita!" tegasnya.

"Oke! Memang itu yang saya dan putri inginkan, Jangan harap saya akan mencarimu, Najis! Jangan ancam saya dengan bayi haram yang tidak jelas asal-usulnya itu" jawab Zandri sembari berdengus jijik.

"Saya pegang ucapan kamu Mas"

Menahan amarahnya, Rizky berlari ke kamarnya dan kembali dengan pulpen beserta tas berisi pakaian miliknya. Semalaman Rizky memikirkan ucapan Zandri, Lalu dengan tangis sedih melipat baju-baju miliknya.

Setibanya di meja, Tanpa duduk Rizky lalu membungkuk menandatangani surat cerai itu. Sejak tadi keduanya terdiam sampai Rizky selesai dengan surat itu dan menatap Zandri.

"Hiks... Aku mencintaimu mas, Kita sekarang resmi berpisah, kuharap kamu tidak akan mencariku dan anak ini kelak nanti, Aku pergi" ucapnya lalu berjalan meninggalkan ruang tamu dan keluar lewat pintu menyisakan Zandri dan Putri.

Zandri tercengang, Entah mengapa hatinya berdebar kencang saat mendengar ungkapan Rizky untuknya. sedangkan Putri menatap marah dan jijik ke Rizky.

"Dasar gigolo! Sudah berpisah saja masih menyatakan perasaannya serta mengaku-ngaku punya anak darimu" Ucapnya seraya menolehkan kepalanya melihat Zandri. Betapa terkejutnya Putri mendapati pacarnya dengan air mata mengalir dari kedua matanya.

Putri berseru"Mas, Kenapa kamu menangis? Apa kamu cinta sama gigolo itu?!"

Dengan cepat Zandri membantah, "Tentu saja tidak! Aku bahagia karena kita bisa bersama tanpa harus sembunyi-sembunyi lagi!" Jawabnya dengan antusias lalu mencium kening Putri dengan mesra.