Sepanjang malam aku terbesit bila akhirnya aku menyerah dengan segampang itu pastinya anakku tidak akan mendapatkan kasih sayang dari ayahnya. Dan aku meminta saran serta cara terbaiknya saat ini kepada kak Tuti. Ia memintaku untuk kembali menemui mas Abrar dengan harapan aku tidak lagi diabaikan seperti saat itu. Keputusanku sudah tetap untuk mempertahankan rumah tanggaku kembali.
" Assalamu'alaikum." salamku
" wa'alaikumussalam." balas Bi fatimah dengan senyum sumringahnya membukakan pintu.
" Alhamdulillah Rembulan." tambahnya dengan tatapan bahagianya ia memelukku.
" bibi senang kamu kembali lan, sepi rasanya dirumah ini tidak ada kamu." imbuhnya lagi.
" ah, bibi bisa aja. kan ada Maya." balasku dengan tidak percaya apa yang dia katakan.
Bibi Fatimah menggeleng dengan wajah yang sendu. Ia menarikku untuk masuk dan membawa satu tas yang berisikan pakaian dan peralatan skincareku.