Hidup mungkin berbeda dengan milik yang lain. Definisi bahagia menurutmu bisa saja jauh berbeda dengan mereka. Hidup itu sebuah paradoks...tahu tidak?tak ada hal indah,semuanya miris. Bahkan angin yang berkelana mengitari dunia tau jawabannya. Terlalu tinggi,jauh hingga tak mampu tuk digapai. Yah.. Everything has writing down by our god..
"Max, apa sekarang Max akan pergi?" tanya Miky menatap adik kembarnya yang telah rapih dengan setelan khas bangsawan kecil. Pastinya berwarna hitam..
"Oh? Iya kak,Dad memintaku untuk menghadiri perlombaan memanah di utara kota, aku harus dan akan memenangkannya" ucap Max.
Miky memandang adiknya dengan sedih,itu artinya i akan ditinggal sendirian. Ya, miky tak suka sendirian.
"Tak perlu sedih kak,aku akan segera kembali .. Ok.." Max berlutut di bawah Miky yang duduk terkunci di kursi rodanya.
"Eung...max.. Miky mau minta sesuatu,tapi Max jangan marah ya.." ucap Miky lirih.
"Katakan kak, apa kau ingin sesuatu dari kota utara?"
"Tidak..mmm..tapi..max, biarkan Miky main di dekat kolam belakang ya..Miky mau kasih makan ikan di sana..." pinta Miky.
Max terdiam sejenak,lali ia menoleh kearah jendela,memastikan sesuatu.
"Tapi kak--"
"Max.. Kan Max mau pergi,nanti Miky gak ada temen kalo Max pergi,jadi biar Miky ditemenin ikan koi aja, ikannya baik sama Miky kok Max..yayaya" pinta Miky dengan wajah penuh permohonan.
"Astaga kak.." Max dengan gemas membingkai pipi gembul kakak kembarnya lalu menciumnya gemas...ingat,mereka baru lima tahun.oke..
"Oke.. Boleh kak,tapi kau harus memakai sesuatu" ucap Max ambigu.
"Hngg?apa ?"
"Di sana sepertinya tak terlalu panas memang,tapi aku takut jika matahari tiba tiba muncul dan menyengatmu kak.." ucap Max.
Ya..sudah kukatakan,Miky itu terlahir sebagai albino,dan ia salah satu yang terlangka.tubuhnya akan memerah saat ia terpapar matahari dalam jumlah yang melebihi batas harinya.
"Tapi itu kan gak panas Max, lagipula nanti Miky pake payung kayak waktu sore kemaren kok"
"Kakak mau keluar tidak?jika tidak mau pakai ya sudah..kakak dikamar saja" saat Max hendak melangkahkan kakinya sebelum Miky menghentikannya dengan suara lirihnya.
"Max..." lirih Miky.
Max menoleh pada kakak kembarnya,lalu kembali dan berjalan mendekati Miky di kursi rodanya.
"Oke..miky mau pake itu... Tapi janji Max jangan marah.. Kalau max marah miky tak punya teman lagi" ucap Miky lirih.
Ya sedari kecil hanya Max yang selalu miky temui, tak ada teman lain,hanya Max satu satunya.. kembaran,adik sekaligus temanya.
"Nah..bagus kak.." Max tersenyum puas dan mencium pipi kiri Miky.
Max berjalan menuju lemari mereka di sudut kamar, ia mencari sesuatu,sedangkan Miky hanya bisa diam di kursi rodanya. Hei kuinginkan sekali lagi, Miky tak lumpuh, hanya saja mereka yang terlalu over.
"Nah kau pakai ini ya kak, supaya matahari nakal itu tak menyakitimu.." ya faktanya Miky memang tak terlalu bisa berada di bawah paparan sinar matahari.
"Iya Max" hanya itu, hanya menurut yang bisa miky lakukan.
"Kakak yang manis.." lalu kemudian Max memakaikan sebuah perlengkapan khusus yang aneh.
Sebuah bola transparan yang lebih besar dari tubuh Miky. Bola itu tentu membatasi ruang gerak Miky.
Ini seperti sebuah penemuan yang canggih dan ya.. Gila.
Bola itu berbahan ringan namum kuat, dengan sensor dan sistem yang dimodifikasi sehingga memungkinkan untuk mengontrol bola itu dari jauh dengan menampilkan hologram dari si pengontrol.
Di dalam bola itu terdapat sebuah kursi fleksibel yang mampu membuat si pengguna duduk normal, berdiri ataupun berbaring. Hanya saja jika pengguna atau pasien berada di dalam bola itu mala mustahil untuk bebas melakukan pergerakan yang ia inginkan, karena di kursi otomatis itu terdapat alat pelindung yang sudah satu paket dengan bola transparant itu.
Seperti strap di hampir bagian bawah yang tentunya mampu membuat si pengguna tak mampu berjalan atau berdiri sesuai keinginannya. Selain itu akses masuk ke dalam bola itu juga memakai sensor sidik jari dari si pengontrol sehingga semakin meminimalisir aksi aksi yang tak diinginkan seperti kabur, jatuh atau hilang dibawa penculik? Haha pikirkanlah sendiri..
Tapi tenang.. Bola ini sangat aman dan nyaman bagi penggunanya, di lengkapi dengan musik otomatis yang indah untuk didengar, pengaturan suhu yang dapat menyesuaikan pada penggunanya dan pastinya oksigen yang sangat bersih, selain itu bola ini mampu bergerak dalam artian berjalan di lantai ataupun melayang karena dilengkapi dengan balik baling portabel.
"Max.. " Miky sedikit merajuk saat kembarannya dibantu oleh salah seorang kepala pelayan disana memakaikan Miky alat alat yang ia perlukan untuk berada di dalam bola transparan itu.
"Tenang kak.. Ini akan mengasyikan ... Kau akan merasa nyaman dan aman di dalam bola ini.."
Akhirnya kinI Miky sudah berada di dalam bolanya, jika kalian tanya apakah itu aneh? Maka jawabnya tidak, segala yang tabu ataupun aneh akan menjadi sangat indah dan menarik jika itu tentang Miky.
Rasanya seperti melihat boneka di dalam bola kaca, indah.. Rapuh dan yang pasti tak tersentuh.
Miky sudah berada di dalam bolanya dengan posisi duduk normal. Jika boleh jujur bola itu memang sangat nyaman bagi Miky. Tapi dilain sisi Miky enggan selalu seperti ini.
"Oke kak.. " lali setelahnya Max menempelkan sidik jarinya untuk mengunci bola itu.
Dan ya.. Kini Miky atau siapapun selain Max tak akan bisa membuka bola itu, karena memang hanya dengan sidik jari Max bola itu akan terbuka.
"Apakah sudah nyaman kak?" tanya Max pada Miky.
Miky hanya mengangguk kecil, setidaknya matanya bisa sedikit melihat pemandangan di luar sana, walau ia tak akan bisa menyentuh atau merasakan secara langsung bagaimana rasanya sebuah udara segar.
Haha lucu memang, dan ya.. Gila .
"Oke kak.. Aku akan berangkat sekarang, kau tenang saja, bola ini akan membawamu menemui ikan ikan di sana, hmm.. Aku yang mengontrolnya jadi kau tak perlu khawatir..." ucap Max panjang lebar dengan senyuman tampannya.
Ya .. Perlu digaris bawahi, Max itu adalah tipikal orang yang tak suka bicara panjang lebar apalagi tulus dengan senyuman .. Tapi ini berbeda, karena kakaknya.. Miky , adalah yang paling istimewa bagi Max.
"Iya Max.." ucap Miky.
"Bagus.."
"Gidion, kau awasi kakakku dari jauh, ingat jangan menyentuhnya, aku tak suka ada orang lain selain aku dan orangtuaku yang menyentuhnya. Kau mengerti?!" ucap Max datar pada salah seorang pengawal yang ditugaskan Marine untuk menjadi kaki tangan Max.