"Hei, Sota-kun." Panggil Minato yang saat ini sedang duduk di hadapan Sota dengan nampan berisikan menu makan siang berada di depannya.
Sota yang sedang menikmati menu makan siangnya hanya berdeham saja merespon panggilan Minato.
"Aku akan mentransfer menu sayur di pring ku kepada mu ya?" Tanya Minato sambil menunjuk menu sayuran yang ada diatas piringnya menggunakan sumit yang dirinya pegang saat ini.
Kedua mata Sota menyipit kembali melayangkan tatapan tajam kepada Minato entah untuk yang keberapa kalinya di hari ini.
"Minato-kun, kau harus selalu memakan menu sayaran milikmu. Dan aku mulai sekarang tidak akan mau menjadi tempat penampungan membuang menu sayarun mu." Jawab Sota yang langsung menggeserkan nampan menu makan siangnya saa melihat Minato sudah akan mengambil menu sayur miliknya.
Minato yang mendengar perkataan Sota langsung mencebikan bibirnya tidak suka. "Kenapa?? Bukan kah kau bilang akan selalu menjadi tempat ku mentransfer menu sayuran ku???"
Helaan nafas panjang Sota hembuskan. "Jika hampir setiap hari kau memberikan menu sayuran mu kepadaku, kapan kau akan mengkonsumsi sayur mayur untuk kebutuhan tubuh mu?"
Decakan keluar dari bibir Minato. "Tidak mau, aku sama sekali tidak menyukai mereka. Rasa mereka sangat aneh."
"Kau mengatakan mereka memiliki rasa aneh karena kau sama sekali tidak pernah membiasakan diri untuk memakan sayuran." Sahut Sota yang hanya direspon dengan decakan oleh Minato.
"Sampai kapan pun aku tidak akan cocok untuk memakan mereka Sota-kun." Ujar Minato sambil melayangkan tatapan berkaca-kaca pada Sota.
Dengan sigap Sota langsung menggerakan tangannya yang sedang memegang sumpit, seolah-olah dirinya tengah menangkis serangan tatapan berkaca-kaca yang Minato layangkan kepadanya.
"Tidak. Jika dibiasakan mulai saat ini, kau pasti akan terbiasa untuk memakan sayur jenis apapun Minato-kun."
Minato kini melayangkan tatapan tajam pada menu sayuran yang ada di piringnya. "Ishh, kalian adalah rival ku! Bahkan kalian sudah menghilangkan sikap baik hati Sota-kun padaku!"
Sota hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat Minato yang memandang menu sayuran seperti seorang rival.
"Cepat habiskan menu sayuran milik mu Minato-kun. Sebentar lagi jam istirahat makan siang akan berakhir." Ucap Sota memperingatkan Minato yang hanya menghela nafasnya panjang dan kembali memakan menu makan siangnya dengan tidak menyentuh sama sekali menu sayurannya itu.
Sota yang sedang mengunyah menu makan siangnya, memperhatikan dalam diam Minato yang sedang memakan menu makan siangnya tanpa menyentuh menu sayuran sama sekali. Padahal menu makan siang hari ini berisikan nasi, dua buah tempura udang, Yasai itame dan satu buah susu kotak. Jadi dapat di bayangkan bukan, Minato saat ini hanya memakan nasi putih dengan dua buah tempura udang dengan ukuran yang terlalu besar.
Helaan nafas panjang Sota hembuskan sambil melihat nampan makan siangnya yang masih berisikan dua buah tempura udang utuh, karena dirinya hanya lebih suka mengonsumsi menu makanan berbahan dasar sayur mayur saja.
Sota kembali menghela nafas panjang dan mengambil dua buah tempura udang miliknya dan meletakannya diatas piring milik Minato.
"Cepat habiskan menu makan siang mu!" Ucap Sota dengan nada kesal namun di balas dengan nada riang dan senyuman cerah dari Minato.
"Terimakasih Sota-kun. Kau memang yang terbaik." Ujar Minato sambil memberikan kedipan mata pada Sota yang dengan refleks langsung kembali menangkisnya menggunakan sumpit yang sedang dirinya gunakan.
Setelahnya dengan lahap Minato memakan menu makan siangnya, karena Sota sudah memberikannya tambahan dua buah tempura udang yang sangat dirinya sukai.
"Waah, terimakasih Sota-kun. Kau kembali menyelamatkan menu makan siang ku hari ini." Ucap Minato sambil menggerak-gerakan tangannya di depan perut dan juga senyuman yang kembali terulas diwajahnya.
Sota yang sedang berjalan bersisian dengan Minato menyusuri koridor hanya meresponnya dengan bergumam singkat, karena dirinya saat ini sedang meminum susu kotak miliknya.
Minato yang melihat Sota sedang meminum susu kotak pun semakin mengulaskan senyuman diwajahnya dan mengulurkan susu kotak miliknya yang belum di minum sama sekali.
"Sato-kun, sebagai tanda terimakasih, kau bisa meminum susu kotak milik ku juga!" Ucap Minato yang langsung membuat Sota menolehkan kepala kearahnya dengan tatapan sorot mata tajam kembali dilayangkan oleh temannya itu. Entah ini sudah yang keberapa kali dirinya selalu di tatap dengan tatapan tajam seperti itu oleh Sota. Mungkin hari ini temannya itu sedang dalam mood yang tidak bagus, sehingga jadi mudah merasa sensitive kepadanya.
"Sebaiknya kau minum untuk dirimu sendiri. Sudah tidak memakan sayuran, sekarang kau juga ingin meninggalkan asupan kalsium untuk dirimu? Ingin menjadi seperti apa tubuh mu nanti Minato-kun." Ujar Sota sambil berdecak sebal melihat pola asupan makan Minato yang tidak baik.
Minato yang mendengar perkataan Sota mengulurkan sebalah tangannya untuk mengarahkannya pada tengkuk leher belakangnya. Dengan seulas senyum kembali terulas diwajahnya, Minato menyahuti perkataan Sota sambil terkekeh.
"Tanpa asupan sayur dan susu, tubuhku akan tetap baik-baik saja Sota-kun."
Sota menaikan sebelah alisnya. "Untuk saat ini kau akan tetap merasakan tubuhmu dalam keadaan baik-baik saja. Namun bagiamana dengan tahun depan, dua tahun, lima tahun dan sepuluh tahun yang akan datang? Apa kau masih akan tetap dengan percaya dirinya mengatakan jika tubuhnya aka baik-baik saja tanpa mengkonsumsi sayur-mayur dan susu."
Minato langsung merubah ekspresi wajahnya saat mendengar perkataan panjang lebar Sota dengan kedua bibirnya yang sedikit terbuka.
"Wah, aku tidak menyangka kau bisa memikirkan diriku sampai sejauh itu! Bahkan aku saja tidak sampai terpikirkan sampai sejauh itu mengenai diriku sendiri."
Sota menggeleng-gelengkan kepalanya penuh dengan drama. "Bagaimana bisa kau tidak memikirkan kondisi tubuh mu sampai kedepannya? Bukankah kau seorang pemain bakset Minato-kun? Seharusnya kau bisa lebih baik lagi menjaga Kesehatan tubuh mu."
Minato menipiskan bibirnya. "Ya, aku memang pemain basket. Tapi menurutku hanya dengan mengkonsumsi nasi putih, makanan berbahan dasar hewani, memakan buah-buahan dan mengkonsumi susu suplemen sudah lebih dari cukup untuk menutrisi tubuh ku. Jadi aku tidak perlu lagi untuk memakan sayur mayur."
Sota yang mendengar perkataan Minato mengerutkan dahinya. "Bagiamana bisa kau memiliki pola fikir seperti itu Minato-kun? Siapa yang sudah mendoktrin dirimu untuk memiliki pemikiran seperti itu?"
Minato kembali menipiskan bibirnya sambil meletakan jari telunjuk dan ibu jarinya di bawah dagu.
"Hmm, mungkin aniki yang sudah mendoktrin diriku seperti ini. Karena sejak kecil aniki selalu menyingkirkan menu sayuran dari piring makannya dan hanya memakan makanan bahan makanan mengandung hewani seperti sosis dan ayam goreng."
Helaan nafas panjang Sota hembuskan. "Lalu bagaimana dengan reaksi ayah dan ibu mu, saat melihat kalian kakak beradik sama sekali tidak menyukai sayuran?"
"Hmm, mereka sudah tidak pernah mengomeli kami lagi. Mungkin karena mereka sudah lelah sejak kecil mengomeli kami namun sampai saat ini kami tidak pernah mendengarkan perkataan mereka."
Sota merasakan sebuah perempatan kecil muncul di keningnya setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Minato.
"Aku dapat merasakan bagaimana tertekannya kedua orangtua kalian."