Chapter 17 - KETAHUAN

"Aku berjanji Mai.. akan menjaga dan melindungi mu dari orang-orang jahat itu, apalagi Nuna Shaqie yang selalu memperlakukan mu semena-mena." Zean mencium tangan Lian pelan, Kemudian mengangkat tubuh gadis itu dan membawanya keluar. Ia tak tega jika harus membangunkannya, Dengan sangat pelan dan hati-hati ia pun membopong tubuh itu menuruni tangga.

"Lumayan berat juga nih bocah lama-lama..!!" Gerutunya. Ia pun menapaki satu persatu anak tangga tersebut hingga sampai dilantai dasar.

"Hhhmmm... ya nanti Nuna sebentar lagi, Mai masih ngantuk..!!" Gadis itu tiba-tiba mengigau dan tanpa sadar memeluk erat tubuh Zean bahkan kepalanya ia gesek-gesekan ke dada dan hampir masuk ke ketiak laki-laki tersebut, seperti kucing yang mencari kenyamanan ketika bermanja kepada majikannya. Hampir saja Zean terjatuh karena geli, ia hentikan langkahnya seraya memandangi wajah Lian yang masih terlelap dengan tenang. Dada Zean kembali berdegup kencang, sejujurnya ia takut pertahanannya akan jebol.

Setelah cukup tenang ia pun melanjutkan langkahnya lagi dan kemudian memasukkan gadis itu kedalam mobil, ia selimuti Lian dengan jasnya dan kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Kantor cabang ADY'R group kota C..

"Tuan ini berkasnya..!!"

"Apa sudah ada perkembangan mengenai anak itu..??" Laki-laki itu mendongak ketika seorang pengawal memberikan sebuah berkas padanya.

Seperti pamitnya kemarin kepada sang istri, Anggara kini tengah berada di kota C. Selain mengurus permasalahan bisnis, ia juga sedang menunggu laporan tentang keberadaan seorang Anak yang digadang gadang sebagai darah dagingnya dari wanita yang pernah ia rusak.

"Benar tuan, ternyata bukan dari pihak kita saja yang mencari keberadaan anak itu.. bahkan dari paman tuan sendiri dan bahkan Anak dokter itu pun masih melakukannya."

"Anak dokter itu ?? Bukankah ketika konferensi pers bulan-bulan lalu pihak mereka sudah menutup penyelidikan tersebut..!? kenapa sekarang masih berlanjut..??" Anggara terlihat bingung.

"Benar tuan, tapi saya rasa mereka hanya ingin mengecoh publik saja.. karna sebenarnya penyelidikan utama mereka bukan dari pihak polisi yang dilaporkan dokter tersebut, namun dari seorang detektif ternama yang bernama tuan James..!! dan itu baru mereka lakukan 3 tahun yang lalu, dan hebatnya lagi tuan James disewa oleh anak sulung dokter itu!!"

"Jadi tuan James mau dipekerjakan oleh seorang anak bau kencur.. ?? Padahal dari dulu Saya berharap bisa memperkerjakan beliau.. tapi tidak semudah yang saya kira.."

"Sepertinya anak itu punya perjanjian khusus bersama tuan James, tuan..!!"

"Apakah anak dokter itu sudah bekerja..??"

"Belum tuan, namun dia seorang Genius komputer di sebuah universitas terkenal kota T."

"Baiklah... sepertinya kita harus menunggu mereka terlebih dahulu menemukannya, dengan begitu kita tidak perlu capek-capek mencarinya..?!"

"Tapi tuan... sayangnya..." Pengawal itu tidak berani meneruskan perkataannya.

"Ada apa.. ??"

"Tuan James sudah mengetahui penyelidikan kami.. oleh sebab itu mereka memutus semua akses tentang anak itu. Bahkan mereka mengancam supaya Anda tidak ikut campur dalam urusan tersebut, karena jika tidak beliau akan mengekspos perbuatan tuan 17 tahun yang lalu..!!" Pengawal itu langsung menunduk.

"Tidak mungkin... anak itu darah daging saya, bahkan selama ini saya mencarinya.!!"

"Mungkin tuan James beranggapan bahwa selama ini Tuan bersekongkol dengan Paman tuan.."

"Yah... memang Sulit dijelaskan karena yang mereka tahu apapun keputusan yang Paman buat, itu semua atas persetujuan saya.. sama seperti kasus pemerkosaan itu dulu, padahal jika saya tahu gadis itu hamil dan belum meninggal.. saya bersedia bertanggung jawab dan menikahinya.. sayangnya paman begitu licik hingga bisa mengelabuhi saya sampai sejauh ini..!!"

"Jadi sekarang kita harus bagaimana tuan..??!"

"Saya percaya pada Tuan James, untuk saat ini kalian fokus saja pada Paman. Saya lebih mengkhawatirkan kejahatan beliau.. bantu tuan James untuk lebih dulu menemukan anak itu, saya tidak ingin paman kembali mencelakainya Dan jika suatu saat anak itu sudah kembali pada keluarga dokter tersebut saya akan bicara baik-baik dengannya." Laki-laki itu terlihat penat, ia memijat pelipisnya pelan sebuah kebiasaan yang selalu ia lakukan ketika sedang tertekan.

"Baiklah kalau begitu kami pamit..!!"

Anggara hanya mengangguk, sebenarnya ia ingin segera menjebloskan sang paman kedalam penjara namun bukti-bukti yang diperlukan masih belum terkumpul.

Kembali ke pusat kota..

Lian masih terlelap dalam tidurnya, bahkan ketika keduanya sudah sampai gadis itu masih tertidur. Zean kembali menatap wajah Lian dengan lekat, namun kali ini lebih dekat. Ia begitu serius mengamati tiap inci wajah gadis itu, bulu matanya yang panjang dan lentik secara alami, bentuk hidung yang kecil dan mancung, pipi tirus dengan bentuk dagu agak runcing dan bentuk bibir...

Bibir itu yang kemarin sudah ia rasakan, meski dengan kasar dan memaksa namun Zean sudah mencicipinya. Dan kejadian itu pula yang membuat Lian sangat membenci dirinya. Laki-laki itu seketika tersenyum geli, ia justru teringat apa yang sudah ia perbuat kepada Lian..

"Mungkin jika kemarin aku bisa lebih lembut melakukannya, dia tidak akan marah..!!" Gumamnya.

"Kamu terlihat imut kalau sedang tidur Mai, seperti anak kucing...hehehe!!" Ucapnya lagi dengan tangan sesekali mengelus rambut dan pipi gadis tersebut.

Tok tok tok..!! salah satu bodyguard Nuna Shaqie mengetuk kaca pintu depan mobil Zean, laki-laki itu langsung membukanya seraya Berbisik..

"Sssttttt...!! dia masih tidur tolong jangan berisik..!!"

Fredly terlihat bingung, ia melihat ke arah Lian dan Ternyata gadis itu memang sedang tidur.

"Biar saya saja yang menggendong Nona Maisie..!!" Fredly Hendak menghampiri Lian namun Zean langsung keluar dari mobil dan mencegahnya.

"Tidak perlu... bukankah Anda hanya seorang bodyguard.. ??! Anda tidak berhak menyentuhnya, dia milikku..!!"

"Siapa Anda...?? ini sudah masuk ke kediaman Nona Maisie, jadi laki-laki asing dilarang masuk.."

"Saya sudah mendapat izin dari Nuna Shaqie, jika Anda tidak percaya silahkan hubungi beliau..!!" Laki-laki itu mengamati Zean dari atas sampai bawah.

"Apakah laki-laki ini yang ingin bertemu dengan Maisie dan kemudian menyewanya..?? sepertinya masih sangat muda, bahkan terlihat seumuran dengan Maisie" Ucap Fredly dalam hati.

Ia kemudian mengambil handphone dan hendak menghubungi Nuna Shaqie namun wanita itu justru lebih dulu menghubunginya

"Hallo... Iya Nuna... sekitar 15 menit yang lalu. Oh.. ok.. baiklah.." Panggilan pun terputus.

"Bagaimana.. benar kan yang saya katakan..??" Zean terlihat sumringah.

"Tidak sepenuhnya benar, karna beliau Hanya mengatakan Anda sudah menyewanya sekitar 2 jam yang lalu dan sekarang sudah lewat.. jadi Anda sudah tidak berhak atas Nona Maisie lagi.."

"Oh... Apakah harus seketat itu ..?? bagaimana jika saya mengatakan telah membayar Nona Maisie untuk satu Minggu ke depan..!!" Zean bersikeras.

"Anda bercanda...!! Apa perlu saya menghubungi Nuna lagi untuk mengusir Anda dari sini..??"

"Sial... mana bisa aku mengeluarkan uang lebih banyak lagi malam ini, tadi saja sudah hampir menguras tabungan ku..!!" Zean membatin, ia nampak ragu.

"Baiklah.. silahkan keluarkan gadis itu dari mobil saya segera.. !!" Perintahnya ketus.

Fredly tersenyum penuh kemenangan, ia pun membuka pintu mobil untuk mengangkat tubuh Lian yang ternyata sampai saat ini pun bocah itu masih tetap tertidur. Entah kenapa sang penulis membuatnya seperti itušŸ¤­.

Dan, BUUKKK..!! Zean sengaja menyenggol pinggul Fredly yang hendak jongkok hingga laki-laki itu tersungkur hampir membentur tubuh Lian, meski pelan kejahilan Zean membuat gadis tersebut terbangun.

"Uncle...?? lagi ngapain..??" Sontak Lian terkejut.

"Oh.. maaf Mai, Uncle tidak sengaja.. hanya sedang memastikan sesuatu..!!" laki-laki itu langsung bangkit dan salah tingkah, sedang Zean terlihat bahagia. Dalam hatinya ia berkata;

"Jika Aku tidak boleh membawanya, Anda pun tidak.."

Lian langsung mendorong laki-laki itu menjauh, kemudian ia pun turun.

"Sejak kapan kamu membawa Aku ke sini..?? kenapa Aku tidak tahu..!!" Kejutekan Lian mulai bangkit, ia bersedekap tangan seraya mengangkat sebelah alisnya.

Melihat itu Zean langsung mencubit sela diantara kedua alisnya karena merasa pusing.

"Mulai lagi nih boneka Barbie..!!" Gerutunya. Ia mengacak rambut Lian seraya berkata,

"Sudah larut Aku harus pulang, besok kita ketemu lagi di sekolah..!!" Zean masuk kedalam mobil dan langsung tancap gas.

Lian hanya terperangah, mulutnya masih menganga karna terkejut melihat sikap Zean yang menurutnya Aneh.

"Cukup manis... sejak kapan kamu kenal bocah tengil itu..??" Fredly bertanya seraya mengatupkan mulut Lian dengan tangannya.