Chapter 23 - JUJUR

Melihat momen seperti itu Lian justru teringat pada Kenza 9 tahun yang lalu ketika dirinya masih berusia 8 tahun.

"Kakak akan selalu menyayangi dan melindungi mu Yan.. karena Lian adalah adik Kakak!!"

"Bagaimana jika Lian bukan adik Kakak, apa Kakak masih mau menyayangi dan melindungi Lian.. ??"

"Pasti.. karena Kakak tidak mau kehilangan Lian, Kakak tidak bisa jauh dari Lian..!!"

"Seperti Mommy and Daddy..??"

"Yes..!!"

"Janji..??"

"Janji..!!"

Lian tersenyum geli ketika ia teringat percakapan itu, begitu naif dan konyolnya dia sewaktu kecil menyayangi seorang Kakak. Sekarang setelah ia besar, ia mulai menyadari bahwa Tidak mungkin Kakaknya itu akan menyayangi dia seperti sayangnya Daddy kepada Mommy nya, karena Lian memang belum tahu bahwa ia dan Kenza tidak mempunyai hubungan darah.

Sedari kecil Lian memang sudah posesif kepada Kenza, ia tidak mengizinkan sang Kakak berteman dengan perempuan lain terlebih lagi Kenza juga Sangat protektif padanya.

Setelah hening cukup lama, Lian kemudian membuka percakapannya kembali.

"Aku terlahir dari seorang ibu yang yatim piatu, Ayahku merupakan seorang dokter spesialis Kejiwaan.. Aku mempunyai satu orang Kakak yang sangat protektif padaku. Kami sekeluarga Sangat bahagia, hingga suatu ketika...!!" Lian berhenti berkata, ia mengatur nafas dan sekuat hati berusaha untuk bisa menceritakan kisah hidupnya pada Zean tanpa mengeluarkan airmata. Ia berkata demikian karena sang Mommy sudah menganggap kedua orang tuanya meninggal, Hingga Lian percaya dirinya memang sudah tidak mempunyai kakek dan nenek dari pihak Mommy nya.

Laki-laki itu hanya memandanginya dengan serius, ia tidak ingin satu kata pun yang Lian ceritakan luput dari telinganya. Ia kemudian menggenggam tangan Lian dengan erat untuk menguatkan hati gadis itu, dan bangganya lagi Lian kali ini tidak menampik pegangan tangan Zean.

"Saat itu kami sedang liburan di pantai, Aku dan Kakak sedang bermain layang-layang. Namun tiba-tiba Mommy memanggil kami untuk segera pulang, padahal Aku masih betah ingin bermain. Kakak membujuk ku untuk segera menepi namun bodohnya.. aku malah merajuk kepada mereka dan berlari, hingga membiarkan Kakak mengejar ku. Namun tiba-tiba seseorang membekap ku dari belakang, ia menggendong dan memasukkan ku kedalam mobil.." Lian berusaha menahan air matanya supaya tidak jatuh ketika mengenang masa itu.

"Kamu korban penculikan Mai.. ??" Zean terkejut.

"Bukan hanya penculikan, tapi percobaan pembunuhan juga.!!" ujarnya seraya menoleh sekilas ke Arah Zean.

"Tidak mungkin...!! untuk apa mereka menculik mu tapi kemudian ingin membunuhnya..??" Zean masih tidak percaya.

"Entah.... karena yang pasti saat itu si supir sengaja menabrakkan mobilnya ke pembatas jalan untuk terjun ke laut, sedangkan ia sendiri meloncat sebelum mobil terjatuh..!! bukankah berarti ia sengaja ingin menghabisi ku..?? bahkan sebelum kecelakaan itu terjadi dua penculik sempat mengatakan ingin menjual ku agar ia bisa mendapatkan uang dari bosnya dan juga dari hasil penjualan ku..!!"

"Siapa orang yang begitu kejam ingin membunuh seorang anak kecil... sungguh bukan manusia, Lalu bagaimana dengan keluarga mu..??"

"Aku yakin sampai sekarang mereka pasti masih mencari ku, Karena meski mobil itu jatuh ke jurang namun pihak kepolisian tidak bisa menemukan jasadku dan juga jasad supir bedebah itu. Daddy orangnya sangat kritis, Aku percaya mereka pasti menganggap ku masih hidup. Dari dulu Aku sangat ingin menemui mereka tapi jika keluar rumah, Aku selalu dikawal oleh bodyguard Nuna meski mereka hanya memantau ku dari jarak jauh.." Lian terlihat sedih.

"Tenang saja Mai, Aku akan membuat Nuna membebaskan mu dari tempat itu.. dan Aku juga yang akan menghantarkan mu kembali pada keluarga mu..!!"

"Terimakasih, Nuna sepertinya memang sangat mempercayai mu.. terbukti semenjak kamu menyewaku Nuna tidak pernah melibatkan bodyguard nya lagi untuk mengikuti ku..!!" Gadis itu Mulai kembali tenang.

"Maaf.. selama ini Aku selalu bersikap kasar padamu, Aku hanya tidak ingin orang menganggap ku lemah. Naluri pertahanan ku mengatakan bahwa Aku tidak boleh percaya begitu saja pada orang asing, jika bukan diriku sendiri yang bisa menolong lalu siapa lagi.. Uncle Fredly selalu mengajariku seperti itu..!!"

"Uncle fredly.. ?? Siapa itu Uncle Fredly..??" Hati Zean mulai merasa tidak nyaman.

"Bodyguard yang selama ini menjagaku, beliau mengajariku beladiri.. beliau juga yang membantuku ikut menggagalkan pelatihan jika Aku praktek langsung dengan seorang laki-laki. Semua laki-laki yang ingin mengujiku pasti babak belur.. Hehe!!" Lian mengusap air matanya seraya tertawa karna lucu jika mengingat itu semua.

"Apa bodyguard yang kemarin membangunkan mu di mobilku itu. ??" Lian mengangguk, Zean kembali mengingat-ingat.. sepertinya memang mereka sangat dekat.

"Kamu yakin bodyguard itu tidak jatuh cinta padamu..??" Laki-laki itu ingin memastikan.

"Apa maksud mu..??"

"Bukan apa-apa, hanya saja seorang laki-laki jika berbuat baik pada seorang wanita pasti ada tujuannya.. mereka tidak sekonyong-konyong hanya ingin membantu. Tidak ada yang gratis di dunia ini Mai..!!"

"Apa itu juga termasuk kamu..??" Lian memincingkan sebelah matanya.

Mulut Zean menganga, ia lupa bahwa ia sendiri juga ternyata laki-laki. Niat hati ingin menjelekkan reputasi bodyguard itu, Namun justru ia sendiri yang kena getahnya.

"Aku tidak.. Aku tulus ingin membantumu Mai..!!"

"Iya.. begitu juga dengan Uncle Fredly,, Kami sudah dekat selama 9 tahun jadi Aku yakin beliau pasti tulus juga padaku."

"Sial berarti nambah satu lagi nih sainganku, ternyata si Kenan brengsek itu tidak ada apa-apa nya jika dibandingkan dengan Bodyguard tersebut." Gerutunya membatin.

"Lalu rencana mu apa untuk saat ini..??"

"Entahlah... Aku juga belum tahu, karena sekarang Nuna sudah mulai mempromosikan ku jadi ruang gerak ku sekarang semakin terbatas. Mungkin Aku juga tidak bisa melanjutkan sekolah lagi..!!"

"Sepertinya Aku memang harus secepatnya membujuk Nuna agar mau mengikutsertakan Maisie dalam ajang lelang itu..!!" Zean kembali membatin, Ia langsung teringat dengan sosok Kenza tentang permintaannya itu.

"Jika laki-laki yang kemarin menyewamu itu juga ingin membantu mu.. dia antara Aku dan dia siapa yang akan kamu pilih Mai..??"

"Maksud kamu tuan Kenan..??" Zean langsung mengangguk.

"Hhmmm.. bukankah itu semua tergantung Nuna, Nuna ingin kalian bersaing supaya bisa menyewaku dengan bayaran paling mahal. Tapi... sepertinya dia tidak sanggup bersaing dengan mu, buktinya sampai sekarang dia sudah lama tidak menemui ku padahal jika boleh jujur Aku berharap bisa bertemu dengannya lagi.."

"Hhhmmm.. sudah Aku duga Mai, ternyata kamu memang bisa langsung tertarik pada laki-laki itu.. tapi kenapa padaku tidak..!!" Lagi-lagi Zean membatin.

"Apakah kamu menyukai dia ..??"

"Bisa jadi... Dia mengingatkan ku pada seseorang..!!" Jawab Lian enteng.

"Sudah larut.. Mari kita pulang..!!" laki-laki itu mengalihkan pembicaraan Dan nampak kesal hingga tanpa menunggu persetujuan Lian, Zean sudah Melangkahkan kakinya meninggalkan gadis itu.

"Hei Ada apa dengannya.. bukankah tadi baik-baik saja, kenapa sekarang sinis lagi." Lian nampak bingung dengan perubahan sikap Zean yang menurutnya sangat labil.

"Tunggu Zean... kamu kenapa lagi sihh ??!"

Lian buru-buru Hendak mengejar laki-laki itu namun sial dia lupa sedang mengenakan high heels hingga kakinya tergelincir karena keseleo dan GREEPPP !! seseorang telah menangkap tubuhnya sebelum jatuh ke tanah. Lian menatap lekat pada mata orang itu begitu juga dengan orang yang menolongnya.

Keduanya saling berpandangan cukup lama dan mereka tersadar ketika Zean kembali menghampirinya dengan berdehem seraya bersedekap tangan.

"Eheemmmm... ku rasa sudah cukup bermesraan nya..!!" Keduanya langsung melepaskan diri masing-masing.

"Maaf..!!" Ucapnya berbarengan dengan canggung.

"Oh tidak, seharusnya Aku yang meminta maaf.. Terimakasih karena sudah menolongku..!!" Lian salah tingkah.

"Sama-sama.. lain kali kamu harus lebih berhati-hati..!!" Laki-laki itu mengingatkan, Lian meresponnya dengan anggukan.

"Kebetulan kita bertemu di sini.. Apakah Anda sedang mengadakan pertemuan..??" Lanjutnya lagi.

"Bukan urusan Anda..!! Ayo Mai kita pulang..!!" Zean langsung menarik tangan Lian dengan kasar, Gadis itu terlihat tidak nyaman dan kesakitan.

"Lepaskan Nona Maisie... tuan muda Zean yang terhormat.. Anda justru menyakitinya..!!" Laki-laki itu mendorong tubuh Zean dengan kasar.

"Jangan ikut campur..!! dia sudah Aku sewa.. jadi terserah bagaimana Aku memperlakukannya..!!" Zean balas mendorong laki-laki itu tanpa sedikitpun melepaskan pegangan tangannya kepada Lian.

"ZEAN.. KAMU KETERLALUAN..!!" Gadis itu langsung menampik tangan Zean dan kemudian pergi meninggalkan keduanya.