Chapter 16 - TERKEJUT

"Baiklah.. karena kamu sudah tahu berarti sudah selesai kan urusan kita.. ?? sekarang... antar aku pulang.. !!?" Lian meminta, ia sudah bersiap ingin keluar.

"Tapi waktu kita belum habis..!!"

"Kamu pikir aku bersedia menghabis kan waktu dua jam itu bersamamu..?? jangan mimpi...!! jika kamu memang tidak mau, Aku bisa pulang sendiri.. berikan kunci motornya

padaku.. !!" Gadis itu kembali memaksa dengan sangat congkak.

"Kamu yakin ingin mengendarai motor malam-malam begini..?? dengan penampilan seperti itu..??" Zean kembali menggoda Lian dengan senyum sarkasme dan bersedekap tangan, sedang gadis itu mulai mengamati dirinya sendiri. Gaun terbuka, dengan belahan rok setinggi paha Atas..

Astaga... selain terlalu mengumbar bagian tubuhnya, bahkan ia pun bisa masuk angin kan..!! Lian tengah berpikir keras.

"Sudahlah.. istirahat dulu disini sampai waktu nya habis, toh kita juga tidak akan melakukan apapun. Jika kamu pulang seawal ini.. yang ada nanti Nuna curiga..!!!" Zean langsung menarik tangan Lian supaya kembali duduk.

"Bisa tidak sih...!! Kamu itu tidak memegang tangan aku dengan sembarangan..!! Aku juga bisa duduk sendiri. Cari Kesempatan saja !!" Lian memaki dengan ketus, ia langsung menampik tangan Zean dan kemudian duduk.

Laki-laki itu hanya geleng-geleng kepala seraya membatin.

"Sepertinya dia belum menyadari bahwa sebenarnya dia dulu yang mengajari aku berbuat tidak senonoh padanya.. tapi kalo aku bahas, yang ada nanti marahan dia.. trus salah paham lagi.. !! Dasar wanita..!!" Rutuk Zean dalam hati, ia pun ikut duduk disampingnya.

"Jangan deket-deket duduknya.. jauhan dikit bisa kali..!!" Lian mendorong Zean dengan sangat kasar. Laki-laki itu langsung menatap tajam wajah Lian, sedari tadi dia berusaha dengan sangat keras menahan emosi tapi sekarang..

"Kenapa.. ?? tidak suka.. ?? ya sudah aku saja yang pergi..!!" Melihat tatapan Zean seperti itu sejujurnya Lian merasa risih, dengan demikian ia lebih memilih menghindar darinya. Gadis itu malah menaiki tangga menuju lantai dua, ia masuk ke dalam kamar yang siang tadi ia tempati disaat dirinya pingsan.

Zean masih memandangi gadis itu, ia nampak bingung namun kemudian ia langsung memalingkan muka.

"Jangan bilang ini justru sebuah kode, kenapa gadis itu sangat aneh.. tidak ingin dibilang murahan tapi sikap dan perilakunya selalu menimbulkan kontroversi batin. Coba saja kalau dia selalu bersikap begini pada laki-laki lain, aku jamin Tamat riwayat kamu Maisie..!!" Zean kembali merutuki gadis tersebut.

Setengah jam kemudian..

"Kenapa gadis itu masih belum keluar, apa yang sedang ia lakukan.. sepertinya anteng-anteng saja..!! Tapi baguslah kalo begitu, biar pikirannya tenang dulu." Zean kemudian membaringkan tubuhnya di sofa, namun tiba-tiba ia langsung bangkit karna tersirat pikiran yang tidak-tidak tentang gadis itu.

"Jangan-jangan dia kabur melalui jendela..!!" Zean setengah berlari menuju lantai atas dan sesampainya didepan pintu kamar ia mengetuknya berkali-kali, namun tak ada jawaban.

"Mai.. kamu didalam.. ?? Mai.. buka pintunya.. Mai..!!" Namun tetap tak ada jawaban.

"Sialan... sudah Aku duga dia pasti kabur dari jendela..!!" Tanpa pikir panjang Zean langsung mencari kunci serep kamarnya untuk membuka pintu tersebut. Setelah menemukan kunci serep dan kemudian membukanya, Ternyata kamarnya memang kosong, Zean langsung menghampiri bagian jendela namun tidak ada tanda-tanda jendela itu sudah di buka..

"Kemana dia..??" Zean refleks melihat pintu kamar mandi yang terbuka dan tiba-tiba...

"AAAHHHH...!!?" Zean menjerit karna terkejut. Sedang gadis itu hanya bersedekap tangan melotot tajam ke arahnya.

"Kenapa jadi kamu yang menjerit..??! harusnya kan aku..!!"

"So sorry.. tadi Aku kaget karna aku pikir kamu tidak ada di kamar..!!" Zean menelan salivanya karna gugup, pandangan matanya tak lepas dari tubuh Lian yang saat ini hanya berbalut handuk pendek. Menyadari hal itu Lian langsung melemparkan beberapa bantal ke Ara laki-laki itu.

"Brengsek kamu Zean.. kenapa kamu masuk tanpa izin.. bukankah kamu sudah berjanji tidak akan menyentuh ku. Sekarang keluar.. !!"

"Aw.. aw .. Ok.. Ok.. Aku keluar, tadi aku tidak sengaja masuk karna ingin memastikan..."

"KELUAR !!!" Lian memotong perkataan Zean, sedang laki-laki itu langsung berlari keluar kamar. BRAAKKK..!! Gadis itu langsung membanting pintu ketika Zean sudah berada di luar.

"Astaga.. kenapa jantungku serasa mau copot.."

"Sepertinya kamu sedang bersenang-senang..!!" Suara laki-laki terdengar dari arah belakang.

"Opa..??" Zean kembali terkejut, Jantungnya semakin berdegup kencang.. jika sekali lagi ia terkejut mungkin beneran tuh jantung bakalan copot.🤭

"Opa tidak menyangka di usiamu yang baru menginjak 17 tahun sudah berani membawa seorang gadis pulang ke rumah..!!" Imbuhnya lagi. Zean mengalihkan pembicaraan,

"Untuk apa Opa ke sini.. jika ingin membahas kejadian sore tadi, maaf Aku tidak punya waktu.!! jadi sebaiknya Opa keluar Sekarang." Zean langsung turun menuju lantai satu, sementara tangannya tetap mengusap usap dada yang masih deg-degan.

"Zean.. tunggu !! dengarkan penjelasan Opa dulu..!!" Laki-laki itu mengikuti Zean turun.

Dari dalam kamar, Lian mendengar seseorang berbicara dengan Zean.. ia pun mencoba mengintip dari balik pintu.

"Siapa itu.. ??" Gumam Lian. Karna penasaran Lian buru-buru mengenakan bajunya dan diam-diam mengikuti keduanya dari kejauhan.

"Kamu masih marah dengan kami.. ??" Laki-laki itu memegang pundak Zean, tatkala keduanya sudah berada di ruang tamu.

"Jangan pegang-pegang, kita tidak sedekat itu..!!" Zean menepis tangan Hanggono.

"Zean.. sampai kapan kamu harus selalu bersikap begini pada Opa, dulu kita sangat dekat.."

"Dekat..?? kita dekat Karna saat itu Aku belum tahu bahwa Opa adalah seorang pengkhianat.. !! Jika Opa mau menjauhi Mama, Aku berjanji detik ini pun Aku akan tunduk pada Opa.!!"

"Tapi kami saling mencintai..!!"

"Lalu bagaimana dengan Papa..?? Mama masih resmi menjadi istrinya. Opa tidak berpikir bagaimana perasaan Papa jika Papa tahu bahwa ternyata Paman tercinta telah mengkhianatinya, bukankah selama ini Papa sangat menghormati Opa..!!"

Dari lantai atas Lian sudah mulai tidak nyaman mendengar percakapan itu, ia nyaris histeris namun langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Biadab.. keluarga macam apa itu..??" batinnya.

"Zean.. saat ini Opa belum bisa mengatakan yang sebenarnya, tapi suatu saat nanti pasti kamu mengerti alasan kami melakukan itu. Ini semua demi masa depan mu..!!"

"Masa depanku atau masa depan kalian berdua.. ?? perselingkuhan kalian tidak ada kaitannya dengan masa depanku..!!"

"Kamu berpikir seolah olah hanya kami yang melakukan kesalahan, Apa kamu pikir Papamu juga setia.. ??"

"Apa maksud Opa..??" Zean terlihat bingung.

"Kamu tidak tahu kan bahwa selama ini Papa mu juga pernah berselingkuh ??"

"Tidak mungkin..!!"

"Itu benar nak..!! Dan berdoalah semoga Anak dari perselingkuhan papa mu itu sudah mati." Laki-laki tua itu menepuk-nepuk pundak Zean, Sedang Zean masih terlihat shock.

"Sekarang kamu pikirkan bagaimana perasaan Mama mu, apalagi ia sering ditinggal keluar Kota.. ia sangat kesepian. Pulang lah.. Mama mu sangat merindukanmu"

Hanggono kemudian pergi meninggalkan Zean dengan senyum menyeringai, sepertinya kali ini Zean sudah mulai terpengaruh dengan perkataan laki-laki tua itu.

Zean menatap punggung sang Opa dengan tatapan kosong, ia masih tidak percaya bahwa Papa yang sangat ia banggakan itu juga ternyata pernah mengkhianati sang Mama. Apalagi sampai mempunyai anak..

"Jadi.. aku bukan satu-satunya anak Papa..??" Gumamnya. Zean mundur perlahan-lahan hingga kakinya menyentuh sofa dan kemudian terduduk, kedua tangannya mengusap wajah dengan kasar.

"HAAH..!!" Ia menggebrak meja dengan keras.

Lian kembali ke dalam kamar, ia ikut shock.. tidak menyangka bahwa Zean, tuan muda sekaligus pewaris tunggal ADY'R group, anak orang kaya Raya juga ternyata mempunyai beban hidup yang sangat menyakitkan.

Mendengar Zean mengucapkan kata Papa dan Mama membuat Lian semakin merindukan keluarganya, ingin sekali ia berjumpa namun keadaannya yang sekarang tak memungkinkan ia bertemu dengan orang-orang yang sangat ia sayangi itu.

"Daddy.. Mommy.. ka Kenza.. Lian harap kalian semua tidak pernah melupakan Lian. Tunggu Lian pulang Ma.. Lian kangen..hiks hiks !!" Lian tidak pernah merasakan serapuh ini sebelumnya, pikirannya kacau hingga ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang supaya bisa membuatnya lebih tenang. Namun akhirnya ia kebablasan.

Satu jam kemudian,

Zean melihat jam dinding menunjukkan pukul 10 malam, lewat dari waktu yang sudah Nuna tentukan padahal ia dan Lian belum sempat makan malam. Ia pun memberanikan diri menemui gadis itu lagi di kamar atas..

"Mai.. ayo kita pu....!!!" belum sempat mengetuk, ternyata pintu sudah lebih dulu terbuka karna dorongan Zean.

"Padahal cuman pelan..!!" bisiknya. laki-laki itu mendongak ke dalam kamar yang ternyata Lian sudah tertidur dengan sangat pulas, sepertinya ia sudah mengeluarkan banyak tenaga hari ini hingga sampai kelelahan.

Zean menghampiri gadis itu pelan, ia khawatir kehadirannya justru membuat gadis itu terbangun. Ia tatap wajah itu dengan lekat, begitu cantik dan sempurna. Wajahnya yang selalu riang tidak mencerminkan sedikit pun bahwa ia ternyata mengalami tekanan batin.

"Kamu bisa memendam rasa sakit dicampakkan orang tuamu selama 9 tahun Mai, Aku yakin Aku pun bisa.. meski mungkin kehidupan ku tidak semenderita dirimu yang selalu mendapat perlakuan kasar dari orang yang selama ini mengurusmu..!!"