Lian langsung membuang muka, ia sudah begitu muak dengan sikap sang Nuna selama ini.
"Baiklah.. sekarang mari kita berangkat..!!" Nuna berjalan terlebih dahulu kemudian diikuti Lian dan beberapa bodyguard di belakangnya, termasuk Fredly sang Uncle yang sudah mengajarkan Lian beladiri.
Tanpa diduga Zean ternyata sudah ada disekitar rumah Nuna dari beberapa jam yang Lalu, ia ikut bergerak ketika mobil yang dinaiki Lian sudah mulai meninggalkan tempat itu. Karna cukup jauh jarak mobil mereka, Zean pun tak ingin kehilangan jejak dengan begitu ia langsung membuntutinya.
Sesampainya di sebuah club' ternama kota T..
"Maisie.. Nuna harap kali ini kamu tidak berbuat yang tidak-tidak seperti dulu. Ini bukan latihan.. namun aksi perdana mu untuk bisa memuaskan lelaki itu, karna dia sudah membayar dengan sangat mahal hanya karna ingin menyewa mu."
"Bukankah kemarin Nuna bilang dia hanya ingin melihat Mai..?? bagaimana jika dia menolak Mai juga... seperti dia menolak sederetan wanita asuhan Nuna yang sudah profesional itu..??" Lian langsung melotot.
"Lalu bagaimana juga dengan janji kamu kemarin itu..?? Bukankah kamu juga bilang ingin melayaninya, tidak hanya sekedar menemui dia..?? jadi bagaimana pun juga kamu yang harus bisa meluluhkan hatinya supaya laki-laki itu jatuh dalam pelukan mu" Sang Nuna mengingatkan.
Mendapat respon seperti itu, Lian pun langsung membuang muka lagi. Percuma juga ngomong sama wanita itu, yang sedari dulu dipikirannya hanya mengingatkan bagaimana caranya menaklukan seorang lelaki.
Keduanya diantar oleh seorang pelayan untuk masuk kedalam ruang VVIP, disepanjang jalan itu Lian selalu menyaksikan beberapa orang laki-laki yang sedang bersenang-senang sambil menenggak minuman dengan Wanitanya masing-masing. Sejujurnya Lian menyesal sudah masuk ke tempat itu, ia merasa jijik apalagi harus melakukan hubungan dengan Laki-laki yang digadang gadang sebagai klien pertamanya itu.
Namun jika ia harus kabur sekarang sepertinya tidak mungkin.
Greee.eett..!! pintu ruangan VVIP terbuka, suasana Romantis mulai terasa tatkala Lian masuk kedalamnya. Dan sudah ada seorang lelaki yang tengah berdiri membelakanginya yang ternyata sudah menunggunya setengah jam yang Lalu.
"Tuan Kenan.. tamu anda sudah datang..!!"
Kenza langsung berbalik melihat kearah sumber suara dan tak disangka ia langsung terpesona dengan penampilan Lian malam ini.
"Dia memang benar-benar Lian.. !! Astaga Yan.. kamu cantik sekali, Kakak sangat merindukan mu..!!" laki-laki itu bergumam dalam hati.
"Silahkan duduk.." setelah itu Pelayan pun keluar.
"Maaf sudah membuat anda menunggu, ini gadis yang kemarin Nuna ceritakan.. namanya Maisie.. dan Maisie ini tuan Kenan, ia seorang eksekutif muda yang sukses jadi kamu harus memperlakukannya dengan baik." Keduanya saling berjabat tangan.
Lian mengamati Kenza dengan seksama, ia melihat laki-laki itu seperti tidak asing baginya. Hanya saja ia terkecoh dengan bentuk mata dan hidung Kenza yang memang sengaja ditebalkan supaya tidak ada yang mengenalinya Apalagi ditambah dengan adanya jambang dan kumis tipis yang menghiasi wajah tersebut.
"Baiklah.. silahkan nikmati waktu kalian, Nuna masih ada pekerjaan lain..!! Happy enjoy.. dan tuan Kenan Nuna harap Anda tidak terlalu kasar padanya, karna Maisie belum pernah melakukannya sama sekali.. dan malam ini adalah aksi perdananya..!!" Wanita itu mengingatkan dengan senyum yang menyeringai.
Sejujurnya Kenan sangat membenci Nuna Shaqie itu, karena dia sudah memperlakukan Lian wanita yang sangat ia sayangi harus menjadi seorang penghibur. Untung saja ia lebih dulu menemukan gadis itu hingga ia bisa memastikan Lian tidak akan terenggut kesuciannya, ia pun berjanji akan mempertahankan Lian agar tidak jatuh kepada laki-laki lain.
Tiba-tiba Gadis itu berdiri, ia menghampiri Kenza dan kemudian duduk di pangkuannya seraya menaruh kedua tangan dileher laki-laki tersebut. Mendapatkan perlakuan seperti itu perasaan Kenza terhadap Lian justru semakin menggebu, ia benar-benar tidak ingin kehilangan gadis itu lagi.
"Apakah kakak sudah benar-benar jatuh cinta padamu Yan.. jika kamu tahu perasaan kakak seperti apa terhadap mu apakah kamu akan memaafkan kakak atau justru malah ninggalin Kakak..!!" Wajah Lian sudah semakin dekat dengan wajahnya, hampir saja Kenza terbawa suasana untungnya dia masih bisa sadar dan mengelakkan wajahnya hingga tidak terjadi apa-apa diantara mereka.
Mendapat penolakan itu Lian justru mengernyitkan dahi,
"Bukankah kebanyakan laki-laki itu sangat menyukai adegan seperti itu tapi kenapa itu tidak berarti untuk tuan Kenan." ucap Lian dalam hati.
"Maaf.. bisakah Maisie kembali ke tempat duduk semula..??" Perasaan Kenza semakin panas dingin dihadapan Lian, apalagi gadis itu masih berada di pangkuannya. Ia takut khilaf jika keadaannya selalu begitu, karna ia tidak bisa mengontrol hasratnya yang ada nanti ia yang akan memaksa gadis itu untuk melayaninya.
"Memang kenapa .. ?? tuan tidak suka dengan pelayanan Mai.. ??" Godanya dengan sangat Manja.
"Tidak.. bukan begitu, Aku tertarik.. bahkan sangat tertarik hanya saja kita baru kenal, rasanya tidak etis jika harus langsung melakukan itu." Kenza sangat gugup. Melihat respon Kenza diluar ekspektasi nya Lian pun bangkit dari duduknya, Ia menyadari bahwa sepertinya laki-laki itu belum berpengalaman.
"Bukankah itu memang tujuan Anda menyewaku untuk mendapat kepuasan.. ??" Selidik Lian lagi.
Kenza menatap Lian dengan sangat tajam, ia tidak suka dengan perkataan gadis itu terhadapnya.
"Kamu tidak tahu saja Yan.. bagaimana lemahnya kamu dihadapan orang yang kamu Cintai.. bahkan sekalipun kamu kuat, kakak pasti kan kamu tidak akan berdaya menghadapinya.!!" Hati Kenza kembali bergumam.
"Apakah seorang wanita penghibur itu memang tugasnya hanya di urusan ranjang.. ?? Bagaimana jika aku hanya memintamu untuk mendengarkan cerita ku.. apakah kamu tidak mau.. ??" Gadis itu kembali mengernyitkan dahi dan kemudian duduk ditempat semula, ia begitu bingung dengan maksud laki-laki itu.
"Baiklah.. Anda tidak usah berbelit-belit.. apa tujuan Anda sebenarnya menyewaku..?? jika dilihat dari sikap Anda, Aku yakin Anda bukan tipe lelaki hidung belang. Bahkan Aku ragu dengan kejantanan Anda.."
Seperti membangunkan macan tidur perkataan Lian justru membuat hasrat Kenza semakin bergejolak, laki-laki itu langsung menarik tangan Lian dan mendekapnya dengan erat.
"Maksud mu seperti ini...??" Kenza mulai seduktif.
"Tidak .. lepaskan..!!" Gadis itu Mulai panik, ia berusaha melawan namun tak mampu.
"Sial.. laki-laki ini ternyata lebih kuat dari si bajingan Zean itu.." Batinnya bergemuruh.
Melihat mata indah Lian yang mulai ketakutan, Kenza pun melepaskan pelukannya.
"Maaf Yan.. Kakak belum bisa memberitahukannya siapa kakak sebenarnya." Hatinya kembali bersuara.
"Jadi bagaimana... ?? apa kamu mau.. ??"
Lian masih terdiam, ia sebenarnya ingin malam ini segera berakhir dan tidak akan ada lagi yang mau menyewanya namun jika ia menyetujui permintaan Laki-laki itu berarti ia akan terikat kontrak dengannya, namun jika tidak apakah klien berikutnya ia akan mendapat yang sebaik ini.
"Kamu tidak usah khawatir, aku tidak akan menyentuh mu .. aku juga tidak akan memberitahukan pada Nuna, bersikap saja seolah olah kita sudah melakukannya hanya saja aku ingin kamu menolak semua tawaran Nuna jika ada yang mau menyewamu lagi."
"Itu semua tergantung Anda, jika Anda bisa memberikan uang lebih besar dari orang lain Nuna pasti akan memilih mu..!!"
"Sebenarnya itu hanya bersifat sementara, Aku akan terus membayarmu lebih mahal dari orang lain selamanya sesuai perjanjian. Jika saja aku bisa mendapatkan tiket hak istimewa untuk memiliki mu."
"Tiket hak istimewa.. ?? apa itu..??" Lian penasaran.
"Tiket itu hanya bisa digunakan jika kamu mengikuti lelang wanita penghibur termahal.. karna hanya dengan cara itu seseorang bisa memilikimu seutuhnya..!!"
"Apakah itu Artinya aku bisa bebas dari tempat ini .. ??"
"Bisa jadi... itu semua tergantung aturan mainnya."
"Sebenarnya siapa Anda.. ??" Lian mulai curiga.
"Bagaimana jika kamu ikut aku terlebih dahulu.. nanti akan aku ceritakan semuanya..!!"
"Kemana.. ??"
"Ke suatu tempat, yang pasti tidak di sini..!!"
"Baiklah.." Keduanya pun keluar dari ruangan tersebut, untuk menghindari kecurigaan mereka berdua bergandengan tangan dengan begitu mesra. Namun tiba-tiba..
"Mai.. apa-apaan kamu...!! bukankah kamu bilang akan terus berusaha menjaga kesucian mu.. kenapa sekarang dengan laki-laki ini..!!" Zean langsung menarik tangan Lian dari Kenza. Gadis itu lumayan terkejut, namun ia langsung teringat akan perbuatan Zean hari ini yang membuat hatinya terluka.
"Kamu yang Apa-apaan..!! kenapa kamu ada di sini..!! kita sudah tidak ada urusan lagi.."
"Aku mau melindungi kamu dari laki-laki hidung belang seperti dia yang akan merusak masa depanmu..!!"
"Seperti dia.. ?? bukankah kamu yang sudah merusak masa depanku.. kamu sudah..!!" Lian tak ingin melanjutkan perkataannya lagi.
Kenza yang sedari tadi sudah cemburu melihat kedekatan keduanya harus terkejut dengan perkataan laki-laki tersebut,
"Siapa dia sayang..??" Kenza menarik Lian kembali disisinya.
"Anda tidak perlu ikut campur..!!" Gertak Zean pada laki-laki itu, ia menarik tangan Lian kembali dan ingin membawanya pergi.
"Lepaskan Zean.. kamu ingin meneruskan perbuatanmu kemarin.. ??" Lian menarik tangannya kembali.
"Maisie... aku minta maaf untuk yang kemarin, aku hanya.."
"Hanya apa... ?? hanya ingin merusak masa depanku..??"
"Astaga Mai .. itu hanya sebuah ciuman, tidak akan terjadi apa-apa pada tubuhmu..!!"
"Tapi kamu telah mencurinya dariku.. kamu tahu.. ?? itu my first kiss in my live.. dan kamu menodainya begitu saja..!!"
Kenza sebenarnya masih kesal dengan laki-laki itu, namun tiba-tiba ia harus tersenyum mendengar penjelasan Lian yang begitu sangat polos. Padahal baru saja tadi gadis itu hampir menciumnya, namun ia bersikap biasa saja. Tapi dengan Zean..
"Apakah kamu mencintai laki-laki itu Yan.. ?? kenapa hati kakak sakit sekali.." Kenza bergumam dengan tetap menyaksikan perdebatan dua orang itu.