Chapter 13 - KLIEN PERTAMA

Zean tidak menyangka bahwa Lian akan semarah itu padanya, karna selama ini ia pikir Lian memang gadis yang nakal yang sudah pasti baginya sebuah ciuman adalah hal yang sangat lumrah. Apalagi gadis itu terlihat sudah sangat berpengalaman, yang pastinya ia sudah sering melakukannya dengan orang lain. Namun melihat reaksi Lian seperti itu Zean justru tersadar bahwa mungkin Lian baru kali ini disentuh oleh seorang laki-laki. Parahnya lagi Zean telah memberikan kesan buruk pada ciuman pertama gadis itu.

"Mai.. tunggu...!!" Zean berusaha mengejar Lian namun gadis itu langsung menyalakan motornya dan melajukannya dengan kecepatan tinggi. Zean tak tinggal diam, ia pun langsung mengejar gadis itu dengan motornya dan kemudian membuntutinya sampai ke rumah.

Pagi itu sebenarnya Lian ingin menenangkan pikirannya dari tekanan Nuna Shaqie, oleh sebab itu ia bolos sekolah namun tak disangka bukannya pikiran tenang Lian justru harus bertemu dengan Zean yang semakin membuat hatinya kalut.

Sesampainya di gerbang rumah..

TIITT TIITT !! Lian menyalakan klakson motornya dan security langsung membukakan pintu gerbang tersebut, Namun belum sampai di garasi Nuna sudah mencegatnya dihalaman. Gadis itu kemudian turun dari motornya dan membuka helm tapi tiba-tiba,

PLAAKKK !!! sang Nuna langsung menggampar wajah gadis itu.

"Akhirnya pulang juga kamu..!! darimana saja HHAA ?? Semua orang panik nyariin kamu tapi ga ada yang becus.. !! kamu lupa malam ini ada pertemuan dengan Klien.. Hhaa ??" Wanita itu sangat Geram.

"Iya Nuna.. Mai ingat !! makanya ini Mai pulang.. Nuna tidak usah khawatir, Mai tidak hanya akan menemuinya tapi Mai juga akan me-la-ya-ni-nya. MAI AKAN MELAKUKAN APAPUN YANG NUNA MAU..!! PUAS !!???"

Gadis itu berjalan melewati sang Nuna seraya memegangi pipinya yang kesakitan karna di tampar, ia begitu terluka dan kesal dengan semua yang sudah terjadi hari ini.

"Ya.. begitulah seharusnya !! sudah saatnya kamu menunjukkan rasa terima kasih mu pada Nuna.. 9 tahun Mai..biaya yang Nuna keluarin itu tidak sedikit untuk mencukupi kebutuhanmu. Kamu pikir itu semua gratis.. !!"

Lian menghentikan langkahnya, ia tengah berpikir keras.

"Kamu harusnya bersyukur karna Nuna masih mau menampungmu, jika tidak kamu sudah jadi gelandangan..!!" Wanita itu melanjutkan ocehannya lagi.

Lian membalikkan badannya dengan menatap wajah Nuna dengan begitu penuh emosi.

"Jika Mai tahu dari dulu... bahwa Nuna mau menampung Mai karna ingin menjadikannya sebagai wanita penghibur, Mai tidak akan mau ikut dengan Nuna. Kenapa Nuna tidak membiarkan Mai jadi gelandangan saja.. atau biarkan saja Mai mati..!!"

"Kamu pikir membawa kamu ke sini tidak memakai duit !! Nuna membeli mu dari orang tua mu...

"Tidak Nuna, dia bukan orang tu...!!" Lian tidak melanjutkan perkataannya, Hampir saja ia keceplosan. Lian belum ingin identitas nya terbongkar saat ini juga, untuk menghindari kecurigaan sang Nuna ia pun melanjutkan langkahnya kembali dengan setengah berlari untuk masuk kedalam rumah. Lian sudah tak sanggup membendung Airmatanya yang semakin menganak sungai.

"Maksud kamu apa Mai.. ?? Tunggu... Nuna masih ingin bicara !!... Maisie...!!" Wanita itu berusaha mengejar Lian. Dan..

BRAAKKK !!! Lian langsung mengunci kamarnya.

"Maisie.. Mai... buka pintunya.. Mai.. !!" Nuna menggedor-gedor kamar gadis itu tapi ia tak merespon.

"HHUUAAAAAAA... !!!" Jerit Lian, ia histeris dalam kamarnya dan melemparkan apa saja yang ada dalam kamar tersebut. Bayangan Zean ketika menciumnya dengan secara paksa masih selalu terlintas di benaknya, Lian merasa sangat rendah karena harus diperlakukan seperti itu.

"Sialan kamu Zean !!! Aku tidak akan pernah memaafkan mu..!!" Lian memaki laki-laki itu dengan mengepalkan kedua tangannya menahan emosi.

Lian sangat terpukul, ia begitu tertekan dengan perintah sang Nuna yang selalu saja ingin ia melakukan aksi perdananya menjadi seorang wanita penghibur. Sebuah profesi yang sangat kotor dan hina, namun parahnya lagi perlakuan Zean hari ini juga justru seakan membuat dirinya semakin merasa murahan dan terhina.

Tak disangka kejadian tersebut ternyata juga disaksikan Zean, yang saat ini tengah mengintip dari atas tembok besar rumah Nuna yang ia panjat. Pikirannya menerawang jauh..

"Jadi benar yang dikatakan Maisie bahwa ia memang anak asuh seorang mucikari..?? dan ia sengaja dididik untuk menjadi seorang penghibur..?? pantas saja ia mahir menggoda, tapi.. jika dilihat dari reaksinya terhadap perbuatan ku tadi, sepertinya dia memang belum pernah melakukan hal itu. Tapi nanti malam.. ?? Apa itu klien pertamanya, ini tidak bisa dibiarkan.. !!" Zean bergumam dalam hati. Perasaannya kini mulai merasa iba pada gadis itu karena selama ia melihat Lian, gadis itu tidak pernah meneteskan air mata.

Lian seperti gadis perkasa yang selalu berani, Tegar, ceria dan tidak terlihat memiliki beban. Namun siapa sangka dibalik itu semua ternyata tersimpan kepedihan yang begitu menyakitkan, ia selalu mendapat tekanan dan perlakuan kasar dari orang yang mengasuhnya.

"Kasian sekali kamu Mai, ternyata kenakalan mu itu hanya kedok untuk menutupi keterpurukanmu..!!" Zean pun turun dari atas dinding pagar.

Mansion keluarga Adiyaksa..

Hanin tengah berdiri di teras belakang, tangannya sibuk menyirami berbagai bunga kesukaannya di pot yang tergantung. Namun tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang.

"Paman...??" Hanin mendorong laki-laki itu karena terkejut.

"Kenapa sore-sore begini paman datang.. bagaimana kalau mas Angga pulang ??" wanita itu terlihat celingukan untuk memastikan sesuatu.

"Paman kangen sayang... kenapa kamu susah sekali dihubungi.. suruh ke mansion paman juga tidak pernah mau.. ??" Laki-laki itu langsung memagut mulut Hanin.

"Paman.. sebentar lagi mas Angga pasti datang, jaga sikap paman..!!" gadis itu semakin Gelisah.

"Suami mu tidak akan pulang karna sore ini juga harus terbang ke kota B untuk mengurus proyek cabang disana, ada sedikit masalah yang terjadi..!!" Laki-laki itu kembali mendekap Tubuh Hanin.

"Tapi mas Angga pasti pulang dulu kesini untuk pamitan..!!" tiba-tiba handphone nya berdering, Wanita itu langsung mengangkatnya.

"Hallo pa.. ??" Hanin memutar badannya agar sang paman tidak menggangu obrolannya dengan sang suami

"Papa ada kerjaan dikantor cabang kota B.. jadi tidak bisa pulang karna harus berangkat ke bandara sekarang, Mama baik-baik di rumah dan jangan bosen terus bujuk Zean agar mau pulang.."

"hhmmm.." Hanin refleks karena sang paman sedari tadi mendekapnya dari belakang seraya menciumi tengkuknya.

"Kenapa ma.. ??" laki-laki itu sedikit bingung.

"Oh tidak ada apa-apa.. baiklah kalau begitu, nanti Mama akan bujuk Zean lagi. Papa hati-hati juga disana.."

"Baiklah.. " panggilan pun terputus.

"Paman nakal sekali, hampir saja mas Angga curiga.. ??" Hanin langsung memutar tubuhnya menghadap sang paman, namun laki-laki itu tidak melepaskan pelukannya.

"Tapi kamu suka kan..!!" Goda laki-laki itu seduktif.

"Yah.. karena mas Angga tidak pernah seromantis ini padaku, dari dulu dia selalu sibuk dengan kerjaannya."

"Paman tidak akan pernah membuat mu kesepian..!! oh ya bagaimana dengan Zean.. ?? apa anak itu masih belum pulang ke rumah..??"

"hu,um.. mungkin dia masih marah dengan kedekatan kita, ini alasan aku juga jarang menemui paman karna aku tidak ingin Zean semakin curiga ... Anak itu memang keras kepala.!!"

"Biarkan saja dia menenangkan pikirannya, kamu suruh para pengawal untuk selalu menjaganya.." Wanita itu hanya mengangguk.

"Sayang.. paman kangen..!!"

"Aku juga paman..!!" keduanya kembali berpelukan dan saling memagut, namun tiba-tiba. BRAAKKK !! seseorang dengan sengaja memukul badan pintu, hingga membuat keduanya menengok ke sumber suara.

"ZEAN..!!" Pekiknya serentak dan melepaskan pelukan.

"Kalian sudah sangat keterlaluan..!! bagaimana perasaan papa jika ia tahu..!!" Zean langsung berlari keluar, ia benar-benar kecewa dengan mereka berdua. Hanin hendak mengejarnya namun ditahan oleh sang paman,

"Lebih baik jangan sekarang.. percuma.. Zean tidak akan meresponmu."

"Tapi paman.. Zean pasti sangat kecewa dengan kita.. !!" wanita itu terisak, dan Sang paman kembali merangkulnya seraya mengelus kepala Hanin.

"kamu sekarang tenang saja, nanti paman yang akan bicara dengannya baik-baik.!!"

Hanin hanya mengangguk.

Malam harinya..

Dor dor dor !! Nuna Shaqie menggedor pintu kamar Lian dengan sangat kencang.

"Maisie... cepat keluar ini sudah hampir jam 7, jangan sampai tuan Kenan menunggu mu dengan sangat lama..!!"

Tak berapa lama kemudian, Lian keluar dari kamarnya dengan penampilan yang sangat menakjubkan. Gaun hitam panjang tanpa lengan dengan bagian atas yang terbuka dan belahan panjang dibagian pahanya memamerkan lekuk tubuhnya yang membuat seorang Nuna saja tercengang melihatnya apalagi laki-laki.

"Kamu memang sangat Cantik Mai... Aku yakin kemunculan mu malam ini akan banyak orang yang mengantri besok untuk bisa memilikimu.. dan yang pasti... hanya orang yang mau menawar dengan harga yang paling tinggi lah yang akan bisa membawamu!!" Nuna berkata sambil mencengkram dagu Lian.