Mendengar ucapan Anindia yang tampak serius membuat Ahmer duduk di dekatnya. "Sayang, apa maksudmu?"
"Apakah kamu mencintai Sarah?" tanya Anindia.
Ahmer menggeleng."Sayang, aku benar-benar serius itu kesalahan aku tak mencintainya"
"Kalau begitu ayo ambil anak itu, jadikan dia sebagai putra kandung mu secara sah dan aku akan menjadi ibunya"
"Anindia?" lirih Ahmer menatap wajah istrinya. "Apakah kamu ingin menjadi ibu dari anak yang di lahirkan wanita lain?" lanjut Ahmer.
"Aku tak bisa memberikan mu anak, dia adalah darah daging mu aku juga ingin kita hidup seperti keluarga lain"
Ahmer yang tak mampu berkata-kata dengan ketulusan istrinya, hanya mampu memeluknya sekarang.
"Maafkan aku telah menyakitimu selama ini"
Ahmer begitu terus saja mengucapkan kalimat tersebut dia bertekad untuk mengambil putranya semasa di sudah sembuh nanti.
Rasa bersalah membuat Ahmer terus saja memeluk istrinya Anindia pun memejamkan mata ia sudah menerima akan fakta ini.
Selapas mengetahui keadaan putranya Ahmer pulang bersama anindia ia berpamitan kepada Sarah terutama kepada Leo.
Diperjalanan Anindia tertidur pulas nampak nya ia begitu lelah dengan hari ini , Ahmer sedikit mencium bagian keningnya lalu mengatakan " tidur nyenyak sayang"
Sesudah sampai Anindia tidak terbangun sedikitpun Ahmer menggendong nya sampai Tempat tidur.
Keesokan paginya..
"Siapa yang membawaku kesini" ucap Anindia terheran heran berada di tempat tidur nya, ia sangat kelelahan sehingga tidak sadar kejadian semalam.
"Semalam kau tidur di mobil lelap sampai aku membangunkan mu juga kau tak sadar " ucap Ahmer.
"Ya tuhan, apakah aku berat" dengan polos nya Anindia menanyakannya .
"Tidak, hanya saja lutut ku agak sakit menahan keseimbangan semalam " jawab Ahmer sembari membuat lelucon.
Anindia pun ikut tertawa terbahak-bahak sampai ia tidak merasakan sakit di hatinya seperti tidak pernah ada masalah dalam hubungan nya.
Mereka berbaring di kursi santai di dekat kolam renang dan sesekali bertukar kutipan.
Sudah jam 07:00 Ahmer harus segera siap siap ia harus ke kantor ada klien penting yang ingin bertemu dengan nya.
Ahmer pergi bekerja selapas telah bercanda riang bersama istrinya .
Semua pengalaman anidia di dunia ini Takan merubah faktanya , yang ia ketahui di lubuk hatinya betapa getaran panas yang tercipta antara Ahmer Anindia , dan dia merasakan energi yang di rasakan semua wanita namun tidak ada hati sebaik hati nya , Anindia begitu tulus menerima semua fakta yang ada.
Pagi berganti malam ..
Ahmer pun tiba dirumahnya , Anindia menyambut nya dengan penuh kehangatan .
"Sayang aku pulang"Sambil mengecup kening istri nya .
"Aku sangat merindukanmu." Jawab Anindia
Ahmer memulai bercanda riang mereka mulai cekikikan lalu tidak bisa berhenti , tawa nya begitu keras sampai matanya berair dan sisi perutnya mulai sakit.
Anggap saja itu cara melepas ketegangan diantara mereka berdua.
3hari berlalu..
Mereka berbahagia bersama tanpa memikirkan permasalahan dan Anindia berinisiatif menjenguk Leo putra dari Ahmer .
"Bosen dirumah ,jenguk Leo yu" ucap Anindia membuat mata nya tertuju pada anindia.
"Boleh"
Beberapa jam sesudah perjalanan jauh akhirnya mereka tiba di rumah sakit , Anindia bersam suaminya langsung menuju ruangan tanpa bisa basi ia mengetuk pintu .
"Permisi!"
"Sarah, apakah aku boleh masuk " tanya Anindia
Nampak nya Sarah tak mendengar ketukan pintu dari Anindia , Ahmer pun membuka pintunya ia melihat Sarah tertidur mungkin karna cape telah menemani sang putra nya semalam hingga ia mengantuk berat seperti ini .
Anindia mengusap pundak Sarah , lalu Sarah terbangun "Eh? kapan kesini" ucap Sarah
"Baru sampai , kamu sudah makan" tanya Anindia
"Belum , tidak da waktu aku berjaga semalaman menjaga Leo"
"Yasudah ,biar Leo bersamaku kamu makan saja " ucap Anindia kepada Sarah.
Sarah pun beranjak keluar dari kamar anak nya itu ia menuju kantin terdekat di rumah sakit tersebut .
15menit kemudian
Sarah kemabali lagi ia melihat ketulusan Anindia terhadap merawat Leo putra nya sendiri , Sarah Meliahat Anindia dan Ahmer mencium Leo ia membuat Leo tersenyum kegirangan. Bayi kecil itu seperti mengerti bahwa lelaki yang mengajaknya bermain adalah Ayahnya.
Bakan Sarah tidak ingat kapan melihat Leo tersenyum bahagia seperti ini setelah ia jatuh sakit.
Lalu Sarah mendekati mereka ia menegur Anindia "Kau kerepotan tidak menjaganya sewaktu aku sedang makan? "
"Tentu saja tidak"
Suara seseorang menuju kamar putranya .
Tuk..tuk...tuk....
"Masuk" ucap Sarah.
"Bapak ibu Alhamdulillah putra kalian sudah boleh pulang tapi nampaknya ia harus berobat 1 Minggu sekali untuk memastikan ke adaan nya baik baik saja ."
Sarah mendengar kata itu membuat dirinya bingung ia bekerja gaji yang hanya cukup untuk membeli susu anak nya , ia bimbang akan hal ini sedangkan sekali perawatan sampai mencapai di angka 1juta, walaupun Ahmer memberikan semuanya dan bertanggung jawab ia tak mungkin seperti ini seenaknya menerima uang.
Sarah meneteskan air mata , Anindia bertanya "mengapa kau menangis ?"
"Aku bingung harus membiayai pengobatan ini dari mana , jika aku terus saja meminta kepada Ahmer aku malu untuk saat ini"
"Apakah aku boleh merawatnya " ucap Anindia membuat Sarah terkejut .
"Tidak , aku sangat menyayangi anak ku "
"Jika boleh ,aku akan menjamin perawatan anak mu aku akan menyayanginya seperti anak ku sendiri karna dia darah daging Ahmer , kamu tenang saja aku tidak akan melarangmu meski kamu sudah memberikan hak Leo padaku dan Ahmer dan aku akan mengijinkan mu jika kau merindukan anak mu setiap waktu"
Sarah akhirnya memikirkan nya terlebih dahulu ia sangat hati hati untuk kesehatan putra nya tersebut .
"Tidak mengapa jika kau bimbang , namun jika kau menyetujuinya kabari saja aku dengan senang hati menolong mu dan merawat anak dari suami ku"
"Baiklah, aku akan memikirkan nya!" Jawab Sarah
Anindia memeluk Sarah yang keadaanya terpuruk , akhirnya Leo pun bisa pulang dan sembuh dari rumah sakit .
Anindia dan Ahmer mengantarkan nya sampai rumah dan langsung berbalik arah untuk pulang menuju rumah mereka.
Semingu berlalu. Sarah juga tak bekerja agar bisa menjaga putranya.
Kring kring ..
"Sayang ,ada yang menelpon mu "
Ahmer yang sedang mandi tidak mengetahui seseorang menelponnya .
"Siapa"? tanya Ahmer.
"Sarah" jawab Anindia!
"Yasudah Angkat saja telpon nya , siapa tau mengenai Leo"
Setelah di angkat Anindia menanyakan tentang keadaan Leo.
"Hallo Sar, ada apa?"
Suara panik terdengar dari balik telepon!" ini jadwal ke Dokter aku telat membawanya Leo panas dingin tolong aku ku mohon"
"Mengapa ? bawa saja secepatnya ke dokter aku dan Ahmer akan menyusul" ucap nya kepada Sarah.
Anindia segera mengatakan hal itu kepada Ahmer, ia yang sangat panik segera mengambil tas dan menunggu suaminya berganti pakaian karena khawatir dengan keadaan Leo.