Tiga hari Amira dirawat di rumah sakit. Wanita itu kini kembali menginjakkan kaki di rumah suaminya. Semakin hari, kondisinya justru semakin buruk, apalagi sejak kehilangan anak pertama mereka.
Amira keguguran, karena kondisi tubuhnya terlalu lemah kala itu. Hal tersebut yang membuat trauma berat padanya.
"Selamat datang kembali, Bu Amira!" sambut mertua dan beberapa pembantu rumah tangga yang ada di sana.
Amira hanya mengulas senyum, semenjak kejadian itu rasanya kebahagiaannya sirna.
"Em, mungkin Amira masih kecapean, Anxel bawa dia ke kamar supaya bisa istirahat," suruh mamanya.
"Bu Amira sekarang aneh banget ya, gak kayak dulu." Beberapa ucapan keheranan mulai terdengar sampai ke telinga mertuanya.
"Kalian bisa diam, tidak? Kembali bekerja atau kalian saya pecat!"
Mamanya terduduk di ruang tamu. Memijat pelipisnya, rasanya semua beban ini begitu berat untuk dilalui.
"Amira sudah tidur?" tanyanya kepada Anxel.