Chereads / MAKE ME YOURS / Chapter 17 - Tom & Jerry VS Air & Minyak

Chapter 17 - Tom & Jerry VS Air & Minyak

"Ines pulang ya, Ma." Model cantik itu berpamitan pada Sarah di teras rumah Saga.

"Kamu jaga diri ya sayang."

Ines hanya mengangguk sebagai jawaban. Rambut indahnya yang dibelai lembut oleh Sarah membuatnya kembali merasakan kehangatan seorang ibu. Tak lupa keningnya dicium Sarah layaknya seorang anak yang akan keluar rumah.

"Saga, bawa mobilnya hati-hati ya. Jangan ngebut! Awas kamu kalau sampai anak gadis mama kenapa-napa! Tak sunat ulang nanti burungmu."

Ucapan Sarah membuat gelak tawa Ines dan Saga. "Gitu banget Ma, sama anaknya sendiri." Protes Saga tak terima.

Saga tak sakit hati dengan itu. Tentu ia tau, sosok wanita hebat yang dipanggilnya mama ini, memang begitulah perangainya. Wanita yang usianya hampir setengah abad itu akan memberi perhatian luar biasa besar kepada orang-orang yang ia sayangi. Meski terkadang ia tak banyak menunjukkan, namun Saga tau bahwa Sarah adalah sosok ibu yang akan kalang kabut kalau anaknya sakit. Bahkan dulu ketika mendengar insiden Shaka keserempet motor saja, Sarah kelimpungan dan langsung terbang dari Yogya ke Bandung. Padahal saat itu Shaka sudah duduk di bangku kuliah dan hanya mendapat perban sedikit di kaki.

Mother is an invisible hero, but her presence means so much.

Mobil Alphard putih itu melaju dengan kecepatan sedang. Kembali mereka lewati sekeliling pemandangan yang sama. Bedanya, saat ini gerimis mulai turun menghiasi kaca mobil dan lalu lintas jalan raya tak sepadat sebelumnya.

"Kalo gerimis gini, aku jadi ingat dulu pernah nginep di rumah kamu gara-gara dipaksa sama mama." Ujar Ines membuka suara.

Saga menoleh sejenak lalu matanya kembali ke jalanan. "Masih pengin?"

"Pengin sih, aku jadi merasa utuh. Apalagi saat itu ada papa kamu dan Shaka juga." Netra indah bersoftlens hazel itu menatap ke depan. Mengulang memori peristiwa hangat setahun yang lalu.

"Tapi kalo mau kayak gitu lagi sekarang susah sih. Makin kesini jadwal aku sama kamu makin padat. Untuk rehat sebentar aja pasti bakal berantakan kalo nggak di schedule ulang." Imbuhnya.

"Kalo kamu mau, kita masih bisa melakukannya. Kapan pun kamu mau malah."

Ines menolehkan wajahnya. Menatap mata Saga yang juga sedang menatapnya dalam. "Caranya?"

"Jadilah bagian dari keluargaku."

"Aku kan emang udah jadi bagian dari keluargamu, Ga. Orang tua kamu anggap aku anak loh."

Saga menggeleng. Ines masih tak mengerti makna tersiratnya. "Bukan. Keluarga yang sah di mata hukum dan agama, Nes."

Oh ya. Ia baru tau arah pembicaraan ini. Saga menginginkan dirinya. Ines diam. Tak berniat melanjutkan. Ia mau cari aman saja agar topik semacam ini tak melebar.

"Keinginan mama masih sama." Saga melanjutkan.

"Apa?"

"Menjadikan kamu menantunya."

Tuh kan, dilanjut lagi. Namun kali ini Ines tak akan diam saja.

"Menantu dari anak yang mana?"

Saga kebingungan. "Maksudnya?"

"Maksudnya, aku mau dijadikan istrinya siapa?"

Saga mengerutkan kening dan menoleh ke arah Ines lalu kembali ke jalan. "Ya akulah. Masa jadi istrinya Shaka?"

Ines terkekeh mendengar jawaban sewot pria itu. "Ya barangkali mama kamu mau jodohin aku sama berondong."

"Shaka aja baru 19 tahun. Yang bener aja kamu."

"Ya dari pada sama om-om kayak kamu? Pffft." Ines tersenyum meledek.

Ayolah, Saga tak setua itu untuk menjadi pasangan Ines. Hanya karena tubuh kekarnya terlihat pria mapan usia kepala 3.

"Please deh. Usia kita selisih setahun doang, Nes. Aku baru 23 bukan 35."

"Badan kamu kan gede tuh, jadi looknya kayak sugar daddy gitu, Ga. Hahaha." Ejeknya tertawa melihat muka datar Saga.

"Nistain aku aja terus."

"Dih, aku baru sekali nistain kamu padahal."

Saga berdecak. "Nggak nistain sih, tapi nyakitin."

Wanita cantik itu tersenyum smirk. Wajahnya ia letakkan di dashboard mobil dan kepalanya menoleh ke arah Saga. "Kalo aku nyakitin kenapa masih bertahan?"

Si empunya salting dadakan dilihatin pujaan hatinya begitu dalam. Diliriknya Ines dengan ekor mata elangnya sekejap, lalu menatap jalanan lagi.

"Karena yang modelan kayak kamu susah didapat."

"Emang aku modelan kayak apa?"

"Makin dikejar makin menjauh." Saga terkikik menjawabnya. Hei, itu kenyataan!

"Kalo aku nggak menjauh kamu bakal apa?" Tantang Ines tak berhenti.

Sementara Saga sudah dag dig dug ser akan lontaran kalimat yang keluar dari mulut wanita itu. Ingin sekali rasanya mencecap bibir ranum merah jambu yang terus nyerocos sedari tadi. Ah shit! Hormon pria dewasa memang menyebalkan.

"Aku bakal beli tali"

Ines mengernyit heran. "Biar apa?"

"Biar aku bisa langsung mengikat kamu terus aku eksekusi dalam kamar."

Kata eksekusi tak perlu lagi Ines tanyakan lebih detail. Tentu saja unboxing dirinya. Jangankan untuk penasaran, memikirkannya saja membuat Ines mual.

Wanita itu menahan rasa ingin tertawa mendengar penuturan Saga. Lihat saja, ia tak akan kalah.

"Halalin dulu kalau mau eksekusi."

Oh my gosh! Saga merasakan jutaan kupu-kupu beterbangan di perutnya.

"Kalau kamu siap, langsung ke KUA hari ini pun aku oke."

Ines mencebikkan bibirnya. Pria itu kalau urusan nikah emang langsung tanggap.

"Review saldonya dulu dong, ganteng." Tanya Ines menggoda.

Kaca mobil menjadi sandaran punggungnya kini sembari menatap pria macho di sana. Rahang tegas itu tampak sempurna jika dilihat dari samping. Tak perlu berkhayal jauh-jauh, tiap kali sesi pemotretan bersama, ia dan Saga acap kali saling sentuh bagian tubuh satu sama lain. Masih dalam batas wajar tentunya.

"Oh- nggak cuma review, aku bakal kasih semua saldoku buat kamu kalau nanti sudah jadi nyonya Saga." Pria itu bahkan tak menolehkan wajah saat mengatakannya. Tapi ia yakin, Ines pasti sedang senyum-senyum dibuatnya.

"Saldo aja nih?"

"Semua bisnis kulinerku juga boleh kamu ambil. Bahkan aku kasih bonus dengan mengalihkan pengelolaan Frezy Gym di Dago dari tangan Shaka ke kamu. Fitness di sana adalah cabang Frezy Gym yang paling tinggi dari segi pendapatan."

Ines terbelalak dibuatnya. Betapa royalnya Saga padanya bila ia menjadi istri Saga nanti.

'Kulepaskan Karirku Demi Dipersunting Sugar Daddy' mungkin begitulah kiranya judul yang tepat bila kisahnya dan Saga dijadikan sinetron.

"Wow! Betapa suksesnya Shaka mengelola fitness di sana. Aku jadi kepincut mas-mas berondong kalo gini. Bismillah; didekati kakaknya, kepincut adiknya, finally dapat dua-duanya."

Tawa Ines pecah seketika setelah mengatakan kalimat itu. Saga pun demikian meski hatinya sedikit tak suka mendengar bahwa Ines kepincut berondong. "Rakus banget. Satu aja nggak habis-habis."

Saga mengacak rambut Ines di atas kepala, sarat akan rasa gemas dan sayang bercampur jadi satu.

"Kita kayak Tom & Jerry ya, Nes." Ujar Saga saat tawa keduanya mereda.

"Kok bisa?"

"Pagi berantem, malam baikan. Malam berantem, pagi baikan."

Ines terkekeh mendengarnya. "Kalo menurut aku sih, kita kayak air dan minyak, Ga."

"Kenapa emang?"

"Bertemu tapi tidak menyatu."

****

Kita kayak air dan minyak, ya? Bertemu tapi tidak menyatu😭💔

Dukung MAKE ME YOURS selalu🦭

Koleksikan dan bagikan cerita ini bila kamu suka❤