Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

It's Bad Love

DindaTarigan
--
chs / week
--
NOT RATINGS
15.1k
Views
Synopsis
Terlahir ke dunia ini merupakan sesuatu yang harus disyukuri oleh setiap orang dimana kau akan mendapatkan kesempatan hidup untuk menikmati dan melihat bagaimana dunia ini. Tentu saja disaat kau terlahir ke dunia ini, kisah hidupmu telah ditentukan dimana kau tidak dapat memilih bagaimana nantinya kehidupan yang kau hadapi nantinya. Tidak ada yang dapat menolak apa yang akan kau dapatkan saat kau terlahir ke dunia ini. Seperti halnya keluarga dan kekayaan yang akan kau dapatkan saat kau terlahir ke dunia ini. Kau tidak bisa memilih dimana kau akan terlahir dan bagaimana kehidupanmu. Begitulah yang dihadapi oleh dua orang putra yang berasal dari Kerajaan Greyland dimana mereka terlahir kembar dengan selang waktu hanya beberapa detik saja. Tapi perbedaannya sudah terlihat begitu jelas saat hanya satu anak saja yang dapat diketahui keberadaannya, berbeda dengan anak kedua dimana ia tidak diketahui siapapun keberadaannya seakan ia telah disembunyikan di dalam perut Sang Ibu. Dari perbedaan tersebut dapat kita ketahui bahwa satu diantara mereka akan mengalami kehidupan yang cukup sulit. Dua anak dari kerajaan besar telah lahir dengan kisah yang telah ditentukan. Seluruh alam semesta menyambut kelahiran keduanya dengan cara yang berbeda dimana satu dari mereka tidak disambut dengan baik oleh alam seakan kehadirannya tidak diharapkan oleh siapapun. Tapi tidakkah itu terlalu kejam, bahkan ia baru saja terlahir ke dunia dan langsung mendapatkan penolakan dari alam? Walaupun demikian, Sang Raja dan Sang Ratu belum menyadari hal tersebut dan membagikan kasih sayang mereka sama rata tanpa membedakan anak mereka. Tidak ada yang tahu, semuanya akan berubah seiring berjalannya waktu dimana Sang Raja dan Sang Ratu menemukan kenyataan yang begitu besar dimana mereka harus mengasingkan salah satu dari anak mereka. Begitu berat. Walaupun demikian, itu jalan yang terbaik daripada harus membunuh anak mereka sendiri. Bahkan julukan aib untuk anak dari Sang Raja dan Sang Ratu keluar begitu saja dari mulut rakyat bahkan anggota kerajaan yang membuat Sang Ratu harus menahan sakit hatinya. Orang tua mana yang tidak sakit saat anaknya dihina bahkan dikatakan aib bagi kerajaan?
VIEW MORE

Chapter 1 - IBL 01

Kehidupan kerajaan berjalan dengan lancar tanpa adanya bencana yang melanda mereka. Bahkan kerajaan semakin maju seiring berjalannya waktu.

Putra Mahkota dan Pangeran juga hidup akur tanpa adanya pertengkaran yang melanda mereka. Bahkan kasih sayang Sang Raja dan Sang Ratu tidak pernah berbeda. Mereka memperlakukan keduanya begitu baik, menyayangi keduanya tanpa adanya perbedaan yang mereka berikan.

Semua berjalan sesuai rencana sampai pada saat dimana bencana kini melanda kerajaan tersebut. Kasus kematian di dalam istana begitu menggemparkan seluruh anggota kerajaan sampai dengan seluruh rakyat yang tinggal di dalam istana. Kasus kematian yang terjadi begitu saja membuat mereka ketakutan, namun mereka harus dipaksa untuk tetap tenang.

Sang Raja tidak boleh gegabah dalam mengambil tindakan dimana mereka yang mengetahui kasus tersebut harus tetap diam. Hal itu dilakukan supaya itu tidak terdengar sampai ke kerajaan lainnya dan itu dapat membuat kerugian besar untuk Greyland.

Tentu saja mereka memilih untuk diam dan mereka memilih untuk mencari solusi serta inti dari permasalahan yang ada. Mereka tidak boleh memberikan cela pada musuh untuk masuk ke dalam kerajaan. Mereka harus bisa mengendalikan situasi dan mencari tahu penyebab dari mereka yang meninggal secara tiba-tiba.

Sang Ratu bahkan mengasingkan kedua putranya di dalam kamar mereka dengan penjagaan yang begitu ketat. Sang Ratu tidak ingin anaknya menjadi korban selanjutnya dimana mereka masih belum menemukan penyebab dari kasus kematian yang sedang terjadi.

Kasus kematian ini sudah memakan sedikitnya sepuluh korban jiwa dimana mereka tidak boleh terus menerus mendiamkan kasus tersebut kalau tidak ingin kasus kematian terus bertambah di kerajaan mereka.

Sang Raja dengan tegas mengatakan pada seluruh prajurit untuk memperketat keamanan dan para petinggi lainnya untuk mencari tahu kasus yang sedang terjadi membuat kerajaan kini disibukkan oleh mereka yang sedang mencari tahu kasus yang sedang terjadi.

Ditengah kesibukan dalam mencari tahu kasus yang ada Sang Putra Mahkota dengan santai malah bermain bersama Pangeran membuat Sang Ratu harus mencari keberadaan kedua putranya yang secara tiba-tiba saja hilang dari dalam kamarnya.

Kepanikan Sang Ratu malah membuat keadaan semakin kacau dimana Sang Raja mengetahui bahwa kedua putranya menghilang dari dalam kamarnya membuat Sang Raja harus mengerahkan seluruh prajurit untuk mencari keberadaan anak-anak mereka.

Ia tidak ingin terjadi sesuatu pada anak-anak mereka dimana salah satu dari mereka merupakan penerus dari kerajaan.

Sang Raja bahkan tidak mengharapkan kalau Sang Pangeran juga terluka yang intinya ia tidak ingin kedua anaknya terluka.

Kabar hilangnya Sang Putra Mahkota dan Sang Pangeran membuat mereka semua dilanda kepanikan, bahkan seluruh tabib ikut mencari keberadaan kedua putra dari Raja dan Ratu mereka.

Disisi lain, kedua putra dari Raja dan Ratu itu tengah asik bermain di danau yang tidak jauh dari istana. Mereka sedang bercanda gurau di sana dan tidak memikirkan bahwa tindakan mereka saat ini dapat menimbulkan kekacauan di dalam istana.

"Tunggu sebentar, aku akan segera kembali." Kata Putra Mahkota kepada adiknya berpamitan.

Mendengar itu membuat Pangeran mengalihkan pandangannya ke arah kakaknya dimana ia menampilkan ekspresi bertanya-tanya tentang kemana kakaknya ingin pergi.

"Aku hanya ingin mengambil minuman ke dalam, ingat jangan pergi kemanapun sampai aku datang." Katanya memperingati sang adik yang membuat adiknya mengangguk mengerti dan memilih untuk diam di sana seraya menunggu kakaknya kembali.

Tidak lama setelah kepergian sang kakak, ia dapat melihat seekor kelinci putih datang menghampiri dirinya membuatnya mengalihkan pandangannya.

Matanya tampak begitu berbinar saat melihat kelinci putih itu, tapi binar yang dipancarkan Sang Pangeran redup begitu saja saat melihat kelinci putih itu telah pergi meninggalkan dirinya saat ia menyentuhnya.

Ia sedih, ia hanya ingin bermain dengan kelinci putih itu. Tapi kelinci itu sepertinya tidak ingin bermain dengannya, kelinci putih itu telah pergi sebelum ia mengajaknya bermain.

"Astaga pangeran!" Pekik salah satu prajurit yang menemukan keberadaan Sang Pangeran.

Tanpa mengetahui situasinya, Sang Pangeran bangkit dari posisinya duduk dan berjalan mengarah ke arah si prajurit.

"Ada apa?" Tanyanya begitu polos.

"Sang Ratu mencarimu, dimana Putra Mahkota?" Katanya melihat ke sekitar untuk mencari keberadaan Putra Mahkota.

"Oh, kakak ada di dalam istana."

"Tapi--"

Perkataan Sang Pangeran terpotong begitu saja saat melihat banyak orang yang menghampiri dirinya bersama sang kakak yang saat ini sudah berada dalam dekapan Sang Raja.

Pemandangan itu tentu saja membuat Sang Pangeran bingung dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi saat ini.

Sang Ratu yang sampai terlebih dahulu di depan anaknya langsung membawa anaknya ke dalam dekapannya. Ia dapat mendengar kalau Ibundanya saat ini sedang mengkhawatirkan dirinya dengan mengatakan sesuatu yabg sedikitnya tidak ia mengerti.

Ia melihat ke arah kakaknya yang ada dalam dekapan Sang Raja ingin bertanya apa yang sedang terjadi, tapi kakaknya itu tidak menjawab pertanyaannya. Sang kakak malah diam.

Pada detik berikutnya, matanya tidak sengaja bertemu dengan mata Sang Raja dan saat itu juga ia mengerti kenapa kakaknga hanya diam tidak menjawab pertanyaannya.

Ia menyadari kalau Sang Raja saat ini sedang marah kepadanya dan kakaknya. Hal itu membuatnya ikut diam tidak mengeluarkan suaranya seperti yang dilakukan sang kakak.

Setelahnya mereka semua beranjak dari sana sebelum pada akhirnya Sang Raja semakin diam saat melihat keganjalan yang terjadi di sekitar anaknya berada.

Raja yang tadinya memang sudah diam semakin terdiam dan memilih untuk pergi dari sana bersama yang lainnya.

Mereka semua kini masuk ke dalam istana dengan Sang Raja yang masih terdiam sementara Sang Ratu masih saja mengucap syukur karena telah menemukan keberadaan kedua anaknya dalam keadaan baik-baik saja. Sang Ratu sangat takut terjadi sesuatu pada kedua anaknya.

Setelahnya Sang Ratu membawa kedua anaknya untuk kembali ke dalam kamar mereka. Sang Ratu bukannya ingin mengurung kedua anak mereka, tapi Sang Ratu tidak ingin terjadi sesuatu pada keduanya.

Anak mereka masih terbilang kecil, ia belum siap kehilangan keduanya, bahkan Sang Ratu rela menukarkan nyawanya untuk keselamatan anak-anaknya.

Sudah dikatakan kalau Sang Ratu sangat menyayangi keduanya tanpa adanya perbedaan bukan?

Begitu juga dengan Sang Raja, namun cara mereka menyayangi kedua putra mereka sedikit berbeda. Seiring berjalannya waktu, Sang Raja hanya memperlihatkan perhatiannya dengan sikap dingin dan tegas yang ia miliki. Sang Raja berpikir kalau kedua anaknya harus bisa tegas dan kuat. Kedua anaknya harus bisa menjadi pemimpin yang dapat membuat kerajaan mereka makmur. Selain itu, Sang Raja ingin anaknya menjadi pemimpin yang dihormati oleh rakyat serta menjadi tempat pengaduan bagi rakyat yang ingin menyampaikan seluruh keluhannya pada anaknya kelak.

Ia ingin kedua anaknya berdampingan untuk mendirikan kerajaan yang sudah ia pimpin sejak lama. Walaupun pada dasarnya Sang Pangeran tidak bisa menjadi Raja, setidaknya Sang Pangeran bisa mendampingin kakaknya untuk memimpin kerajaan sebagai penasehat.