Chereads / It's Bad Love / Chapter 7 - IBL 07

Chapter 7 - IBL 07

"Mereka tahu? Untuk itu kita membuat mereka diam untuk selamanya, bagaimana menurut Ibunda Ratu?" Tanya Pangeran masih dengan tatapan lembutnya dimana mereka yang melihatnya itu seperti tatapan ingin membunuh.

Sementara Sang Ratu tidak mengerti sama sekali maksud dari perkataan sang anak dimana kejadian itu berlangsung begitu cepat tanpa ada seorangpun yang dapat mencegahnya.

Saat itu Sang Ratu melihat Pangeran yang mengalihkan pandangannya dan menatap ke arah semua orang yang ada di sana. Saat itu pula kejadian tidak terduga itu terjadi.

BRAK!

ARG!

AAAAA!

Kejadian yang begitu cepat tanpa bisa dicegah itu sungguh membuat Sang Ratu menatap anaknya tidak percaya.

"Lihat, sekarang tidak ada yang tahu tentang kekuatanku. Oh, ada satu orang yang selamat." Kata Pangeran menatap kepala prajurit yang satu-satunya selamat dati tragedi yang dilakukan Pangeran. "Tidak apa, lagi pula dia sudah mengetahui kekuatanku sejak awal. Bukankah begitu Ibunda?" Lanjutnya menatap ke arah Sang Ratu yang masih mematung atas perbuatan sang anak.

Seluruh prajurit yang ada di sana telah tewas, mereka semua kehilangan nyawa mereka dimana Pangeran tanpa perasaan langsung menyerang mereka semua secara mendadak tanpa adanya persiapan. Lagi pula tidak ada seorangpun dari mereka yang akan bisa bertahan dari serangan Pangeran yang tidak bisa dikatakan main-main. Kekuatan yang dikeluarkan Pangeran begitu besar.

Sang Ratu tidak tahu harus berkata apa, ia menjadi takut dekat dengan sang anak. Ia dapat melihat sang anak tengah tersenyum begitu lembut ke arahnya dengan mata yang masih mengeluarkan cairan bening, Pangeran sedang menangis saat ini.

"Apa Ibunda Ratu sekarang takut denganku?" Tanyanya membuat Sang Ratu semakin membeku di tempatnya.

Sikap yang ditunjukkan oleh Sang Ratu cukup membuat Pangeran mengerti, ia telah mendapatkan jawabannya tanpa harus mendengar jawaban dari Sang Ratu.

Untuk itu ia langsung melepaskan genggaman Sang Ratu dengan lembut serta senyuman yang masih ia perlihatkan ke arah Sang Ratu.

"Menjauhlah, Ibunda Ratu akan terluka jika berada dekatku." Kata Pangeran yang perlahan berjalan mundur tidak tahu harus bersikap bagaimana.

Ia seperti bukan dirinya sendiri yang sedang berhadapan dengan sang ibu. Saat ini ia seperti monster yang sedang mencari mangsa.

GREB!

Tidak tahu keberanian darimana, Sang Ratu langsung memeluk tubuh Pangeran yang hendak menjauh dari hadapannya. Bersamaan dengan itu, Pangeran langsung memberontak seakan mengatakan bahwa Sang Ratu harus melepaskan pelukannya atau ia tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya.

Sang Ratu tentu saja tidak menyerah, ia semakin mengeratkan pelukannya. Sementara Pangeran masih berusaha untuk melepaskan pelukan Sang Ratu sampai terlihat sebuah percikan hitam yang keluar dari tubuh Sang Pangeran.

"IBUNDA AWAS!". Teriak Putra Mahkota yang bersamaan dengan itu tubuh Pangeran terpental menjauh dari Sang Ratu dengan Sang Raja yang langsung mendekap tubuh Sang Ratu.

Ayah dan anak itu masuk secara bersamaan dimana Sang Raja mendengar bahwa ada keributan di tempat latihan prajurit. Mereka bertemu saat hampir sampai ke tempat tujuan.

"Ratuku, apa kau baik-baik saja?" Tanya Raja pada Ratunya yang kembali terkejut atas kejadian mendadak yang ia alami.

Tidak ada jawaban, Raja langsung mendekap Ratunya dan menatap kedua anaknya yang tengah berada di depan sana yang saling membalas tatapan tajamnya. Melihat itu, Raja mempunyai firasat buruk.

"Apa yang kau lakukan?! Apa kau ingin melukai Ibunda?!"

Untuk pertama kalinya mereka melihat Putra Mahkota tampak marah dan meninggikan suaranya pada sang adik.

Tidak, tidak hanya kepada sang adik. Ia bahkan tidak pernah meninggikan suaranya pada siapapun itu.

"Aku melukai Ibunda Ratu?" Pertanyaan dari sang adik yang terdengar begitu polos membuat Putra Mahkota terdiam sejenak.

Pertanyaan itu cukup aneh untuk didengarnya dalam keadaan seperti ini.

"Benarkah?" Tanya Pangeran menatap ke arah Sang Ratu yang kemudian mengarahkan pandangannya tepat ke dalam mata sang kakak.

Saat itu juga Putra Mahkota menyadari sesuatu pada sang adik saat mata mereka tidak sengaja bertubrukan satu sama lain.

Tapi ia harus mencari tahu lebih dalam lagi, ia tidak boleh terlena sekalipun itu adiknya mengingat kekuatan sang adik masih misteri sampai saat ini.

Walaupun kekuatan mereka sama kuat, tidak memungkinkan bagi mereka untuk bertarung saat ini mengingat seluruh dunia akan mengetahui kekuatan Pangeran.

Mereka akan membuat kerusakan yang parah apabila keduanya bertarung saat itu juga. Salah satu dari mereka harus mengalah dan menghentikan peperangan atau masalah baru akan muncul saat itu juga.

Saat Putra Mahkota masih dalam keterdiamannya, tanpa ada persiapan sedikitpun ia mendapatkan serangan langsung dari Pangeran yang membuat tubuhnya terpental jauh hingga membentur kuat ke dinding.

Bersamaan dengan itu, terdengar suara jeritan dari Sang Ratu yang begitu terkejut atas apa yang baru saja ia saksikan. Anaknya telah melukai anaknya yang lain.

Putra Mahkota tampak merintih kesakitan akibat apa yang dilakukan oleh adiknya dan di saat itu ia tidak melakukan persiapan apapun untuk menghindar ataupun melindungi dirinya sendiri dari benturan yang terjadi.

Sementara itu Pangeran hanya menatap datar ke arah sang kakak. "Jangan menghalangiku, aku tahu kau akan melakukan sesuatu untuk mencegahku. Ini keputusanku, kehidupanku, hanya aku yang dapat menentukan tindakan apa yang akan aku lakukan." Katanya.

Putra Mahkota mendengar perkataan itu dan ia tahu betul maksud dari perkataan tersebut. Ia sangat tahu, namun ia memilih untuk diam seraya berdiri walau tubuhnya terasa begitu menyakitkan saat ia bergerak.

Tubuh yang terasa seakan remuk itu kini sudah berdiri dengan benar. Putra Mahkota menatap kembali ke arah Pangeran yang dimana ia mendapatkan tatapan kemarahan dan ketakutan secara bersamaan yang terpancar dari binar matanya. Hal itu sukses membuat Putra Mahkota merasa bersalah karena pada dasarnya semua ini terjadi akibat dirinya yang memperlihatkan kejadian itu pada sang adik.

Putra mahkota ikut merasakan kepedihan yang sedang dirasakan oleh sang adik dimana kehancuran akan tiba karena keberadaan dirinya yang memiliki kekuatan yang tidak diinginkan oleh semua orang. Kekuatan yang mengerikan dan harus dimusnahkan.

Kekuatan yang akan membawa petaka dan kehancuran bagi penggunanya maupun bagi kerajaannya.

Putra Mahkota sangat memahami perasaan sang adik. Ia sangat memahami bahwa sang adik ingin mengubah takdirnya. Ia tahu betul apa yang akan menjadi tujuan Pangeran saat ini. Ia sangat tahu, ia tahu masa depan akan berubah melihat bagaimana sorot mata yang dipancarkan oleh Pangeran.

Untuk itu dia berada di sini untuk mencegah sang adik dimana perubahan itu akan membawa mereka pada sesuatu yang lebih besar lagi. Sesuatu yang tidak akan pernah bisa mereka hindari. Kejadian yang lebih mengerikan dimana banyak korban jiwa akibat perubahan yang hendak dilakukan oleh saudaranya itu.

Sebelum semuanya terjadi, Putra Mahkota bersumpah akan menghalangi niat adiknya walaupun nyawa sebagai taruhannya. Namun satu hal yang ada dalam benaknya, adiknya harus tetap hidup apapun yang terjadi nantinya.