Yao Xulin tengah asik dengan kegiatannya di dapur istana. Hatinya masih merasakan kebahagiaan. Ia berniat membuatkan Xi Ji Lan kue bulan rasa buah persik.
"Oh. Aku akan membuat sekalian untuk Tuan muda Tang Yi" gumam Yao Xulin saat ia ingat seseorang lain yang memuji rasa kue bulan buatannya. Tentu saja itu adalah Ting Yan yang menyamar sebagai tamu istana yang merupakan teman dekat pangeran Xi Guang yang kini juga sudah menjadi teman akrab Xi Ji Lan. Begitulah kira-kira Ting Yan membuat cerita karangannya.
"Kalau tidak salah, Tuan muda Tang Yi sangat dekat dengan almarhum putra mahkota?. Ia juga mengatakan jika putra mahkota adalah satu-satunya yang dekat dengan Xi Ji Lan ... mungkinkah"
Yao Xulin menguleni adonan kue sambil memikirkan alasan Xi Ji Lan yang tidak menyukai kue bulan yang mungkin bukan karena Ling Yuan melainkan karena putra mahkota.
Ting Yan saat itu mengatakan jika putra mahkota juga menyukai kue bulan dan juga buah persik seperti Ting Yan, dan karena putra mahkota sangat dekat dengan Xi Ji Lan. Kemungkinan kue bulan yang Yao Xulin buat saat itu mengingatkan Xi Ji Lan akan almarhum kakaknya itu. Ia tidak pernah bisa melupakan tentang Putra mahkota Xi Guang yang seharusnya menjadi kaisar saat ini, namun ia justru meninggal karena menolong Xi Ji Lan dari insiden kebakaran lima tahun lalu.
Saat memikirkan itu, Yao Xulin sedikit merasa bersalah. Bagaimanapun, ada banyak orang yang memiliki kenangan buruk yang tidak ingin mereka ingat. Tentu saja untuk orang seperti Xi Ji Lan ataupun dirinya sendiri pun pasti memilikinya.
Seseorang akan tergerak secara otomatis untuk membuang sesuatu saat melihat atau merasakan sesuatu yang dapat memicu ingatan buruk mereka timbul. Itu adalah sistem pertahanan dari dalam diri manusia yang terbentuk sejak lahir.
Contoh mudahnya adalah seperti kau berusaha menghilangkan trauma agar tidak kembali muncul.
"Putra mahkota suka kue bulan, tuan muda Tang Yi suka buah persik, dan Xi Ji Lan suka kue jelly gandum yang hambar itu?. Bagaimana bisa ia suka rasa seperti itu?" Gumam Yao Xulin.
Ia saat ini tengah mengupas dan memotong buah persik yang ia beli saat di festival kemarin.
"Apakah dia benar-benar menyukainya?" Gumam Yao Xulin. Seketika tangannya berhenti bekerja saat ia mengingat tentang Xi Ji Lan. Ia takut jika kata-kata Xi Ji Lan kemarin hanya untuk menghiburnya, namun pada kenyataannya Xi Ji Lan tetap tidak suka kue bulan karena itu mungkin akan membuatnya ingat akan insiden lima tahun lalu yang tak hanya menewaskan putra mahkota.
Tapi saat memakan kue jelly gandum, Yao Xulin merasa jika itu bukanlah makanan kesukaan Xi Ji Lan.
Seseorang yang tenggelam dalam kesedihan terkadang tidak merasakan apapun saat makan. Semua hal terasa hambar, sama seperti kue jelly gandum yang Yao Xulin coba kemarin. Warna kue itu putih rasanya manis namun juga hambar, seperti ia tengah memakan sebuah perasaan berduka.
"Apakah Yang Mulia masih berduka?" Batin Yao Xulin.
Yao Xulin berfikir, mungkin makanan kesukaan Xi Ji Lan sebenarnya memiliki selera yang sama dengan almarhum putra mahkota ataupun dengan tuan muda Tang Yi?.
"Mungkin tuan muda Tang Yi tau makanan kesukaan Xi Ji Lan yang sebenarnya?" Gumam Yao Xulin.
Saat bergumam seperti itu, Yao Xulin dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang mengambil sebuah buah persik di keranjang dan langsung memakannya begitu saja.
"Hm. Rasa yang bagus" ucap orang itu.
"Tu-tuan muda Tang Yi!" Ucap Yao Xulin.
"Selamat pagi nona Yao" ucap Ting Yan. Sejujurnya ia mulai bosan menjadi penjaga bayangan yang hanya berdiam diri secara sembunyi-sembunyi, jadi Ting Yan memutuskan untuk kembali memakai penyamarannya untuk bersenang-senang sekaligus melakukan tugasnya untuk menjadi penjaga bayangan Yao Xulin.
"Ke-kenapa anda ada disini?"
"Hm. Karena aku lapar"
"Lapar?"
"Ya. Dan ... apa kau tengah membuat kue bulan buah persik lagi?" Tanya Ting Yan. Ia melihat beberapa kue bulan yang sudah dicetak dengan beberapa motif gambar yang berbeda-beda. Ada motif bunga, bulan, kelinci, dedaunan, dan lain sebagainya.
Tanpa meminta izin, Ting Yan mengambil satu kue bulan dengan motif kelinci.
"Hm. Sangat enak!. Rasanya lebih baik dari yang sebelumnya" gumam Ting Yan dengan jujur. Ia dengan cepat menghabiskan kue bulan itu.
"Aku ambil satu lagi-"
"Tidak boleh!" Ucap Yao Xulin cepat-cepat. Ia bergerak sigap mengambil kue bulan yang sudah tertata rapi sebelum dihabiskan oleh Ting Yan.
"Eh. Kenapa tidak boleh?. Kau tau?, aku belum makan sejak kemarin malam. Kufikir aku bisa memintamu membuatkan kue ini untukku, tapi kemarin kau tidak ada di istana. Pelayan mengatakan kau keluar dengan Yang Mulia kaisar. Apa itu benar?" Ujar Ting Yan. Ia penasaran dengan respon Yao Xulin.
"Be-benar. Aku ... aku hanya pergi makan siang dengan Yang Mulia" ucap Yao Xulin dengan malu-malu.
"Heeh. Yah, aku tidak masalah. Lagipula dia suamimu, itu pantas kan?"
"Po-pokoknya, kau tidak bisa memakan kue yang ini. Ini untuk Yang Mulia, dan untukmu. Aku akan membuatnya lagi!. Jadi berhenti bicara" ucap Yao Xulin. Ia sedikit salah tingkah karena malu.
"Hm, sepertinya hubunganmu dengan Yang Mulia sudah membaik?. Semua itu pasti karena aku, jadi kau harus buatkan aku kue bulan yang lebih banyak" ucap Ting Yan dengan sedikit usil.
Meski begitu, Yao Xulin bukan orang yang mudah dibodohi. Ia juga baru sadar, jika Xi Ji Lan tau tentang kue bulannya mungkin karena Ting Yan yang memberitaukan itu padanya.
"Oh. Jadi itu kau!. Pasti kau!"
"Apanya?" Ucap Ting Yan heran.
"Bukan apa-apa. Dan sesuai dengan keinginanmu, aku akan membuatkan lebih banyak kue bulan, tapi ... "
"Apa lagi?"
"Dengan satu syarat!"
"Syarat apa?"
Yao Xulin kemudian berbisik dan bertanya, "beritau aku makanan kesukaan Yang Mulia"
Ting Yan terdiam sebentar sebelum akhirnya ia tertawa terbahak-bahak.
"A-apa yang lucu!"
"Nona Yao, kau istrinya. Kenapa kau tidak tanyakan hal itu sendiri padanya?, aku yakin dia akan memberitaukannya" ucap Ting Yan. Ia tidak habis fikir jika pasangan suami istri ini sebenarnya memang pemalu. Jika tidak ada dirinya mereka berdua mungkin akan terus berselisih.
"Haha, kau membuatku khawatir"
"Hah?. Apanya?"
"Tidak. Bukan apa-apa"
"Jadi?"
"Jadi?"
"Tuan muda Tang Yi. Jadi ... apa kau ingin aku membuatkannya untukmu atau tidak?!"
"Kau membuatkannya atau tidak aku tidak akan rugi, tapi jika kau menjawabku aku akan memberitau makanan kesukaannya, bagaimana?"
"Hm. Baiklah. Apa?"
Kini gantian, Ting Yan lah yang bertanya dengan sedikit berbisik.
"Apa kau benar-benar mencintai Yang Mulia Xi?"
Seketika wajah Yao Xulin menjadi memerah. Ia hampir mirip dengan buah persik sekarang.
"Lupakan saja. Aku tidak akan membuatkan apapun untukmu!. Pergi sana!, huh"
Ting Yan hanya tertawa pelan lalu tersenyum. Ia tau, akhirnya Xi Ji Lan pasti dapat melupakan Ling Yuan pada akhirnya. Bahkan ia mendapatkan seseorang yang lebih baik dari Ling Yuan.
Yao Xulin adalah seseorang yang lebih baik untuk Xi Ji Lan.
"Benar-benar. Aku kan seharusnya seumuran dengannya, kenapa aku jadi bersikap seperti orang tua yang khawatir dengan anaknya?!" Batin Ting Yan yang sebenarnya sangat peduli dengan Xi Ji Lan yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri. Meski terlihat seumuran, namun nyatanya usia Ting Yan berada di atas Xi Ji Lan.
Sementara Ting Yan keluar dari dapur, Yao Xulin masih mencetak dan memanggang kue bulan yang sudah di cetak. Meski ia berkata tidak akan membuat apapun untuk Ting Yan, nyatanya itu hanyalah kata-kata untuk menutupi rasa malunya karena sejak awal ia memang telah berniat membuatkan Ting Yan juga sebagai ucapan terimakasih atas malam waktu itu karena telah cukup membuat hatinya terhibur.
"Perasaanku saja atau memang aku terasa familiar dengan tuan muda Tang Yi?" Batin Yao Xulin. Entah kenapa ia mulai menyadari sesuatu yang selama ini tengah ia cari.
Setelah ia menyelesaikan semua kue-kuenya. Yao Xulin mulai menyusunnya didalam kotak. Ia memasukan beberapa lagi kedalam kotak untuk Xi Ji Lan setelah itu barulah ia menyusun kue bulan di kotak untuk Ting Yan.
Motif-motif kue bulan untuk Xi Ji Lan tentu saja spesial daripada motif kue bulan untuk Ting Yan yang asal, lagipula Ting Yan dimata Yao Xulin saat ini hanya mementingkan rasanya bukan bentuknya jadi ia tidak perlu membuat motif seperti milik Xi Ji Lan. Lebih tepatnya, motif di kue bulan milik Ting Yan lebih sederhana dan kebanyakan berbentuk umum seperti bunga peony, plum, dan lainnya.
Begitu Yao Xulin memasukan kue bulan terakhir di kotak untuk Ting Yan. Untuk sesaat Yao Xulin memandang gambar bunga plum di atas kue bulan itu dan baru ingat sesuatu.
"Benar. Aku hampir melupakan tentang Ting Yan!" Batin Yao Xulin. Ia terlalu banyak memikirkan Xi Ji Lan sehingga ia lupa dengan Ting Yan yang masih belum juga muncul.
Disaat yang sama, Ting Yan kembali masuk dan mengejutkan Yao Xulin karena tiba-tiba muncul dibelakangnya dan berbisik.
"Heeh. Nona Yao ternyata benar-benar sangat baik!. Kau tetap membuatkannya untukku?" Ucap Ting Yan.
"Hwaa!" Teriak Yao Xulin. Jelas ia sangat terkejut sehingga ia hampir menjatuhkan dirinya bersamaan dengan kotak milik Ting Yan yang tengah ia pegang. Untungnya Ting Yan bergerak cepat dan menangkap pinggang Yao Xulin serta kotak kue dengan cepat.
Kedua mata mereka pun bertemu. Untuk sesaat mereka saling bertatapan sebelum akhirnya Yao Xulin mendorong Ting Yan menjauhinya sambil melemparkan kata-kata tajam.
"Kau sial!. Apa yang kau lakukan bodoh?!" Ucap Yao Xulin.
Ting Yan melirik keluar dari dapir sebentar lalu tersenyum puas setelah ia merasa Xi Ji Lan yang telah melihat keduanya dengan sangat dekat.
"Baiklah. Rencanaku berhasil" batin Ting Yan yang sejak awal sudah menyusun rencana ini.
"Apa?. Aku hanya menolongmu, kenapa kau sangat marah?" Ucap Ting Yan pada Yao Xulin yang marah.
Ting Yan sudah tau tentang Xi Ji Lan yang tengah mencari cari cara untuk Yao Xulin agar dapat mengembalikannya ke Manor Xi lagi tanpa harus menyakiti hatinya. Berbagai cara ia lakukan dari cara konyol sampai serius sehingga Ting Yan hanya bisa tertawa melihat kebodohan Xi Ji Lan yang padahal bisa menggunakan kata-katanya karena dia adalah kaisar, bahkan Ting Yan juga yakin jika Yao Xulin pasti akan menuruti kata-katanya namun ia tidak memilih itu.
Disaat itulah Ting Yan membuat rencana. Ia ingin mengetahui lebih dulu tentang perasaan Xi Ji Lan pada Yao Xulin yang nampaknya sudah berkembang.