Begitu sampai di depan kedai, seorang wanita tua yang diduga pemilik kedai Fu Niang telah menunggu di depan pintu untuk menyambut kedatangan pelanggan spesial. Tentu saja mereka akan menyambut dan melayani dengan baik seorang kaisar.
"Yang Mulia, selamat datang. Saya sangat tersanjung, anda memilih kedai sederhana saya, silahkan masuk, kami telah menyiapkan tempat terbaik untuk anda" ucap wanita si pemilik kedai sambil mengantar Xi Ji Lan menuju tempat yang sudah disiapkan.
"Silahkan duduk Yang Mulia" ucap si pelayan. Namun Xi Ji Lan justru terdiam. Ia tidak menghiraukan kata-kata si pelayan yang menarikan kursi untuknya. Xi Ji Lan terdiam. Sorot matanya menjadi tajam lagi.
"Yang Mulia?" Ucap si pemilik kedai dengan heran. Wajahnya sedikit takut-takut karena rumor tentang kaisar Xi saat ini memanglah sangat dingin.
"Kenapa hanya ada satu kursi disini?" Tanya Xi Ji Lan dengan nada datar. Ia masih menatap satu kursi dan satu meja besar yang hanya disiapkan hanya untuknya.
"Eh?. A-apakah anda ingin kursi yang lebih besar Yang Mulia?" Ucap si pemilik kedai. Ia salah menangkap maksud Xi Ji Lan. Menurutnya Xi Ji Lan ingin kursi yang lebih besar ukurannya yang memungkinkan seluruh kakinya juga mendapatkan tempat.
Xi Ji Lan sedikit kehilangan kesabaran, jadi ia menatap pemilik kedai dengan tajam dan dengan wajah dinginnya yang membuat semua pengunjung kedai seperti membeku melihatnya.
"Kau fikir kenapa aku memilih kedai ini jika bukan karena istriku?" Ucap Xi Ji Lan. Kata-katanya masih datar namun sangat membuat sang pemilik kedai tertekan.
"I-istri?" Batin si pemilik kedai. Ia sudah berkeringat panas dingin dengan memutar ucapan Xi Ji Lan yang tidak ia mengerti, sampai kesatria Wen turun bicara.
"Tuan. Sebaiknya anda mengambil satu kursi lagi. Yang Mulia datang dengan selir Yao" bisik kesatria Wen. Setelah itu barulah si pemilik kedai sadar jika ada wanita cantik di belakang Xi Ji Lan.
Pemilik kedai itu menjadi gelagapan dan segera mengambil satu kursi lagi. Ia snagat tidak menyangka jika Kaisar membawa selirnya makan diluar.
"Duduk" ucap Xi Ji Lan pada Yao Xulin. Ia membiarkan Yao Xulin untuk duduk duluan sedangkan dirinya menunggu sebentar kursi lain untuknya.
Sekilas sikap dingin kaisar membuat semua orang didalam kedai takut dan membeku, tapi setelah melihat sikap dibaliknya semua orang kini diam-diam berbicara tentang betapa mulianya kaisar mereka. Meski statusnya lebih tinggi, ia masih memikirkan istrinya. Ia marah karena pemilik kedai tidak menyiapkan kursi untuk selir Yao. Kali ini semua pengunjung kedai memuji sikap kaisar muda mereka yang sangat 'jantan.'
Bahkan beberapa wanita yang mengunjungi kedai itu dibuat meleleh oleh sikap romantis Xi Ji Lan yang sangat tidak terduga.
Tak hanya itu, bahkan Yao Xulin sendiri terkejut. Kedua pipinya kembali merona.
***
Xi Ji Lan terus menerus melihat buku menu. Sangat jelas sorot matanya berada di satu nama dalam menu, dan itu adalah Kue Bulan!.
"Yang Mulia, apakah anda mau memesan makanan cemilan?" Tanya Yao Xulin dengan sedikit canggung. Ia ingin merekomendasikan kue bulan, namun ia takut Xi Ji Lan marah lagi, jadi ia tidak mengatakan apapun dan membiarkan Xi Ji Lan mengatakan sendiri apa yang ia ingin.
"Pesan saja yang kau ingin" ucap Xi Ji Lan. Ia justru membiarkan Yao Xulin memesan makanan yang disukainya. Tentu saja Yao Xulin ingin memesan kue bulan, namun ia takut. Jadi Yao Xulin hanya meminta yang lain.
"Tuan. Tolong kue jelly gandumnya" ucap Yao Xulin yang justru memesan makanan kesukaan Xi Ji Lan setelah ia tau dari kejadian bebeeapa hari lalu.
"Dan kue bulan satu" tambah Xi Ji Lan yang kini gantian justru memesan makanan keaukaan Yao Xulin. Tentu saja hal itu sangat membuat Yao Xulin terkejut lagi. Meski begitu ia membiarkannya.
Sebelum kue-kue datang, Xi Ji Lan hanya diam sedangkan Yao Xulin memakan makanan yang sudah dipesan.
Dalam diamnya itu, Xi Ji Lan memasukan secarik kertas dan meminta pelayan untuk mengirim pesanan yang ia katakan salah. Nyatanya itu hanyalah caranya untuk memberikan pesan pada orang yang akan ia ajak bicara nanti.
Setelah itu ia pun bersikap normal dan ikut makan makanan yang ada di meja. Sesekali Xi Ji Lan melihat Yao Xulin yang nampaknya seperti lupa dengan keberadaan Xi Ji Lan disana. Ia terlalu sibuk dengan makanan yang ada di mulutnya.
Xi Ji Lan tersenyum tipis. Setidaknya ia merasa dimaafkan saat melihat Yao Xulin berwajah bahagia seperti itu.
Sampai dua porsi kue datang, dan wajah Xi Ji Lan seketika kembali dingin. Ia masih harus mengatur emosinya saat melihat kue bulan, seperti dirinya tengah menjalani terapi untuk menyembuhkan luka batinnya.
Tak hanya Xi Ji Lan, namun Yao Xulin pun ikut berwajah tegang. Ia sangat berhati-hati dengan sikapnya. Alih-alih memakan kue bulan, Yao Xulin justru mencoba kue jelly gandum yang dipesannya.
"Apa ini?, rasa manisnya terasa hambar" batin Yao Xulin. Ia jadi tidak mengerti kenapa Xi Ji Lan menyukai kue jelly gandum itu.
Sementara itu, Xi Ji Lan mengambil satu kue bulan dan memakannya. Dalam dalam waktu sekejap, wajah Xi Ji Lan menjadi gelap. Nampaknya ia memang sangat membenci kue itu.
"Kue bulan ini tidak enak" ucap Xi Ji Lan setelah ia memakan satu gigitan.
Untuk mencairkan suasana, Yao Xulin berusaha bicara.
"Jika anda tidak suka, biar saya yang memakannya, Yang Mulia. Saya suka dengan kue itu" ucap Yao Xulin. Ia masih takut-takut berbicara hal itu. Sehingga Yao Xulin sangat berhati-hati dalam bicara.
Ini kesempatan Yao Xulin juga untuk bertanya tentang alasan Xi Ji Lan tidak menyukai kue bulan, namun Yao Xulin masih ragu untuk menanyakan hal itu. Ia tidak ingin merusak momen mereka yang sangat jarang terjadi ini. Ia tidak mau hanya karena satu pertanyaan, ia akan kehilangan kehangatan Xi Ji Lan yang sudah diberikannya, meski sedikit ia snagat menghargainya. Yao Xulin ingin mendapatkan kehangatan Xi Ji Lan lebih banyak lagi.
"Aku benci rasanya. Terlalu manis" ucap Xi Ji Lan dengan singkat, namun hal itu membuat Yao Xulin terkejut karena ia tidak perlu lagi bertanya alasan Xi Ji Lan tidak menyukai kue itu. Xi Ji Lan dengan tanpa diminta memberitau alasannya, meski alasan seperti itu sangat biasa untuk membuat Xi Ji Lan menjadi sangat marah waktu itu, tapi Yao Xulin tidak keberatan. Mungkin Xi Ji Lan memerlukan waktu untuk memberitau alasan sebenarnya dengan jelas kenapa ia membenci kue itu.
Tak cukup sekali, rasanya Xi Ji Lan selalu membuat Yao Xulin terkejut dua kali lipat dalam satu kalimat. Karena kalimat berikutnya adalah hal yang sangat tidak Yao Xulin sangka.
"Akan lebih bagus jika ada yang membuat kue ini dengan rasa buah persik" ujar Xi Ji Lan dengan sedikit mendumal.
Saat mendengar ucapan itu, Yao Xulin merasa dirinya diterpa angin musim semi. Ia merasa dikelilingi banyak pohon buah persik yang rindang dan rimbun buahnya.
"Bagaimana bisa?" Fikir Yao Xulin. Ia tidak tau bagaimana caranya Xi Ji Lan mengetahui tentang kue bulan buatannya yang tidak di sentuh sedikitpun saat itu, namun Xi Ji Lan bisa tau tentang kue bulan rasa buah persik yang Yao Xulin buat. Hal yang pasti adalah jika Xi Ji Lan saat itu memikirkannya. Yao Xulin pun akhirnya mendapat jawaban alasan kenapa Xi Ji Lan tiba-tiba mengajaknya makan diluar. Mungkin ini adalah bentuk permintaan maafnya.
"Dia tetap sama" batin Yao Xulin. Ia tidak melihat perbedaan sedikitpun. Xi Ji Lan benar-benar seseorang yang lebih cenderung bersikap daripada berbicara. Yao Xulin bahagia, akhirnya ia bisa sedikit memahami Xi Ji Lan kali ini.
"Yang Mulia. Jika anda berkenan. Saya rasa, saya bisa membuatkan kue rasa itu untuk anda"
"Aku akan memakannya" ucap Xi Ji Lan lagi dengan singkat. Jawaban yang tidak langsung itu tentu jawaban untuk Yao Xulin jika Xi Ji Lan kali ini pasti akan memakan kue bulan buatan Yao Xulin jika ia membuatkannya lagi.
Setelah membuat ucapan seperti itu, Xi Ji Lan bangkit dari tempat duduknya.
"Makanlah. Aku ingin menghirup udara sebentar" ucap Xi Ji Lan pada Yao Xulin, setelah itu ia keluar sendiri.
Yao Xulin tidak berbuat apa-apa dengan sikap Xi Ji Lan dan membiarkannya. Ia memilih melanjutkan memakan semua makanan di meja. Saat ini hatinya tengah bahagia. Mungkin bisa dikatakan dirinya seperti tengah menari di padang bunga. Sangat sangat bahagia.
***
Tak lama Xi Ji Lan keluar, seseorang yang telah mendapatkan carik kertas dari Xi Ji Lan sebelumnya juga ikut keluar dengan menyudahi makannya.
"Yang Mulia"
"Bagaimana hasilnya?"
"Semuanya ada hubungannya dengan pangeran kelima" orang itu nampak menyerahkan sesuatu pada Xi Ji Lan. Itu adalah sobekan bahan pakaian. Mungkin terlihat biasa, namun hanya dengan sobekan kecil itu Xi Ji Lan dapat tau jika sobekan bahan itu milik pangeran kelima. Seorang pangeran yang nampak sangat tenang, terlihat tidak memiliki ambisi merebut tahta seperti pangeran ketiga, namun siapa yang tau jika pangeran kelima adalah orang yang paling mengerikan.
Pangeran Xi Feng marupakan pangeran termuda dari selir yang juga berada di jajaran terakhir dari selir favorit kaisar. Usianya sama dengan Xi Mian, emosinya juga sama, namun dia adalah pangeran yang dapat mengendalikan emosinya menjadi senjata mematikan. Senyumannya bahkan berarti kematian untuk orang lain yang bekerja salah dimatanya.
Pangeran kelima, Xi Feng adalah air danau yang tenang dengan binatang buas yang bersembunyi didalamnya. Seorang pangeran yang sejak kecil sudah membuat kerusuhan bahkan ia dapat membuat insiden kebakaran yang membuat Ling Yuan menjadi abu karena keisengannya.
Xi Ji Lan meremas sobekan pakaian yang sangat jelas terlihat sangat bagus kualitasnya. Karena itulah yang selalu digunakan Xi Feng. Yang terbaik!.