***
Seratus tahun adalah waktu yang cukup lama bagi suku Rui mendominasi dunia. Mereka dikenal dengan orang-orangnya yang memiliki teknik-teknik beladiri luar biasa hebat yang hampir berada diluar nalar.
Ada yang mengatakan itu sebuah berkah dari langit namun ada juga yang mengatakan itu adalah kutukan para iblis. Tidak ada yang tau bagaimana semua teknik itu terbentuk, yang jelas semua orang mendatangi suku Rui untuk memohon menjadi murid dari salah seorang keturunan mereka yang menguasai teknik-teknik itu secara turun temurun.
Dari sekian banyak teknik. Ada sebuah teknik bernama tarian pedang malam abadi.
Sesuai namanya, pembuat teknik mengerikan itu adalah seseorang yang telah banyak membunuh orang dalam hidupnya. Setiap malam ia mengayunkan pedangnya dengan anggun seperti tengah menari. Buliran darah berterbangan seperti kelopak mawar merah yang mengiringi tariannya. Menurut legenda, orang itu masih mengayunkan pedangnya di malam hari.
Orang itu mendapati nama julukan di suku Rui, yakni 'Penari Malam Berdarah'
Meski legenda itu populer di suku Rui dan terdengar nyata, namun nyatanya sampai sekarang tidak ada yang tau siapa orang itu. Apakah dia seseorang yang berasal dari suku Rui?, atau mungkin leluhur suku Rui itu sendiri?.
Yang pasti, legenda mengatakan jika seseorang bertemu dengannya sekalipun, ia tidak akan tau wajahnya karena orang itu selalu memakai topeng yang menutupi seluruh wajahnya. Ia memakai sebuah topeng berwarna hitam dengan garis matanya yang merah menuruni lekuk wajahnya seolah darah dari setiap orang yang ia lihat dengan matanya tengah mengalir setelah mereka semua ditebas oleh pedangnya. Atau jika beruntung, kau tidak akan pernah melihat dunia lagi, karena dikatakan siapapun yang melihat atau bertemu tak sengaja dengan orang 'itu' di malam hari pasti ia akan dibunuh olehnya.
Tidak ada yang tau pasti alasan kenapa orang itu selalu membunuh orang di setiap malam. Tak ada catatan kuno pula yang mencatat siapa yang ia bunuh?. Apakah ia membunuh penjahat atau ia membunuh tanpa melihat siapapun orangnya.
Beberapa tetua suku mengatakan jika setiap malam orang itu akan menjadi iblis yang haus akan darah sehingga gulungan kuno tentang teknik itupun disegel karena takut membahayakan. Dan sampai sekarang taknik tarian pedang malam abadi telah menjadi sebuah teknik terlarang untuk dipelajari. Siapapun yang mempelajari teknik itu diyakini akan terkena kutukan yang mengerikan.
Teknik gulungan kuno milik suku Rui itu dikatakan adalah sebuah teknik yang dapat mengendalikan semua elemen dan dapat menguasai banyak kesadaran manusia untuk ia kendalikan. Tentunya itu hanyalah sesuatu yang belum dipastikan kebenarannya karena tidak ada yang berani membuka gulungan kuno yang tersegel. Tapi jika kegunaan teknik itu benar-benar berbahaya, maka bencana pasti akan menimpa.
Namun di setiap bencana selalu ada berkah dewa yang menyertai.
Bersamaan dengan munculnya gulungan kuno. Ada catatan tentang gulungan lain, tentang suku suci yang dapat menekan para pengguna teknik terlarang. Kelahiran suku suci itu sangatlah langka. Kelahiran mereka akan ditandai dengan beberapa kejadian alam seperti gerhana matahari ataupun bulan.
Suatu hari, kelahiran seorang dari suku suci telah membawa nasib baik dan petakan secara bersamaan.
Orang itu, sang penari malam berdarah menghilang. Ada yang mengatakan ia telah mati. Dan bersamaan dengan itu, suku Rui mengalami konflik internal yang besar sehingga perang saudara terjadi dan membuat suku Rui hancur dalam sekejap.
Kini keberadaan orang-orang dari suku Rui adalah hal yang langka dan dicari banyak pendekar. Tentu saja untuk tujuan teknik beladiri yang mereka ingin kuasai serta mengambil gulungan kuno yang berisi teknik 'tarian pedang malam abadi' untuk mereka ambil dan kuasai teknik terlarang itu.
Namun para pencari gulungan kuno itu sampai saat ini masih belum mendapatkan hasil apa-apa. Bahkan mereka sendiri telah kesulitan mencari orang-orang dari suku Rui itu sendiri. Keberadaan suku Rui dan gulungan kuno teknik terkutuk itu telah membuat banyak orang membuat kelompok sekte hanya untuk mengambilnya agar mereka bisa kembali mendominasi dunia.
"Lucu sekali. Dongeng macam apa ini?"
"Berhenti bermain-main dengan buku ini. Kau fikir mudah mencari info tentang suku Rui?!"
"Hei. Tidak perlu semarah itu kan!. Aku memang memiliki darah suku Rui tapi aku besar di istana. Jadi jangan salahkan aku jika tidak mengetahui apapun tentang legenda itu"
"Lagipula. Suku Rui telah menjadi bagian dari kekaisaran Xi, tapi keberadaan mereka sepertinya dengan sengaja disembunyikan oleh seseorang. Kita bahkan sulit mengakses info tentang mereka, jika bukan karena aku yang memiliki darah suku Rui, kau pasti tidak akan pernah mendapatkan info apa-apa. Berterimakasihlah sedikit padaku"
"Hm"
"Jawaban macam apa itu?, Ck!"
"Kenapa kau tidak pergi pulang kampung dan kumpulkan lebih banyak info lagi?, dengan begitu aku bisa memberimu secuil nasi"
"Pelit. Meski aku memiliki darah suku Rui, kau fikir mudah keluar masuk daerah mereka?. Aku bahkan harus melakukan ritual setiap masuk dan keluar dari tempat mereka"
"Jadi?. Kau bisa berhenti dan aku akan memasuki daerah mereka sendiri"
"Eh. Tidak, tidak!. Kau tidak boleh. Aku hanya bercanda, jangan seserius itu!. Lagipula. Jika kau pergi kesana, aku tidak yakin kau dapat keluar dengan tenang. Kau cukup menjadi kaisar dan lindungi keberadaan mereka, oke?. Bagaimanapun mereka adalah bagian dari keluargaku yang sudah tidak mampu membuat pertahanan sendiri jika tanpa bantuan kekaisaran"
"Sebentar lagi purnama. Sebaiknya kau pergi sekarang. Jika tidak aku tidak akan bisa bertahan melewati efek terbalik"
"Sangat mengherankan. Kenapa kau bisa mengeluarkan banyak kata-kata padaku sedangkan pada orang lain tidak mengeluarkan sepatah katapun"
"Itu karena kau tidak memiliki telinga yang benar, aku jadi harus ekstra berbicara denganmu"
"Cih. Alasan. Baiklah aku pergi. Sebaiknya kau menjauhi selir Yao dulu, efek terbalik bisa muncul kapan saja. Kau tidak bisa membahayakannya"
"Aku tau" jawab Xi Ji Lan dengan tenang namun tidak dengan fikirannya.
Begitu Ting Yan keluar, Xi Ji Lan kembali membuka setiap lembar buku yang memuat info tentang suku Rui dan tentang beberapa teknik yang mungkin memiliki kunci untuk melepaskan teknik yang entah sejak kapan telah tertanam didalam tubuhnya.
Xi Ji Lan mulai menyadari keanehan pada tubuhnya setelah ia melewati satu tahun setelah Xi Guang meninggal. Sejak saat itu, setiap bulan purnama ia akan mengalami beberapa gejala yang membuat dirinya seperti tengah dirasuki sesuatu. Memaksanya untuk pergi mencari sesuatu untuk memenuhi hasrat yang terpendam dalam setiap diri manusia. Itu adalah sisi gelap yang selalu disembunyikan setiap orang dalam diri mereka. Teknik yang tertanam pada tubuhnya seperti mengendalikannya.
Berkebalikan dengan teknik tarian pedang malam abadi yang dapat mengendalikan sesuatu sesuai keinginannya, maka dari itu Xi Ji Lan menamakan teknik aneh di dalam dirinya sebagai efek terbalik.
Meski sudah menyelidiki banyak teknik, namun untuk menyelidiki teknik yang dikatakan terlarang itu memanglah sangat sulit. Padahal hanya teknik itu yang kemungkinan dapat memiliki petunjuk untuk membebaskan dirinya dari efek terbalik.
Xi Ji Lan menutup buku itu dan menyimpannya di ruangan rahasianya. Ia masih memikirkan tentang pangeran kelima yang sepertinya memiliki hubungan dengan suku Rui.
Ada begitu banyak pertanyaan didalam kepalanya saat ini. Tentang hubungan apa sehingga pangeran kelima dan seseorang dari suku Rui berniat mencelakainya dan bahkan sudah berhasil membunuh putra mahkota. Xi Ji Lan masih belum mengetahui dengan jelas tujuan penyusup yang saling merangkul dengan pangeran kelima.
Bahkan saat peninjauan ke perbatasan waktu itu, Xi Ji Lan masih belum mendapatkan apa-apa, sehingga ia masih khawatir. Penyusup di dalam satuan militer akan sangat mengancam. Hal ini pun tidak dapat ia katakan dengan terang-terangan karena itu akan menimbulkan rasa saling curiga antar prajurit. Untuk saat ini ia masih menganggap jika musuh ingin menghancurkan kekaisaran Xi dari dalam, dan hal yang pertama dapat mereka lakukan adalah menghanvurkan benteng pertahanannya yakni militer, tapi sayangnya hal itu tidak akan berjalan mulus karena Xi Ji Lan sangat ketat terhadap kemiliran saat ini.
Urusan kerajaan, Pertahanan, konflik internal dan eksternal dari dirinya maupun dari kerajaan benar-benar membuat Xi Ji Lan tidak dapat tidur dengan tenang. Bahkan saat menutup mata ia masih harus menjaga fikirannya agar tidak ikut tertidur. Xi Ji Lan tidak bisa benar-benar istirahat.
Saat melihat Xi Ji Lan menghela nafas berat beberapa kali, kesatria Wen hanya dapat menganjurkan agar dirinya beristirahat sejenak.
"Yang Mulia, anda harus istirahat sejenak"
Tentu saja Xi Ji Lan tau hal itu, karena jika dirinya sakit semua akan kembali kacau seperti dua minggu yang lalu saat dirinya keracunan dan kurang waspada akibat kelelahan, ditambah ia kini memiliki problematika lain yang tidak dapat ditangani oleh orang lain selain diri nya sendiri.
"Aku akan pergi mandi"
"Baik, Yang Mulia. Saya akan berjaga diluar"
Begitu memasuki kolam pemandian air hangat, Xi Ji Lan akhirnya dapat sedikit mengistirahatkan kepalanya dari urusan istana yang tidak ada habisnya.
Ia melihat pantulan wajahnya sendiri di kolam. Terlihat sangat dingin. Namun hanya wajah itu yang membuatnya dapat melakukan banyak hal. Ia harus terlihat tidak peduli untuk peduli. Terdengar sulit, namun itulah cara Xi Ji Lan menjalani kehidupannya saat ini. Ia harus memakai topeng seperti itu entah sampai kapan.
Xi Ji Lan menghancurkan pantulan dirinya di air kolam dengan tangannya lalu ia memilih menutup matanya untuk mendengarkan suara alam. Malam yang sangat tenang namun ketenangan adalah hal yang mengerikan bagi Xi Ji Lan.
Tapi, ada satu hal yang membuat dirinya merasakan ketenangan yang membuatnya merasa nyaman, namun sayang ia masih belum bisa merasakan hal itu lagi.
Xi Ji Lan menatap telapak tangannya. Ingatannya kembali ke hari dimana ia untuk pertamakalinya menggenggam tangan Yao Xulin.
"Saat itu ... kenapa sangat nyaman?" Gumam Xi Ji Lan. Ia tidak dapat memungkiri kenyataan yang ia dapatkan setelah ia menggenggam tangan Yao Xulin yang hangat. Kehangatan itu menyebar dalam dirinya dan membuatnya merasakan kenyamanan yang melebihi rasa nyaman saat dirinya berada di kolam air hangat saat ini.
Xi Ji Lan kembali menutup matanya untuk mengenang ingatannya saat menggenggam tangan Yao Xulin yang bahkan perasaan itu tidak ia dapatkan saat menggenggam tangan Ling Yuan di masa lalu.
"Tidak bisa. Aku harus menemukan cara untuk mengembalikannya ke Manor Xi" batin Xi Ji Lan.