Chereads / Prince Arslan / Chapter 15 - RAJA DI SANDERA

Chapter 15 - RAJA DI SANDERA

Salah seorang penjaga keamanan berlari dari lorong yang berasal dari ruangan interogasi para penjahat tampak panik.

Rayya yang melihat itu langsung berlari tanpa menanyakan apapun kepada orang tersebut, seingga orang itu bisa mrlaporkan kepada Arslan tentang kejadian tersebut.

Arslan tidak terlalu panik sampai anak gadis lelaki itu terlihat aneh dan memancarkan aura gelap yang sangat mengintimidasi "Sofia, ikuti William dan keluarlah dari sini" Ujar Arslan tanpa mengedipkan dan memalingkan wajahnya dari monitor yang mengawasi anak gadis tersebut.

"Pangeran, biarkan saya ikut dengan anda, sebagai seorang ayah sudah selayaknya saya harus melakukan sesuatu" Sambut orang itu dengan memohon.

"Apakah anda tahu bagaimana menghentikan putri anda?" dengan tenang

Arslan menanyakan hal tersebut pada orang itu.

Namun setelah mendengar pertanyaan dari Arslan, lelaki itu tiba-tiba memuntahka darah dan matanya melotot sehingga bola matanya hampir terjatuh. "Selamatkat putriku" ujar lelaki itu dengan suara yang terbata-bata dan sangat kecil, Sampai saat dimana kepalanya semakin membesar dan sedang terlihat semakin menbesar.

William yang mulai menyadari hal itu segera berteriak agar Aralan segera menjauh dan melarikan diri dari tempat tersebut. Dengan sekuat tenaga Arslan langsung menarik tangan Sofia dan memeluknya dengan erat sambil melompat keluar jendela dari lantai tiga di Gedung tersebut.

Sesampainya di bawah, Arslan mengorbankan tubuhnya dan membiarkan dirinya tertindih oleh Sofia agar Sofia bisa selamat.

"Pangeran....! Pageran....!" Terdengar dari telinga Arslan suara seseorang tengah memagil, namun suara tersebut perlahan mulai menghilang bersama dengan kesadarannya yang semakin hilang.

Di sisi lain, Rayya yang telah berlari ke tempat tersebut sudah masuk kedalam ruangan tempat para tahanan di interogasi, namun sebuah tantakel mulai merambat dan menghalangi pintu masuk, sehingga taka da pilihan lain selain berdiam diri dalam ruangan terebut.

"cih,,, Sialan, aku terjebak di sini" ujar nya sambil mengeluh, Arslan melirikka pandangannya dari sana dan mulain melihat ke luar ruangan "hoi hoi hoi hoi hoi hoi hoi tapi sebenarnya apa ini, bentukyang sagataneh dan megerikan" ujar Rayya sembari memandang dari balik kaca melihat tantakel berlendir yang begitu Panjang dan terlihat menyerap energi apapun yang di sentuhnya hingga kering tak tersisa.

Karena terkunci di dalam ruangan terebut, Rayya tak bisa melakuka apapun di karenakan kaca yang di gunakan dalam ruangan tersebut adalah kaca anti peluru yang sangat tebal dan kuat.

Rayya ingin menggunakan beberapa kemampuan milknya, namun dia sangat khawatir dengan bangunan yang yang sekarang, karena di khawatirkan, aka nada beberapa orang yang akan tertinggal di dalam dan akan terkena dampaknya.

Karena terlalu fokus dengan tantakel yang menyebar di dalam Gedung tersebut, Rayya tak melihat bahwa beberapa penjaha yang tengah di interogasi di dalam sana tampak seperti mayat hidup yang bergerak tak beraturan, mata mereka terbelalk seperti meminta pertolongan, namun tak satupun di antara mereka yang bisa di selamatkan oleh Rayya, karena setip dari mereka tiba-tiba meledak bagaikan perut ikat yang sudah membusuk.

Rayya yang tak tahan dengan bau busuk di sekitar ruangan tersebut mencari pentilasi udara untuk bernafas "Sialan, letupan mereka sangat bau dan beracun" ujar Rayya sembari mencari ruang untuk bernafas.

Rayya mencoba menghubungi Arslan dan William, namun jaringan di sana sudah di retas dan di putuskan oleh seseorang seseorang.

"Cih, taka da polihanlain selain mati di sini" ujar Rayya dengan sedikit pasrah dan hamper menyerah "Kau piker aku akan bilang seperti itu" lanjut Rayya sambil menatap kea rah CCTV.

Dan benar saja, seseorang sedang meretas dan menyaksikan CCTV dari seluruh tempat di Gedung tersebut. Orang tersebut lalu mengatakan sesuatu pada Rayya bahwa dia ingin menantang Hunter terbaik itu untuk bertaruh dengan seauatu.

"Aaaa, aaaaa, aaaa, cek, cek, cek, selamat siang semuanya, Saya yakin kalian semua sedang mendengarkan perkataan saya. Oleh karena itu, saya ingin mengatakan sesuatu kepada kalian bahwa saya telah menyandera Raja kalian ha ha ha ha ha ha , jika kalian ingin menyelamatkanya hentikan perlawanan kalian da biarkan aku menantang Hunter terbaik kalian" seseorang telah mengatakan sesuatu melalui siaran umum dan bebagai tempat di media dan TV.

Beberapa saat setelah di sebutnya Hunter terbaik, di perlihatkan Rayya yang sedang dalam keadaan terjebak dalam ruangan yang di penuhi gas beracun tanpa pentilasi udara, di tambah dengan keadaanya yang semakin lemas dan di tambah dengan kepala dan wajah di penuhi luka akibat ledakan setiap orang yang tiba-tiba bermutasi menjadi mahluk parasite.

"Chantika, aku harap kau mengerti apa yang harus kau lakukan pada pimpinan mu" ujar Arslan dengan sikap yang tenang.

"Tentu saja, prioritas utama kita sekarang adalah evakuasi warga sipil dan para petugas yang ada di sini" jawab Chantika dengan semangat "HA ha ha ha ha ha ha ha ha ha, Pangeran, bolehkan saya mengamuk sesuka saya? Entah kenapa saat Pangeran mengatakan hal itu saya jadi bersemangat melakuka ini" lanjut Chantika dengan ekspresi puas yang menakutkan.

"Tapi ingat, Raja dan warga adalah prioritas utama kita, jangan sampai kau kehilangan kendali" lanjut Rei memperingati Chantika "William, Sofia, lakukan tugas kalian" tambah Arslan lagi dengan tenang.

"Pangaran.!" Sofia memanggil Arslan dengan sedikit kepala yang menunduk.

"Iya, apa ada yang bisa saya lakukan utukmu?"

"Tidak ada, hanya saja aku sedikit khawatir dan sedikit bingung, bagaimana bisa kau setenang itu saat kita sedang dalam bahaya dan bahkan Raja sekaligus Ayahmu sedang di sandera oleh mereka, apakah kau tak memiliki kekhawatiran akan hal itu?"

"Tentu saja aku khawatir, tapi yang terpentig adalah nyawa Rakyat negeri ini, tanpa Rakyat bahkan kekaisaran sekalipun tak akan ada artinya"

"Jadi begitu rupanya, baiklah saya pamit menjalankan tugas saya"

William kebali ke ruang monitor bersama Sofia, sedangkan Arslan mengambil alih komando untuk membimbing para staf dan petugas yang sedang melakukan evakuasi, sementara itu, Arslan terus membimbing Chantika untuk mrlakukan penyelamatankepada Rayya dan membantu Rayya untuk keluar dari tempat tersebut.

Meskipun Arslan tak yakin bahwa penjahat tersebut menepati jaji dan kata-katanya, Arsalan dan para bawahannyatak punya pilihan lain selain mengikuti kata-kata orang tersebut, karena meminimalisir korban adalah tujuan utama dari Arslan dan para bawahannya.

Untuk saat ini, Arslan hanya memiliki beberapa bawahan, namun masing-masing bawahannya memilliki pegaruh dan anggotanya sendiri, karena dari awal, tak seorangpun bisa di percaya dalam membentuk anggotanya sendiri selain pilihannya sendiri.

Sama hal nya seperti saat ini, bahkan saat Arslan sedang kehilangan Ayahnya sekaligus Raja negeri ini, dia tetap melakukan tugasnya sebagai pengganti Raja dan menngutamakan keselamatan penduduk kota tersebut.

"Bolehkah aku mengamuk sesuka ku?" Chantika menatap semuanya seperti sebuah sampah yang harus di musnahkan, karena hanya Arslan dan Rayya lah ynag di hormati oleh Chantika saat ini.

BERSAMBUNG....