"ha ha ha ha ha ha ha, akhirnya aku bisa membasmi kalian semua di sini, ha ha ha ha" Chantika memporak-porandakan pasukan Thena dengan mudahnya.
Pasukan Athena yang sangat terkenal dengan kekuatannya dan keberaniannya dalam ertarung terpukul mundur olrh seorang gadis remaja biasa. Seperti yang di katakana oleh Rayya tadi, Chantika adalah bagian dari Athena, oleh karena itulah kekuatan dan pisiknya melebihi manusia biasa.
"Siapa sebenarnya gadis itu, kenapa dia bisa sekuat ini menghadapi ratusan pasukan Athena?" ujar salah seorang di sana sambil lari terbirit ketakutan.
Mereka akhirnya mundur perlahan dan melapor pada kapten pasukan mereka, namun sepertinya beberapa diantara mereka mulai menyadari bahawa ada darah bangsa Athena yang mengalir dalam diri Chantika.
"Hooooooohhhhh, jadi kau orang yang di maksud oleh kapten Kamui? Seorang yang melarikan diri diri dari fasilitas penelitian dan mengkianati Athena, ku harap kau bisa mengiburku lebih baik lagi" ujar seorang yang mengaku sebagai kapten tersebut.
Tanpa pikir Panjang Chantika berlari dan mendaratkan pukulan keras tepat di wajah orang itu "Banyak bacot, sebaiknya katakana dimana tempat orang itu sekarang" ujar Chantika dengan ekspresi kebencian di wajahnya.
Semua yang melihat itu sontak terkaget melihat kapten mereka yang sangat kuat dan Tangguh bisa tumbang hanya dengan sekali pukulan, kemungkinan besar orang itu mengalami beberapa kerotokan pada giginya sekarang.
Semua yang melihat itu tak sanggup maju dan tak berani melawan, sehingga perlahan mereka mundur dan menjauh dari Chantika, begitu juga dengan Arslan dan Rayya, mereka juga ketakutan melihat semua yang terjadi di sini.
"Pangeran, mulai dari sini kita akan melindungi diri kita masing-masing sampai ada informasi lebih lanjut dari William, aku yakin dia tak akan gugur semudah itu meskipun di lilit oleh tantakel bodoh itu" Rayya tampak memberikan sebuah peringatan kepada Arslan dan yang lainnya, karena sumber informasi mereka William belum memberikan kabar dan petunjuk apapun.
"Sofia, mungkin ini sedikit aneh bagimu, tapi ini sering terjadi pada kami jika keadaan mulai genting" lanjut Arslan kepada Sofia.
"Tidak masalah, hl ini sudah ada dalam catatan yang di berikan oleh Rayya dan William, tidak perlu cemas, aku menguasai sedikit bela diri dari mendiang Kakek ku" jawab Sofia dengan santai.
Dengan sedikit emosional dan penuh teguran, Rayya mendekati Chantika dan mengetuk kepalanya "Hoi anak bodoh, apa yang kau lakukan? Apakah kau meu membunuh Pangeran dan Sofia?"
Tiba-tiba ekspresi Chantika berubah dan memandang Rayya dengan senyuman sambil menunjuk di pipinya "tehe he he, Maaf aku kelepasan"
Mereka yang melihat hal itu semakin takut, karena wanita sekuat Chantika masih memiliki atasan, karena logisnya, bawahan akan jauh lebih lemah dari atasan.
"Hoi Rayya, bisakah kau menghentikan marahmu padanya, bukankah dia sudah melakukan hal yang benar" Arslan Nampak sedikit menegur Rayya karena terlalu keras pada Chantika.
"hah…? Kau terlalu memanjakanya, Makaknya dia semakin bodoh seperti ini" jawab Rayya membantah pernyataan Arslan.
"itu dengarkan kata pangeran, dia saja membelaku" tambah Chantika sambil berjalan medekati Arslan.
Ketika mereka tengah asik berbincang, dating seseorang pria tampan dengan gaya rambut di ikat ke belakang dan warna yang sama seperti Chantika.
"Hoooooo, Chantika! Kau di sini rupanya, lama tidak bertemu" ujar pemuda itu yang tampak sangat akrab dan mengenal Chantika.
Namun pemuda tampan itu tak di sambut dengan baik olehnya, Chantika justeru berlari dari jauh sambil berteriak "Doooommmmaaaaaaaa...….! Haaaaaaaaaaaaa" Chantika langsung mendaratkan tendangan dengan kuat kea arah lelaki itu, namun di tangkisnya dengan tangan kosong, Chantika lalu dengan cepat membalikkan bandannya dan menggunakan kaki satunya lagi untuk menyerang sehingga tendangan kuat tersebut berhasil mendarat tepat di pipi pemuda itu.
"Kau masih saja lemah, apakah ini yang kau dapatkan setelah berbaur dengan para Human itu, kau semakin lemah" ujar pemuda itu dengan santai sambil mengusap pipinya yang terkena tendangan tadi.
"Apa yang kau lakukan di sini?" ujar Chantika sambil terus mendaratkan serangan kearah pemuda tersebut.
"Hoi hoi hoi hoi hoi, bukankah kita sudah lama tak bertemu? Seharusnya kau lebih sopan pada kakakmu ini, apakah kau sudah lupa bahwa aku adalah kakakmu?" tambah pemuda itu lagi.
"Apa yang kau katakana, mana mungkin aku melupakan wajah kakaku yang bodoh ini, mana mungkin aku akan lupa kepada sosok yang menyebabkan mami meninggal karena kesepian" sambut Chantika sambil terus menyerang kearah pemuda itu.
"Hooooh? Kau masih terpaku dengan masa lalu, sungguh kasihan dan menyedihkan" lanjut pemuda itu.
Karena tak tahan melihat Chantika terus menyerangnya, Doma akhirnya membuka pertahanannya dan mulai menyerang balik ke arah Chantika, gaya bertarung yang sama di tambah kekuatan yang sangat besar di miliki olrh mereka berdua.
Sembari mereka bertarung, beberapa pasukan Athena yang lain mulai menyadari sesuatu dan berbisik satu samalain "hoi, bukankah komandan Komandan Doma bilang bahwa gadis itu adalah adiknya? Berartim gadis itu adalah kandidat ratu berikutnya yang selama ini di cari oleh Komandan ke seluruh penjuru negeri" ujar beberapa orang saling menanyakan.
Di sisi lain, pertarungan antara duabersaudara ii semakin memanas dan terus semakin menggila, bahkan sangking besarnya kekuatan mereka berduam beberapa bangunan di sekitarnya mulai roboh seperti sebuah bangunan tua, beberaa bgian di sekitar mereka juga hamper rata dengan tanah.
"Padahal aku ingin menjadikanmu Ratu, tapi kenapa kau malah menghilang dan mrmilih Human yang lemah itu untuk kau temani" ujar Doma bergumam di depan Chantika.
"jangan pernah kau hina mereka, mereka adalah penyelamatku, tak sepertimu yang selalu mengabaikanku dengan Mami, bahkan di saat akhir hayat Mami kau dan Papi justeru menghilang entah kemana. Orang hina sepertimu tak pantas menghina siapapun" jawab Chantika sambil berteriak dengan linangan airmata yang mengalir di pipinya.
Karena tendangan yang sangat kuat dari seorang Chantika, Doma terlempar agak jauh dari tempat itu. Sembari mengelap bibirnya yang berdarah, Doma bangkit kembali "Kenapa pukulanmu semakin lemah sejak hari terakhir kau membuatku koma? udah ku duga kau semakin lemah karena terlalu ama bermain dengan para Human itu"
"Meskipun aku bermain-main, perasaan mereka tak pernah main-main tehadapku, mereka menerimaku apa adanya, meeka bahkan takmemperdulikan aku adri dunia mana" ujar Chantika dagan tegas membela Arslan dan yang lainnya.
Dengan sedikit senyuman yang hamper tak terlihat Doma terlihat seperti lega memerintah pasukannya untuk mundur dari sana "Percuma saja, sebanyak apapun kalian melawan, kalian tak akan pernah bisa mengalahkannya, dia adalah 002 dalam infinity Salpido"
Karena mengetahui bahwa 002 adalah ysng terkust saat ini, para pasukan Athena terpaksa harus mundur dari edan tempur. Karena hanya 001 yang bisa mengalahkan 002,namun di sebabkan oleh keberadaan 001 yang entah dimana sejak puluhan tahun silam, mereka memutuskan bahwa yang terkuat saat ini adalah 002.
Meskipun mereka tak mendapatkan informasi apapun tentang penyerangan kali ini, Arslan masih bersyukur bisa keluar dalam pertarungan tanpa memakan banyak korban.
BERSAMBUNG…..