Chereads / Prince Arslan / Chapter 12 - SOLO HUNTING

Chapter 12 - SOLO HUNTING

Berjalan dengan kepala tegap dan penuh percya diri, Rayya kembali menyalakan rokoknya dan terus bergumam dengan suara lirih kecil "Aku terkadang berfikir, siapa sebenarnya kalBerjalan dengan kepala tegap dan penuh percaya diri sambal kembali menyalakan rokoknya dan terus bergumam "Aku terkadang bertanya-tanya, kalian sebenarnya siapa? Kenapa kalian beani mengganggu kampung halaman ku saat aku sedang kembali bersama Sang Raja dan putra mahkotanya. Apakah kalian ingin mempermalukanku di depan orang yang sangat ku hormati? Asal kalian tahu saja, meskipun sikapku lebih kasar dari orang lain, tapi akan ku jamin bahwa aku adalah orang yang palin setia dan orang yang paling menghormati mereka, Aku bahkan berdikap seperti ini karena ini adalah murni perintah dari Tuanku. Tapi dengan lancangnya kalian mengganggu kebersamaan mereka di sini. Aku tak tahu siapa kalian tapi jika kalia memiliki dendan padaku, keluarlah dari dan tunjukkan diri kalian semua. Jika tidak, aku akan memburu kalian hingga tak satupun tersisa dari kalian" ujar Rayya lalu berhenti sambil menunjuk kearah sebuah bangunan tinggi di hapapannya. 

Rayya yang sedang dalam mode Hunting bukanlah lgi seorang biasa yang bisa di kelabui dengan mudahnya, Dia bahkan langsung mengeluarkan senjata miliknya dan lansgung membidik kearah bangunan tersebut dan langsung menembakkan satu peluru. Peluru pertamamengenai tepat di bagian kaki penembak jitu milik penjahat. Karena merasa bahwa tembakan pertama Rayya hanyalah sebuah kebetulan saja, orang itu langsung mencoba membuka penutup wajahnya dan langsung membidik kembali.

Rayya yang mengetahui hal itu tersenyum puas dan menembakkan senjatanya untuk kali keduanya "hmmmmm…. Sepertinya kau memang tak  tahu sedang berhadapan dengan siapa, Selamat Tinggal"  (Dor…..) lelaki tersebut tertembak tepat di bagain matanya yang tengah melihat dari balik teropong bidik.

"ahhhhhhhhhhhhh, mustahil dia bisa mengenaiku dengan hanya menggunakan Hand Gun dari jarak sejauh itu, apakah dia adalah Phanthom yang di kabarkan sebagai hantu pelindung di kota ini" ujar orang itu dengan suara yang lantntang di iringiteriakan karena menahan sakitnya tembakan tersebut. 

Tak lama setelah beberapa waktu detik, Rayya melancarkan tembakan ketiganya yang langsung tepat mengenai kepala orang tersebut hingga hancur "Apakah kalian tahu arti dari tiga tembakan? Tembaka pertma artinya sebuah peringatan, lalu tembaka kedua artinya sebuah penderitaan, dan tembakan ketiga adalah tembakan kematian. Karena seauh ini belum pernah ada yang bias selamat dari kematian setelah menerima tembakan ketiga dariku. Kau seharusnya sudah mengerti ketika melihat tembakan pertama yang tepat mengincar mata kakimu, bukan sembarangan saja" ungkap Rayya sembari menyarungkan senjatanya kwsaku bagian kirinya. 

Rayya tiba-tba mendengar  ponselnya berbunyi "cih, siapa sih yang megganggu kesenanganku di saat seperti ini?" Ujarnya dengan kesal. "ohhh pageran kah?" Lanjutnya sambil membaca sebuah pesan yang berbyunyi "Jangan berselebihan".

Dari pesan tersebut kita mengetahui bahwa RAyya adalah seorang yang penurut kepada Tuannya meskipun sikapnya yang kurang tersbeut, bahka sikapnya saat ini karena memang murni perintah dar Arslan agar mereka bisa terlihat seperti seorang temaman sebagaimana permitaan Arslan.

Tanpa basa-basi dan tanpa berbicara banyak, Rayya hanya membalas sebuah pesan tersebut dengan sedikit kata tambahan "Tentu saja, tapi sebaiknya seorang pangeran tak seharusnyaberada di tempat berbahaya seperti ini, lebih baikkau pulang dan kembali menikati secangkir the sambilmenyaksikan berita saham di TV".

"Baiklah, sudah saatnya berburu"

Rayya dengan santainya melihat sekelilignya dengan penuh sikap arogan dan angkuh, padahal saat ini dia sadr ahwa dirinya sudah terkepung oleh kelompok musuh, namu tak sedikitpun dari hal ini membuatnya takut.

Karena sudah memasang perlenkapan mauvernya dalam mode tempur, Rayya tentu denan mudahnya megetahui Bahwa di sekelilignya ada beberapa orang yang sedang mengepungnya. Dengan pelengkapannya sebagai Hunting, tentu saja RAyya di lengkapi dengan Night Eye dan Eagle Eye, ini akan memudahkan Rayya untuk mengendalikan situasi saat bertarng melawan musuh yan kerap kali bersembunyi atupun melacak keberadaan sniper.

Rayya melihat pergelanganntanannya dan mamasukkan sebuah kode perintah untuk menyebarkan mini Spy. Meskipun beberapa orang yang bisa melihat sebuah alat seperti serangga tersebut, mereka megira itu hanya hal biasa, Namun hal berbeda terjadi ketika Rayya mengatakan "Kill". Semua mini Spy yang di luncurkan tadi menempel di tubuh setiap orang dan langsung meledak saat itu juga.

Rayya lalu melangkahkan kakinya menuju sebuah bungker ukuran kecil di bagian belakang sebua teruk yang telah meledak beberapa saat lalu. 

"Jangan bergerak ataukepala gadis ini akan meledak….!" Ujar seseorang yang bagian lengannya sedang terluka sambil menyandera seorang gadis dan terus menodongkan Hand Gun.

Rayya meletakka senjaanya lalu mengankat tangannya agar gadis tersebut tak terluka, Rayya lalu menatap lelaki tersebut dan bertanya sedikit tentang  kecurigaannya "Apa yan kau lakukan, aku sudah memberantas mereka yang di sekitar sini, kau tak termasuk dari mereka, kenapa kau nekat melakukan ini" 

"jangan katakan apapun, apa yang kau tahu tentangku, aku bagian dari mereka, jadi sekarang lawan aku"

"Hoi Chantika.! Sampai kapan kau aka bermain sebagai korban?"

"Apa maksudmu, gadis ini adalah gadis yang ku sandera dari tadi" (Nafas terengah-engah dan suara katakutan)

Gadis itu lalu membalik badan dan membanting orang yang menyanderanya dari tadi " HA ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha, Senior.! Padahal kali ini penyamaran ku sempurn, keapa kau mengenaliku" Ujar gadis itu.

"Hah?"

"Eh.! Kenapa hanya jawab hah?"

"Hoi hoi hoi hoi, Chantika.! Kau merasakan penyamaranmu sempurna dari bagian mana? Bukankah sudah jelas terlihat bahwa kau adalah Chantika dari sisi manapun"

"Ya Tuhan,kenapa Seniorku ini sangat bodoh sekali"

"Hah.! Kau berani menghinaku?"

"Tidak seperti itu juga, Aku hanya mengatakan sebuah kenyataan. Bagaimana kau tidak mengenaliku jika kau masih berada dalam mode Hunter mu"

"AAAA' Aku lupa"

Rayyalalu menutup fungsi Hunter dalam Manuver miliknya "Huuaaahhhhhhh kali ini kau menyamar dengan sempurna, aku bahkan takmengenalimu sama sekali, hebat, kau sugguh hebat Chantika"

"Aku  minta maaf jika menyela pembicaraan kalian, aku hanyaingin memastikan sesuatu" Ujar lelaki terdebut kepada mereka berdua.

"Apa yang kau katakana paman,jangan berani menyela pembicaraan Seniorku jika kau ingin hidup lebih lama, setidaknya beberapa menit sampai kami selesai bicara" Ujar Chantika sambil menekan leher lelaki tersebut.

"Hentikan Chantika, jangan sakiti dia lebih jauh, dia hanyalah warga penduduk biasa" Tambah Rayya sembari menghentikan tindakan Chantika.

"Terimakasih Tuan, terimakasih. Aku ingin meminta pertolongan kepada Tuan. Jika memang Tuan adalah Solo Hunter yang kerap kali di bicarakan orang-orang, Aku mohon, selamatkan putriku. Dia di sandera oleh dan di incar oleh penjahat tadi karena di katakana bahwa putriku memiliki Side Efeck Rare" Ujar lelaki tersebut.

"Ehhhhhhh kau mengenal Solo Hunter?"

"Tentu saja,Kau adalah orang yang sering di bicarakan,terlebih lagi kau adalah tangan kanan Pangeran Arslan, siapa yang tak kenal dengan mu. Oleh karena itu aku mohon selamatkan putriku, setelah itu aku akan siap mati di tangan kalian atas sikapku tadi kepada kalian"

"Tak perlu lagi kau teruskan ceritamu Pak tua. Hoi Chantika! Lepaskan dia dan tebus kesalahanmu padanya dengan membawa Putrinya kembali tanpa terluka"

"Yosh, siap laksanakan Senior"

BERSAMBUNG .....