Setelah di datangkan seseorang untuk di introgasi, kini tugas Sebastian yang akan mengintrogasi anggota Dark Side yang telah mereka tangkap.
Di sisilain, Arslan dan yang lainnya berkumpul di sebuah ruangan untuk mendengarkan penjelasan dari lelaki yang waktu itu.
"Harusnya anda sudah menerti tentang hal in,anda juga pastinya sudah tahukenapa anda berada di sini,Sayang dalam masa pelatihan dan uji coba dalam tugas saya, saya hara panda bisa bekerja sama dalam hal ini" Ujar Sofia Sembari menatap kea rah laki-laki tersebut sambil membawa Pena dan kertas untuk mencatat informasi penting.
"Kenapa kau mala menyerahkan tugas ini pada Sofia, bukankan sudah menjadi tugas Sebastian mengintrogasi orang ini?" Tanya Arslan kepada Rayya.
"Tentu saja karena aku merasa bahwa kita harus berdiri sendiri"
" Apa maksud mu?"
"Bukankah kau juga tahu sendiri jika Sebastian bukanlah pelayanmu, melainkan pelayan yang Mulia Raja. Kau akan adalah calon Raja, kau harus membentuk system pemerintahanmu sendiri. Ketika yang Mulia Raja akan pension, maka Sebastian juga akan pension, meningat umurnya yang sudah mencapai 40 an"
"Hah, 40 katamu? Dia bahkan terlihat sangat muda seperti itu?"
"Ehhhhh? Kau bahkan tak tahu umur nya? Bukakah di biografi nya tertera di sana"
"Aku tak pernah membaca biografi siapapun, itu terlalu merepotkan"
"Kau itu adalah putra mahkota, setidaknya kenali beberapa bawahanmu"
"Jadi apa maksudmu mengatakan jika kita harus berdiri sendiri"
"Seperti yang ku katakan tadi, kita harus melakukan sesuatu, kita harus memiliki system kita sendiri tanpa engharapkan apapun dari oeninggalan Yang Mulia Raja, JIka Sebastian akan pension, maka sudah menjadi tugasku sebagai tangan kanan sekaligus orang kepercayaanmu untuk mencarikan penggantinya. Tenang saja, aku akan berusaha melatihnya dengan baik"
"hoaaahhh, kau bahkan memikirka sampai sejauh itu"
"Tentu saja, karena aku adalah tangan kananmu"
Di salah satu ruangan yang hanya di lapisi oleh kaca tipis yang kedap suara, Sofia menjalankan tugasnya dalam mengintrogasi orang tersebut.
"Seharusnya kalian tak perlu sewaspada itu, Kau di sini sebagai sukarelawan, bukan ebagai tahanan" ujar lelaki itu dengan senyuman.
"Begini pun tak masalah, AKu hanya ingin melakukan yang terbaik untuk orsmg yang telah menolongku dan keluargaku. Yang terpenting sekarang, jawab pertanyaanku dengan sejujurnya" Ujar Sofia .
Lalu sofia mulai menanyakan sesuatuyang tertulus di sana. Pada awalnya Introgasi tersebut berjalan sangat mulus tanpa kendala samapi seorang suster melaporkan kepada William bahwa anak dari lelaki tersebut mengalami keanehan di ruang perawatan.
Namun sebagai seorang yang belum selesai dari tugas dan syarat janjinya,Pria itu meminta agar Rayya dan pangeran Arslan masuk menemuinya. Dengan wajah panik dan oenuh kekhawatiran, Arsalan mendatangi lelaki tersebut.
"Ada apa sebenarnya ini, apa yang sedang terjadi pada anakmu, kau terlihat sangat tenang" UJAr Rayya sambil menarik kerah baju lelaki tersebut.
"Rayya, hentikan dan biarkan dia berbicara….!" Ujar Arslan dengan tenang "Jangan sakiti dia, tolong dengarkan dia" Lanjut Arslan sambil menatap Rayya.
"Kenapa kau terlalu lembek menghadapi rang seperti ini, dia sudah berjanji akan memberikan kita informasi, namu justeru menyembunyikan kenyataan tentang putrinya" BAntah Rayya dengan sedikit Nada tinggi.
"Rayya, Ini perintah. Lepaskan dan jangan sakiti dia" Arslan menatap RAyya dengan tatapan tajam.
"Cih…." Rayya melepaskan lelaki itu dan berbisik di telinganya "Jika sesuatu bahaya terjadi pada pangeran, KAu akan menanggung akibatnya, bahkan putrimu aka ku lenyapkan jika menjadi ancaman bagi Tuanku, ingat PAman, AKu hanya ada untuk Tanku, selebihnya hanyalah akan mejadi tumpukan mayat jika ada yang mengusik Tuanku" Lanjut Rayya sambil berdiri dan menjauh dari lelaki itu.
(Rayya membakar sebatang rokok)
"Rayya, Di sini ada Sofia, tak baik seorang anak SMA merokok, Bukankah sudah ku bilang agar penyamaranmu harus sempurna, kau hanya boleh merokok saat di uar sekolah dan di luar tugas" UJar Arslan lagi menegur Rayya.
"huuuhhhhhh Kenapa hari ini kau cerewet sekali, baiklah, baiklah, baiklah,aku mengerti, kau tak perlu marah-marah" Jawab Rayya.
Kemudian lelaki tadi kembali tenang dan mengatakan sesuatu kepada mereka "Terimakasih pangeran"
"Hoi paman, seharusnya segera kau katakan semuanya sebeum aku kehilangan kesabaran, apa yang sebenarnya terjadi padamu" UJar Rayya yang tengah berdiri dari balik pintu.
"He he he he, Rayya tolong tenang agar semuanya cepat selesai" Ujar William sambil menenangkan Rayya.
"Baiklah, ku serahkan semua yang di sini pada kalian" ujar Raya sembari keluar meninggalkan mereka.
Meskipun RAyya bersikap angat arogan dan dingin pada semua orang, RAyya tetap peduli pada orang lain, dia bahkan besandar di balik pintu ruangan dan mendegarkan pembicaraan semua orang yang di sana.
Dalam beberapa kemungkinan, RAyya sebernarnya sangat peduli kepada anak lelaki itu, terlebih lagi lelaki itu berasal dari distrik sekitar wilayah tempat tinggalnya dan sangat di percaya menjaga wilayah tersebut oleh Arsaln selaku Tuannya.
"Maafkan sikap Rayya kepada anda, dia memang seperti itu. Tapi saya yakin, jauh dari lubuk hatinya yang paling dalam, dia sangat peduli pada anda dan putri anda" ujar Arslan sembari tersenyum kepada lelaki tersebut.
"Tidak mengapa, aku sudah tahu bahwa dia orang yang seperti itu, karena dia kerapkali mengorbankan nyawanya untuk orang yang tinggal di distrik wilayah kekuasaannya, terlebih lagi, salahku yang telah menyembunyikan sesuatu pada kalian"
"JIka tak keberatan bisakah anda menjelaskan apa yang sedang terjadi pada anak anda?" ujar Sofia dengan lembut.
Mereka semua mulai mendekat dan medengarkan penjelasan orang itu.
"Ini berawal ketika isteriku menghilang tiba-tiba setelah beberapa bulan lalu. Isteriku adalah kepala peneliti di sebuah laboraturium yang sampai saat ini tak kuketahui dimana itu. Tapi suatu waktu aku sempat mendengarkan pembiicaraan isteriku melalui telpon bahwa dia menolak untuk melanjutkan penelitian" Ungkap orang itu.
"Lalu apa yang terjadi setelah itu?" Tanya William.
"Iya, tepat setelah dua hari isteriku menelpon dia hilang begitu saja dan meninggalkan seoucuk surat yang berpesan agar aku menjaga putriku dengan baik, Tanpa ku sadari kami mulai di incar orang-orang mencurigakan yang mengataka bahwa mereka harus mengambil putriku demi keadilan dan kedamaian. Mereka mengaku bahwa meraka berasal dari organisasi bayangan yang bernama Dark Side"
"Apakah anda tahu kenapa putri anda di incar?" tanya Arsalan kepada lelaki tersebut.
"Jawabannya mungkin ada dalam Chips ini, Isteriku mringgalkan surat bersama benda kecil ini, Tapi sebelum itu bisakah ku minta sesuatu pada kalian"
Lalu Arslan meyakinkan akan memenuhi permintaan orang itu sebisanya, dan meyakinkan orang itu agar bekerja sama dengan pemerintahan
"Aku sekarang tak peduli lagi dengan hidupku, Aku bahkan siap jika kalian mengambil nyawaku asalkan alian bisa menjamin keselamatan putriku"
"Saya bersumpah demi Tuhan akan berusaha menjamin keselamatan putri anda di bawah pemerintahan negeri Phoenix" jawab Arslan dengan lantang.
Tak lama setelah itu, salah seorang petugas keamanan di sana melaporkan bahwa terjadi sebuah keanehan di ruang interogasi para tahanan.
"Yang mulia pangeran, Selamatkan diri anda. Sedang terjadi sebuah insiden di ruang introgasi para tahanan" Ujar salah seorang petugas dengan wajah panik dan berlumuran darah.
BERSAMBUNG...…