Chereads / Mila: Cinta dan Rahasia / Chapter 12 - Laki-laki Menyebalkan

Chapter 12 - Laki-laki Menyebalkan

Setelah memakan semua makanan yang telah Mila pesan. Mila pun menyenderkan tubuhnya di bangku. Berusaha untuk menurunkan makanan yang telah masuk ke dalam perutnya.

"Aduh kenyang banget. Mana gua engga pernah olahraga lagi. Pasti kolesterol gua tiba-tiba naik," ucap Mila sembari mengelus perutnya yang sedikit membuncit akibat makan terlalu banyak.

Sembari menunggu makana tersebut turun. Mila kembali melihat ke arah sekitar. Namun matanya melihat seorang laki-laki yang memakai Hoodie berwarna abu dan celana berwarna hitam.

"Wih keren juga tuh cowo. Ganteng lagi kalau di lihat dari belakang," ucap Mila kepada laki-laki yang memakai hoodie itu.

Mila terus memperhatikan laki-laki tersebut sembari memicingkan matanya berusaha memperjelas penglihatannya.

"Tapi gua kaya kenal deh itu sama cowo itu. Tapi siapa ya," ucap Mila dengan nada suara yang sangat pelan sembari terus memperhatikan laki-laki tersebut.

Namun laki-laki yang sedang diperhatikan oleh Mila perlahan mulai berjalan menjauhi Mila. Dia pergi meninggalkan stan seafood ini. Mungkin dia telah setelah memakan makanan yang ada di sini.

Tapi setelah laki-laki itu tidak terlihat lagi. Mila justru berdiri dari tempat duduknya dan menunjuk ke arah posisi tadi laki-laki itu berdiri dengan ekspresi wajah tersebut.

"Itu kan si cowok nyebelin tapi aneh yang tadi ketemu di supermarket," seru Mila.

"Yah tapi udah pergi dari sini. Padahal gua mau ngucapin makasih gara-gara keju yang udah di ambilin diam diam. Tapi yaudah lah ya kalau ketemu lagi baru deh bilang makasih sama dia," ucap Mila sembari berjalan ke arah Abang penjual seafood.

"Abang aku mau bayar makanan yang tadi udah aku pesen," ucap Mila kepada Abang penjual seafood.

"Oh iya mbak. Semuanya Rp. 120.000 aja. Terus mbak dapet bonus deh dari saya jadi cuman bayar Rp. 100.000 aja," balas Abang seafood sembari tersenyum ramah.

"Loh engga apa-apa bang. Biar aku bayar semuanya aja," ucap Mila sembari mengeluarkan uang dari dompetnya.

Tetapi Abang itu menggelengkan kepalanya, "Ih saya yang engga apa-apa. Soalnya mbak kayanya baru pertama kali ke sini. Tapi mbak Kalau dapet rezeki kan engga boleh di tolak," balas Abang penjual seafood.

Mila yang mendengar balasan Abang penjual seafood pun jadinya hanya mengeluarkan uang berwarna merah saja.

"Bener sih kata Abang. Kalau rezeki engga boleh di tolak. Jadi aku bener nih bayarnya Rp. 100.000 aja?" tanya Mila memastikan.

"Bener dong mbak," balas Abang penjual seafood.

Mila pun menganggukkan kepalanya, "Yaudah kalau gitu nih aku bayar ya Abang," ucap Mila sembari memberikan uang tersebut.

"Okee di terima ya. Tapi mbak harus jadi pelanggan di sini ya," seru Abang penjual seafood.

Mila tentu saja menganggukkan kepalanya, "Pasti aku bakal jadi pelanggan. Seminggu sekali nanti aku mampir ke sini deh," balas Mila sembari tersenyum ramah.

"Siap mbak nanti saya kasih bonus lagi," ucap Abang penjual seafood.

"Ya ampun si Abang baik banget. Yasudah kalau gitu aku mau pulang. Makasih banyak loh bang," ungkap Mila sembari tersenyum ramah.

"Sama-sama mbak," balas Abang penjual seafood itu.

Lalu Mila pun segera berjalan keluar dari stan seafood tersebut untuk berjalan ke arah motor miliknya.

Mila lalu segera menaiki motor besar itufu dan mulai melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Dan tidak butuh waktu yang lama akhirnya Mila kembali lagi ke rumah. Setelah memasukkan motor besarnya ke garasi.

Mila pun mengambil kantung belanja yang sebelumnya dia simpan di post satpam. Mila lalu membawa kantung belanja tersebut ke dalam rumah bersamanya.

"Aduh kenyang nya tadi makan seafood. Engga nyangka seafood nya juga enak banget kirain biasa aja soalnya gua pilih random ternyata luar biasa. Besok-besok kalau males masak gua makan di situ lagi aja ah," ucap Mila sembari memasukkan satu persatu barang yang telah dia beli ke dalam lemari es.

Setelah memasukkan barang dan juga merapikannya. Mila pun segera berjalan menuju kamar miliknya. Karena Mila merasa kalau kantuk mulai datang.

"Gua kenapa ngantuk banget ya. Apa karena perut gua kenyang ya," ucap Mila sembari terus berjalan menaiki anak tangga.

Sesampainya di kamar Mila merebahkan dirinya sendiri di kasur dan tidak lupa mengambil handphone miliknya yang berada di meja nakas.

Ternyata teman-temannya membalas pesan yang tadi sempat Mila kirimkan. Mila pun jadi tersenyum kecil dibuatnya karena membaca pesan terakhir.

["Eh si Mila mana sih?"] tanya Cika.

["Ngapain nyari si Mila. Lu kan juga pasti ketemu sama dia besok,"] balas Salwa.

["Ya abisnya gua kan mau ngasih tahu kalau besok jangan lupa bawa baju olahraga, gua kan perhatian jadi teman,"] ucap Cika.

["Iya deh iya yang perhatian,"] balas Salwa.

Lalu Mila pun segera membalas pesan dari teman-temannya.

["Makasih ya Cika udah ngingetin gua buat bawa baju olahraga,"] balas Mila.

["Nah si Mila akhirnya muncul juga,"] seru Sinta.

["Iya nih si Mila dateng pas gua ngantuk. Jadi gua mau tidur dulu. Selamat malam teman-teman gua yang cantik jelita,"] ucap Sinta.

["Iya gua juga mau tidur ah. Babay semuanya,"] ucap Salwa.

["Malam juga semuanya. Mimpi indah,"] balas Mila.

Lalu setelah mengirimkan pesan itu. Mila pun segera menyimpan handphone miliknya. Karena Mila sangat-sangat mengantuk.

Mila pun akhirnya tertidur dengan lelapnya. Tanpa mematikan lampu dan tanpa membasuh muka dan mencuci kaki dan tangannya.

Tetapi ketika jam menunjukkan pukul 2 pagi. Mila tiba-tiba saja terbangun entah karena apa. Mila pun melihat ke arah jam dinding di kamarnya dan segera bangun dari tempat tidurnya.

"Baru juga jam 2 tapi kenapa gua bangun coba. Mana gua engga ngantuk lagi, kebiasaan deh si Mila," ucap Mila.

"Mending ke taman aja deh siapa tahu ada bintang di langit," ucap Mila sembari berdiri.

Mila lalu berjalan keluar dari kamarnya. Dia terus berjalan sampai akhirnya dia kini berada di taman kecil yang berada di belakang rumahnya.

Mila duduk di bangku taman itu dan memandangi bunga yang tumbuh di sana. Mila hanya diam sembari merenung.

"Bunganya cantik banget tapi sayang berduri. Eh tapi Mamah sama papah kok engga hubungin gua ya. Bibi juga engga hubungin gua. Pasti mereka semua lagi sibuk," ucap Mila dengan ekspresi wajah yang muram.

"Sabar ya Mila. Toh lu kan udah biasa kaya gini," ucap Mila.

Mila pun diam membisu sembari melihat ke arah bintang yang bersinar dengan terang.

"Untung aja ada bintang jadi gua bisa lihatin bintang itu," ucap Mila sembari terus melihat langit malam.

Mila terus melihat bintang itu sembari terus merenungi kehidupannya.

Sampai akhirnya Mila tiba-tiba saja jatuh tertidur di bangku taman. Mungkin Mila merasa sangat mengantuk dan tidak bisa lagi menahan kantuk itu.

Jadi dia tertidur begitu saja di bangku taman. Meskipun taman terlihat sangat dingin. Tetapi Mila tetap tidur dengan sangat lelap. Seperti tidak masalah kalau dinginnya taman menerpa kulit badannya.