Setelah memakan makanan yang telah dibawakan oleh Cika. Bel pun berbunyi tetapi Salwa dan Sinta belum kembali ke kelas.
Cika yang sedang memegang baju olahraga pun lalngsung menarik tangan Mila begitu saja.
"Ih mau kemana. Gua kan baru aja makan," seru Mila sembari berusaha melihat ke arah Cika dengan ekspresi penasaran.
"Ayo kita pergi ke ruang ganti. Kita harus ganti baju," balas Cika.
"Engga nunggu Salwa sama Sinta dulu?" tanya Mila.
Cika menggelengkan kepalanya, "Engga usah. Kita tinggalin dulu aja nanti juga mereka nyusul," balas Cika.
"Yaudah gua ambil baju olahraga dulu," ucap Mila.
"Ohh oke," balas Cika sembari melepaskan tangan Mila.
Mila segera mengambil baju olahraga yang dia simpan di dalam tas miliknya. Setelah mengambil baju olahraga itu.
Cika dengan cepat langsung menarik tangan Mila. Membuat Mila menggelengkan kepalanya heran.
"Ayo nanti ruang gantinya rame kalau kita telat sedikit," ucap Cika.
Mila menganggukkan kepalanya, "Iyaa. Tapi emang rame? Lagian pelajaran olahraga cuman kelas kita aja kan?" tanya Mila.
"Iyaa sih tapi nanti kan ada anak kelas yang juga ganti baju. Mereka itu kalau ganti baju lama banget. Harus make up dulu. Rumpi dulu euh pokoknya lama banget," balas Cika.
Mila pun menganggukkan kepalanya mengerti dengan balasan yang diberikan oleh Cika, "Oh pantes. Tapi Salwa sama Sinta engga apa-apa di tinggalin?" tanya Mila.
"Ih banyak tapinya ya si Mila. Pokoknya meraka mah tenang aja," balas Cika.
Mila pun menganggukkan kepalanya dan meraka berdua terus berjalan beriringan menuju ruang ganti.
Selama berjalan menuju ruang ganti. Sesekali orang-orang yang melintasi Mila sedikit memperhatikan Mila.
Tetapi mereka langsung mengalihkan pandangannya. Membuat Mila yang awalnya di perhatikan cemas menjadi tidak terlalu cemas.
Dan mereka pun tiba di ruang ganti. Mila tersenyum ketika melihat ruang ganti yang ada di depannya. Karena ruang ganti itu dangat bersih.
Tapi Mila jadi sedikit berfikir tentang orang-orang yang melihatnya sedari tadi. Mila pun segera melihat ke arah Cika yang sedang mengaca di cermin yang besar.
"Cika, gua kayanya diliatin ya sama orang-orang?" tanya Mila kepada Cika.
Cika menganggukkan kepalanya, "Iyaa tapi kamar mandi dan ruang ganti ini kan biasa di pakai sama jurusan IPS jadi engga apa-apa. Toh nanti mereka lama lama bakal kenal lu juga. Tapi ya kalau pun dilihatin gitu mereka engga akan perduli, soalnya kan banyak orang-orang yang emang engga kenal sama semua orang," balas Cika.
"Iyaa sih," ucap Mila dengan ekspresi wajah yang terlihat ragu dengan balasan Cika.
Cika yang melihat ekspresi wajah Mila pun segera merangkul pundak Mila, "Udah engga usah khawatir. Kalau mereka kenal juga engga ada akan ada masalah oke. Kan ada gua ada Salwa dan Sinta juga," balas Cika.
"Lagian ya kalau ada masalah sama lu. Kita bertiga engga akan tinggal diam gitu aja, kita kan udah jadi temen," ucap Cika sembari tersenyum kecil.
Mila yang mendengar itu pun tersenyum manis, "Ih gua jadi terharu deh," balas Mila.
"Gua juga terharu sama diri gua sendiri gara-gara bilang itu," ucap Cika sembari tertawa kecil.
"Dasar," balas Mila juga sembari tertawa kecil.
"Eh Mil. Gua mau ganti baju di sana," ucap Cika sembari menunjuk ke salah satu bilik ruang ganti.
"Kalau lu di situ aja. Okee," ucap Cika sembari menunjuk ke salah satu bilik ruang ganti yang lain.
Mila pun menganggukkan kepalanya, "Iyaa," balas Mila.
Mereka berdua pun segera berjalan menuju bilik masing-masing. Namun saat mereka sedang mengganti baju masing-masing.
Terdengar suara orang yang sangat sangat heboh. Suara tersebut berasal dari dalam ruang ganti. Yang membuat Mila dan Cika jadi merasa terganggu tetapi juga mereka berdua merasa penasaran.
"MILA. CIKA. LU BERDUA DIMANA? BISA-BISANYA YA KALIAN BERDUA NINGGALIN GUA SAMA SINTA," teriak seorang perempuan. Perempuan itu tentu saja Salwa.
Mila dan Cika yang mendengar teriakan dari Salwa pun segera mengeluarkan kepala mereka berdua masing-masing untuk melihat wajah Salwa dan Sinta.
"Nah lu berdua muncul juga. Kenapa ninggalin?" tanya Salwa dengan nada suara yang terdengar kesal.
"Ya habisnya lu lama sih. Jadi gua sama Mila duluan. Udah deh. Buruan ganti baju. Nanti keburu rame," balas Cika sembari menutup kembali pintu bilik ruang ganti.
Salwa yang melihat pun mendengus sebal dan langsung menatap ke arah Mila. Mila pun langsung menunjuk bilik Cika.
"Si Cika yang nyuruh duluan. Jadi gua mah ngikut aja," ucap Mila.
Lalu dengan cepat Mila menutup kembali pintu bilik ruang ganti. Salwa yang melihat Mila juga masuk ke dalam bilik ruang ganti seperti Cika pun memajukkan bibirnya karena kesal.
Tetapi ketika ingin mengadu kepada Sinta ternyata Sinta juga sedang menutup salah satu pintu bilik ruang ganti.
"Buruan ganti baju. Jangan marah-marah terus," ucap Sinta ketika matanya bertatapan dengan mata Salwa.
"Dasar ya lu bertiga sama aja kelakuannya," seru Salwa.
Seruan Salwa membuat Mila, Cika, dan Salwa menjadi tertawa dnegan keras. Membuat Salwa jadi masuk ke dalam salah ruang ganti dengan terburu-buru. Dan menutup pintu ruang ganti itu dengan sangat kencang..
Brakk.
"Awas rusak pintunya," seru Cika meledek Salwa.
"Berisik deh lu. Ganti baju aja sana," balas Salwa ketus.
Mila yang sedang memakai baju pun jadi menggelengkan kepalanya heran dengan kelakuan teman-temannya yang sangat tidak biasa.
Setelah memakai baju olahraga. Mila keluar dari bilik ruang ganti itu. Namun Mila mendengus karena baju olahraga yang dia pakai belum sempat dia cuci jadi masih tercium baju baru yang sangat menyengat.
Tetapi ternyata ruang ganti sudah penuh dengan anak kelas mereka.
Dan tidak lama kemudian teman-teman Mila pun juga ternyata sudah selesai mengganti baju mereka. Mila lalu melihat ke arah teman-temannya.
"Kalian ada yang bawa parfum ga?" tanya Mila.
Salwa menganggukkan kepalanya, "Gua bawa, tapi ada di kelas," balas Salwa.
"Yaudah kita ke kelas aja. Di sini udah rame banget," ucap Cika.
Mila dan yang lainnya pun menganggukkan kepalanya. Lalu mereka berempat berjalan meninggalkan ruang ganti itu.
"Kalian kenapa sih engga mau di sana lama-lama?" tanya Mila.
"Di sana itu ada kumpulan cewe cewe nora. Yang bisa-bisanya ke sekolah pake make up tebal banget," seru Salwa.
"Iya Mil. Cewe cewe itu juga yang selalu cari perhatian ke cowo cowo ganteng yang ada di sekolah," ucap Cika.
"Makanya kita itu males banget," ucap Sinta.
"Pantes aja. Tadi gua lihat mereka bawa make up banyak banget," balas Mila.
"Emang mereka tuh kaya tante. Terus mereka tuh tong kosong nyaring bunyinya," ucap Salwa.
"Tapi lu juga gitu," seru Cika.
Salwa menganggukkan kepalanya malas, "Iya tahu tahu. Tapi lu juga gitu ya," balas Salwa.
"Nah makanya tu cewe cewe selalu nyindir kita Mil. Tapi ya kita engga perduli sama mereka. Dan karena kita engga perduli mereka juga jadi cape sama kita," ucap Sinta.
"Oh pantes aja tadi mereka lihat kalian kaya gitu," seru Mila ketika mengingat tatapan cewe cewe itu kepada Mila.