Chereads / Mila: Cinta dan Rahasia / Chapter 10 - Gerbang

Chapter 10 - Gerbang

Setelah sampai di rumah Mila segera menyimpan kembali sepeda miliknya di garasi. Tidak lupa menutup kembali gerbang pintu rumah.

"Engga ada bapak satpam jadi ribet deh. Berangkat buka tutup pintu. Nanti pas pulang juga gitu buka tutup pintu sendiri lagi," gerutu Mila sembari menutup pintu gerbang.

Mila lalu berjalan memasuki rumahnya. Namun baru saja kaki Mila masuk ke dalam rumah. Mila langsung merasakan atmosfer yang sangat berbeda ketika dia berada di sekolah.

Di rumahnya sangat sepi dan sama sekali tidak hangat. Sedangkan di sekolahnya begitu ramai dan hangat karena ada teman-teman yang kini Mila miliki.

Mila pun menghela nafasnya dan terus berjalan menuju kamar miliknya yang berada di lantai dua.

"Jadi engga mau pulang kalau gini. Tapi di Jepang juga sama aja. Mamah sama papah pasti sibuk. Buktinya mereka berdua sama sekali engga telepon gua," ucap Mila sembari membuka pintu kamar miliknya.

Mila pun segera menyimpan tasnya. Dan merebahkan dirinya sendiri di kasur yang sangat empuk.

"Sepi nya hidup Gua. Tapi sekarang kan gua punya temen-temen. Apa nanti gua cerita aja ya sama mereka masalah muka gua yang sengaja di bedain," ucap Mila.

"Oh iya gua kan belum ngabarin temen-temen kalau gua udah sampai rumah," ucap Mila sembari bangun dari tempat tidur.

Mila pun dengan cepat mengambil handphone miliknya yang berada di tas sekolah. Setelah mengambil handphone.

Mila pun langsung membuka handphone tersebut dan mengetikkan pesan dan juga mengirimkan foto dia sedang berdiri di depan cermin.

["Gua udah ada di rumah ya,"]

["Picture."]

Setelah memastikan pesannya sudah terkirim Mila pun menyimpan handphone miliknya di atas meja nakas.

Lalu Mila berjalan kembali ke arah cermin. Mila memandang wajahnya yang sangat berbeda dari aslinya.

Warna kulit yang sedikit menghitam, warna bola mata yang sedikit hitam karena memakai kontak lensa. Dan lagi rambut kecokelatan yang dia miliki kini telah di buat menjadi menghitam sepenuhnya.

Pokoknya sangat berbeda dari Mila yang sesungguhnya.

Setelah Mila puas melihat wajahnya sendiri. Dia pun segera mencopot kontak lensa yang dia pakai.

Tidak lupa menghapus semua make up yang telah dia pakai. Sehingga terlihat jelas bola mata Mila yang kecoklatan dan kulit putih yang Mila miliki.

Mila pun tersenyum, "Ternyata gua sama sama cantik," ucap Mila sembari melihat dirinya sendiri di cermin.

Lalu Mila segera berjalan ke dalam kamar mandi untuk mandi sore. Karena badannya yang sudah sangat berkeringat karena menggowes sepeda.

Beberapa menit pun berlalu dan Mila pun sudah selesai mandi. Dia pun kini memakai t-shirt hitam dengan celana di bawah lutut.

Tapi tiba-tiba saja Mila berhenti karena perutnya sedikit sakit.

Krewekkk.

"Gua kira perut gua kenapa sakit. Tahunya gua lapar. Ya ampun kasian cacing cacing di perut gua belum makan," ucap Mila.

Mila pun dengan cepat berjalan keluar dari kamar. Namun baru saja dia di depan pintu Mila tiba-tiba teringat sesuatu.

"Tapi kan gua engga punya bahan makanan. Ya engga apa-apa dong Mila. Lu kan bisa beli makan ke supermarket gimana sih, udah ah sekarang mending kita belanja bahan masakan," ucap Mila kepada dirinya sendiri.

Mila lalu mengambil dompet miliknya dan segera berjalan keluar dari kamar. Mila terus berjalan menuju garasi sembari bersenandung.

Sesampainya di garasi. Mila mengambil sebuah helm dan mulai berjalan menuju motor besar berwarna hitam yang begitu mempesona.

Mila tidak berjalan menuju sepeda karena sepeda hanya dia pakai untuk pergi ke sekolah saja.

Mila pun segera menaiki motor tersebut. Tapi mual terlebih dahulu mengelus motor hitam tersebut.

"Aduh cantik. Gua udah lama engga bawa lu nih. Yang baik ya soalnya gua sekarang pasti bakal sering pakai lu. Jadi jangan minta janan terus oke," ucap Mila kepada motor hitam miliknya.

Setelah berbicara dengan motor. Mila pun segera mengendarai motor besar tersebut keluar dari garasi.

Namun Mila mendengus sebal, karena dia lupa kalau dia harus membuka dan menutup gerbang sendirian.

"Dasar gerbang kurang ajar. Bikin ribet hidup gua aja. Apa gua copot aja ya gerbangnya. Tapi kalau di copot bikin gua ribet juga. Udah lah sabar dulu ya Mila sabar," ucap Mila kepada dirinya sendiri.

Setelah membuka dan menutup kembali gerbang. Mila pun segera mengendarai motor besar miliknya dengan kecepatan di atas rata-rata. Karena kebetulan jalanan di perumahannya sepi.

Tapi namanya perumahan pasti selalu sepi bukan?

Mila terus mengendarai sepeda motornya menuju supermarket yang diberitahukan oleh salah satu aplikasi yang ada di handphonenya.

Setelah sampai di depan supermarket itu. Mila segera menyimpan motor besar miliknya di tempat penitipan motor.

Setelah menyimpan motor miliknya. Mila berjalan menuju supermarket. Tetapi Mila merasa risih karena sedari tadi banyak sekali pasang mata yang memandanginya.

"Emangnya muka gua aneh apa. Sampai dilihatin terus gitu. Dasar manusia," gerutu Mila di dalam hati.

Sesampainya di supermarket. Mila segera mengambil bahan-bahan masakan yang akan dia beli.

Dia begitu banyak membeli sayuran, buah-buahan dan bahan perlengkapan masakan lainnya.

Namun saat Mila ingin mengambil keju. Dia tidak bisa mengambil keju tersebut karena keju yang Mila mau berada di bagian paling atas.

"Kenapa sih gua harus pendek. Coba aja gua tinggi," gerutu Mila.

Mila pun melihat ke arah sekitar dan ternyata ada seorang laki-laki yang berada tidak jauh posisi Mila sekarang.

"Minta tolong engga ya. Mau minta tolong tapi malu. Tapi kalau engga minta tolong keju yang gau mau engga bisa gua beli," ucap Mila di dalan hati sembari menatap laki-laki tersebut dengan tatapan ragu.

"Bodo amat deh malu juga gua kan cuman minta tolong ambilin keju. Lagian gua juga engga kenal sama dia," ucap Mila kepada dirinya sendiri.

Mila pun segera berjalan menghampiri laki-laki tersebut. Laki-laki yang merasa kalau ada seseorang yang berada tepat di sampingnya pun. Otomatis melihat ke arah Mila.

"Eum bisa minta tolong ga?" tanya Mila dengan hati-hati.

Laki-laki itu tidak menjawab dan hanya menatap ke arah Mila dengan tatapan datar. Mila pun jadi dibuat tidak merasa nyaman karena dilihat laki-laki tersebut.

"Gua engga mau macem-macem kok. Cuman mau minta tolong ambilin keju itu," ucap Mila sembari menunjuk keju yang dia inginkan.

"Soalnya kejunya kejauhan. Gua engga bisa ambil soalnya gua pendek. Lu kan tinggi jadi lu bisa bantuin gua ga?" tanya Mila dengan hati-hati.

"Yah ini mah di tolak orang mukanya datar gitu," ucap Mila di dalam hati.

Dan benar saja laki-laki tersebut sama sekali tidka menjawab pertanyaan Mila apalagi menolong Mila untuk mengambilkan keju itu.

Laki-laki itu berjalan meninggalkan Mila tanpa merasa bersalah sedikit pun karena laki-laki itu tidak membalikkan badannya.

"Dasar nyebelin padahal mah jawab aja engga bisa kenapa diem aja. Engga bisa ngomong buka si," gerutu Mila sembari melihat punggung laki-laki itu yang kini sudah sangat jauh dari posisi Mila berdiri.

"Eh tapi bisa aja ya dia engga bisa ngomong. Tapi kan dia bisa aja pake kode apa gitu kalau engga bisa bantu. Ish bikin kesal aja," ucap Mila sembari berjalan meninggalkan keju yang sangat dia inginkan.