Nazwa berjalan memasuki ruang kamar mereka dan mengunci pintunya. Ia mendekati Sabrina yang terlihat sangat gelisah seraya duduk tepat di sampingnya.
"Kamu kenapa, Rin? Meskipun aku belum begitu lama mengenalmu, tapi aku bisa melihat jika ada yang kamu sembunyikan dari aku," ujar Nazwa dengan tatapan nanar penuh selidik.
Sabrina membungkam, ia tertunduk lesu mendengar deretan pertanyaan dari Nazwa. Ia hanya bingung harus menjawab apa pada sahabatnya itu. Rasanya tak mungkin ia harus kembali berbohong, terlebih kepada sahabat yang telah berkali-kali merangkulnya dari kesengsaraan.
"Naz aku mau jujur sama kamu. Tapi, kamu janji ya jangan biarkan orang lain mengetahuinya," lirih Sabrina seraya mendongak ke arah Nazwa.
"Rin! Kamu itu sahabat aku. Tak akan pernah ku biarkan siapapun menyakitimu. Bicaralah, rahasiamu aman di tanganku," ucap Nazwa seraya meraih kedua tangan Sabrina.