"Juna itu teman saya semasa SMA! Mana mungkin tiba-tiba jadi satpam, aneh." Azka memperjelas ucapannya.
"Ya, bisa jadi dia memang tak ada pilihan lain," timpal Sabrina menyanggah ucapan Azka
Azka menggelengkan kepala. "Dia itu dari kalangan berada, ayahnya pengusaha properti dan sekarang dia juga ikut andil di perusahaan orang tuanya."
Sabrina sepetinya sudah tidak kuat menahan rasa kantuknya yang kembali datang. "Ya sudah, Tuan. Sepertinya nanti akan saya selidiki," ucap Sabrina dengan kelopak mata kian lesu. "Saya tidur dulu ya, Tuan. Sudah enggak kuat." Sabrina berdiri seraya melangkahkan kakinya menuju ruang kamar.
"Eh dasar! Dikasih tahu malah cuek. Sepertinya Juna memang mencurigakan!" desis Azka berbicara pada dirinya sendiri.
***