Chereads / Sekretaris Pipi / Chapter 1 - Prolog

Sekretaris Pipi

iga_emilia
  • 357
    Completed
  • --
    NOT RATINGS
  • 129.9k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Prolog

Namaku Vira (27 Tahun). Aku berpawakan kulit putih, badan idel, mata sipit, keseharianku berhijab, aku mempunyai kepintaran rata-rata. Aktivitasku sehari-hari menghabiskan waktu pagi sampai sore di kampus. Karena aku seorang mahasiswa di salah satu Universitas di Jakarta, dengan jurusan ekonomi dan bisnis. 

Aku tinggal di perumahan elite di dekat kampusku bersama ayahku saja. Kami pindah ke Jakarta setelah ibuku meninggal dan aku diterima di Universitas di Jakarta. kebetulan juga ayahku ada proyek ada proyek di daerah dekat kami tinggal. 

Ayahku bernama Hartawan. Menurutku ia adalah ayah superhero bagiku. Segalanya buatku, pelindungku, dan cinta pertama dalam hidupku. Ayah lelaki yang baik, bijaksana, penyabar dan pekerja keras. Apapun ia lakukan untuk membahagiakan keluarganya terutama aku anak semata wayang. Aku bermimpi kelak jika aku sudah menikah, aku ingin mempunyai suami seperti ayah yang dapat menggantikan posisi ayah dihidupku jika ayahku sudah tiada kelak.

Ayah orang yang sangat mencintai keluarganya terutama almarhumah ibuku. Ibuku meninggalkan kami saat aku lulus dari sekolah SMA, karena harus penyakit lambung yang di deritanya. Ibu adalah cinta pertama dan terakhir ayah. Jadi ayah begitu terpukul saat ibuku tiada. Setelah 100 hari ibuku meninggal, kami memutuskan untuk pindah rumah ke Jakarta, kami harus bangkit dari kesedihan, ada masa depan yang harus dijalani. 

Aku sudah cukup lama tinggal di IbuKota, lumayan banyak teman yang aku temuai di sini. Salah satunya sahabatku kuliah yang bernama Jesica.

Jesica mempunyai kulit putih, berambut panjang dan hitam lebat, sedikit lebih tinggi daripada aku. Kalau soal kepintaran ia tidak kalah pintar juga denganku. Dia adalah sahabat baikku. Kemanapun kita pergi, kita selalu bersama. Kebetulan kami satu perguruan tinggi dan satu kelas juga. 

Saat ini aku duduk di semester 7 yang dimana kurang 1 tahun lagi aku menyelesaikan studyku. "Huft rasanya aku ingin segera lulus dan bekerja saja." gumamku yang mulai jenuh dengan perkuliahan dan harus mengahadapi tugas-tugas akhir diakhir semester.

Namun kata LULUS tidak semudah untuk di dapatkan. Untuk memenuhi syarat kelulusan, aku diminta untuk melakukan magang sebagai pengalaman dan menerapkan ilmu di dunia kerja yang sudah aku dapatkan selama ini di bangku kuliah.

"Duh, harus magang dimana ya? aku kan kurang tau perusahaan mana saja yang mau menerima mahasiswa magang." berpikir keras.

Saat duduk santai di kantin kampus, tiba-tiba Jesica menemuiku. "hey, vira ! ngelamun aja, ada apa ? bau-baunya lagi berpikir berat nih, haha ?" jesica ternbahak

"Eh kamu Jes, bikin kaget aja ! iya nih aku bingung untuk memenuhi syarat kelulusan. Kita diminta untuk magang di suatu perusahaan, tapi perusahaan mana yang mau menerima mahasiswa seperti kita ?"

"Tenang ... tenang, aku dapat info dari sepupuku, katanya di tempat dia bekerja, mau menerima mahasiswa magang. Jadi kita dapat melamar magang disana." sambil melahap snack ciki kesukaannya.

"Oh ya, wah alhamdulillah kalau begitu. Yaudah sebaiknya kita segera kesana untuk mengonfirmasi info tersebut." aku kegirangan mendapat kabar baik itu. langsung saja ku tarik tangan jesica

Aku terburu lari ke bagian kesiswaan untuk minta surat perizinan dari pihak universitas untuk magang. Keesokan harinya, aku bersama sahabatku datang ke perusahaan tersebut untuk mengajukan melamar magang di perusahaan itu.

PT Sejahtera Gemilang. Salah satu perusahaan kontraktor yang sudah jaya bekerja sama dengan perusahan lain dalam hal pembangunan proyek berskala besar maupun kecil.

Kami datang pukul 10.00 pagi, setelah sampai di parkiran, aku dan sahabatku jesi berlari kecil menuju ruang repsesionis, dan menjelaskan maksud kedatangan kamu kesini.

" Selamat pagi kak, ada yang bisa dibantu ?" sambut pegawai resepsionis dengan ramah. Dan mempersilahkan duduk.

"Selamat pagi juga kak, saya dengar PT Sejahtera Gemilang menerima mahasiswa untuk magang ya ? Apakah benar ?" Tanyaku.

"Baik kak, hal tersebut benar adanya, kami menerima mahasiswa yang ingin magang." jelasnya.

"Jadi apakah bisa saya dan teman saya ini melamar magang di tempat ini?" Tanyaku berharap cemas

Perempuan cantik berpakain rapi didepanku ini mengangkat telepon kabel di sampingnya, ia menelepon atasannya untuk menanyakan perihak tersebut. Setelah beberapa menit kemudian, aku dan jesica diminta menunjukan surat lamaran dan pengantar dari kampus serta surat-surat pendukung lainnya. setelah itu kami diminta untuk menemui pimpinan perusahaan ini yang ruangannya di lantai 3. 

"Terimakasih mbak." jawabku ke karyawan resepsionis.

Aku bergegas naik lift yang ada dilantai dasar. lalu menombol nomor 3 yang ada pada dinding lift tersebut.

" ting.'' pintu lift pun terbuka. Aku dan jesica melangkah mencari ruangan pimpinan dari perusahaan ini. Setah berjalan menyusuri, dan bertanya dengan karyawan yang ada, ternyata ruangan tersebut berada di pojok kanan sendiri. Benar, Depan pintu ruangan terdapat papan yang bertulisan PIMPINAN.

Akupun mengetok pintu tersebut.

"tok…tok…tok…"

Tidak lama terdengarlah dari dalam seseorang menjawab "ya, silahkan masuk !" Akupun membuka pintu dengan hati-hati, melangkahkan kaki masuk bersama kerabatku.

Saat aku masuk keruangan itu, aku sedikit terkagum melihat lelaki yang duduk di sofa untuk tamu. Ternyata pimpinan perusahaan ini seorang lelaki yang masih muda dan tampan. Yaa usianya sekitar 30 tahun. Sempat berhenti sejenak menatapnya, aku melanjutkan langkah kakiku, ku tersenyum sambil menyapa pimpinan yang sedang duduk di kursi ruang tamu.

"selamat pagi pak." sapaku kepadanya setengah menundukan kepala

"Pagi, silahkan duduk." balasnya dengan senyum ramah, serta mempersilahkan aku dan sahabatku untuk duduk. 

"perkernalkan, saya Frans pimpinan perusahaan ini. Saya sudah diberitahu oleh sekretaris saya apa maksud kalian berdua ini datang ke sini. Disini kalian dapat magang di bagian keuangan dan administrasi umum. Jelas pak Frans selaku Owner PT Sejahtera Gemilang.

" Baik pak, sebelumnya perkenalkan nama saya vira dan ini teman saya jesica. Yak betul sekali pak, kami ingin melakukan magang di perusahaan yang bapak pimpin sebagai pengalaman buat kami dan salah satu syarat kami untuk dapat lulus dari universitas kami." Jelasku sedikit gugup

Diminta kami untuk menunjukan berkas-berkas yang dibutuhkan, Setelah pak Frans melihat berkas-berkasku dan sahabatku, kami diperbolehkan untuk magang di perusahaan ini selama 1 bulan lamanya. Namun aku dan Jesica di bagian yang berbeda. Aku ditempatkan di bagian keuangan dan Jesica di bagian administrasi umum.

Kami diperbolehkan masuk Magang mulai besok. Setelah banyak ngobrol kesana kemari, Aku dan Jesica berterimakasih sudah di beri kesempatan untuk magang di perusahaan yang ternama di IbuKota. Kami diperbolehkan untuk meninggalkan ruangan karena semuai sudah jelas. 

" Baik pak, terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami, kalau begitu kami berdua izin pamit, selamat siang." sambil berjabat tangan, senyum dan melangkah meninggalkan ruangan pimpinan tersebut..

"Ternyata pimpinannya ramah dan sopan juga ya. ah sudahlah aku kan disini niat untuk magang mencari pengalaman." kataku dalam hati. 

Aku dan Jesica segera menuju ke lantai 1 untuk segera pulang. Sebelum pulang, tidak lupa kami mampir ke toko untuk membeli sepatu dan baju untuk persiapan magang besok. Karena kami di perintahkan pakaian seperti karyawan lainnya hanya di tambah dengan jas almamater universitas kami. Setelah kami membeli perlengkapan yang kami butuhkan, aku mengantar Jesica ke kampus untuk mengambil montornya yang ditinggal.

"Terimakasih vir, hati-hati dijalan, ya ! bye see you !" say good bye Jesica melambaikan tangan kearahku

"Iya dek, sama-sama hati-hati juga ya, sampai bertemu besok di kantor." balasku dengan menambah gas motorku.

Oh iya aku memanggil sahabatku Jesica dengan sebutan "Dek" atau Adik. karena umur kami terpaut 2 tahun. Dan aku menganggap dia seperti adekku sendiri, karena kebetulan aku anak tunggal dari dulu memang ingin mempunyai adek kandung. Namun apalah daya takdir menentukan aku menjadi anak tunggal.