Chereads / Sekretaris Pipi / Chapter 2 - Panik

Chapter 2 - Panik

"kriiiiing…..kriiiing…kriiinggg"

bunyi alarm membangunkanku di pukul 05.00. Aku bergegas bangun, ku ambil handuk yang tergantung di pintu kamar dan masuk ke kamar mandi.

"Tok..tok….tok…" 

"Vir, kamu udah bangun nak..??" Tanya ayah yang mengetuk pintu kamarku.

" Iya, yah vira udah bangun". sautku dari dalam kamar

Seperti biasa, semenjak ibuku sudah tiada aku yang mengurus ayahku. mulai kebutuhan ayah, dan kesehatan ayah. Kusiapkan makanan untukku dan ayahku yang akan berangkat ke kantor. Ku buatkan teh hangat dan nasi goreng untuk kami sarapan.

Hari ini adalah hari pertamaku magang, aku memang sengaja ingin bangun lebih awal, datang kr kantor tepat waktu, agar memberi kesan yang baik dan tidak mengecewakan bosku .

"Yaah,, itung-itung kan latihan seperti kerja sungguhan, awal masuk kantor harus dengan semangat 45 dong…!!!

Segera ku rapikan pakaian dan tasku, ku cari-cari kunci motor yang keselip entah dimana, karena aku orang yang seying pelupa kalau meletakan kunci motor. dan aku punpamit kepada ayahku yang juga bersiap-siap akan ke kantor.

"Yah, vira berangkat dulu ya….Ayah semangat kerjanya. Assalamualaikum''.

"Iya nak, hati-hati ya… Salam untuk bos gantengmu…heheh" ledek ayahku.

Entah kenapa saat diledekin ayah begitu, hatiku rasanya seneng sekali. Dengan senyum merona, ku ambil motorku di garansi rumah, lalu tancap gas motorku dan berangkat ke kantor tempatku magang.

Ngeeeeeenggg....

Dipertengahan jalan perjalananku menuju ke kantor, aku melihat seorang ibu - ibu yang kesakitan duduk di pinggir trotoar jalan. Karena rasa empatiku yang tinggi kepada orang lain, aku berhenti dengan niat ingin menolongnya. Lalu ku berhentikan motorku.

"Buk, ibu kenapa, Kok ibu sendirian ?" Tanyaku, dan membantu merapikan isi tas ibu tersebut.

"Iya nak, ibu tadi ditabrak orang, saat ibu mau nyebrang. tapi orang yang nabrak sudah lari nak". sambil menangis menahan sakit. 

Aku bingung membawa ibu ke rumah sakit gimna. Karena aku tadi naik motor tidak mungkin, aku membawa ibu ini ke rumah sakit dengan motorku.

Pertolongam tuhan memang selalu ada syukurlah ada taxi yang melintas di depanku.

"Pak, taxi..STOP !!!, tolong antar ibu ini ke rumah sakit ya, nanti saya ikut dari belakang. Ayo pak cepat!!!"

Setelah sampai dirumah sakit, aku meminta bantuan kepada siapapun yang mendengarnya.

" Suster,, dokter,, tolong saya !!" Teriakku panik .

kulihat dari kejauhan perawat datang dengan membawa kursi roda, dengan sigap Ibu ini langsung di larikan ke UGD untuk ditangani. Sedangkan aku mengurus pendaftaran pasien ke bagian administrasi.

Di depan UGD aku harapa-harap cemas, karena jam sudah menunjukan pukul 08.00 jam kantor segera masuk. sedangkan ibu ini sedang di tangani dan tidak ada keluarganya. Tidak ada pilihan lain aku harus menunggu ibu ini sampai keluarganya datang, setelah itu aku baru bisa meninggalkan dengan tenang.

Setelah beberapa jam kemudian dokter keluar dari UGD.

"bagaimana dok dengan ibu-ibu korban tabrak lari tadi ?" Tanyaku.

" Alhamdulillah, untung ibu tadi segera dibawa kerumah sakit. Karena lukanya cukup dalam dan beliau agak sedikit syok saja. Namun saya anjurkan untuk menginap dulu disini, agar kondisinya membaik." Terang dokter

" Boleh saya menjenguknya dok ?"

Alhamdulillah Dokter mengijinkanku untuk masuk dan menemui ibu itu. Kubuka pintu UGD pelan-pelan dan tenang, kutemui ibu-ibu yang aku tolong tadi.

"Buk, bagaimana keadaan ibu ?Oh ya nama ibu siapa? ".

" Nama ibu Sovi nak, Alhamdulillah, terimakasih ya nak kamu sudah membantu ibu. Dan sepertinya kamu mau berangkat kerja, ibu jadi merepotkanmu." Jawab ibu itu. 

" sama-sama bu sovi, Oh ya bu, apakah ada keluarga ibu yang bisa dihubungi, nanti saya kasih kabar ke mereka ".

Ibu itu memberikan nomor keluarganya kepadaku.

"Ini nomor anak saya" menyerahkan hp miliknya. 

Segera ku telepon anak bu sovi.

Tut…tutttt…tuut.. nada telepon menandakan terhubung. 

" Hallo, iya mah..? " 

" Hallo pak, ini saya mau mengabarkan bahwa ibu sovi, ibu bapak sedang berada di UGD Rumah sakit harapan kasih, karena tabrak lari pak"

" apa..? Ibu saya masuk rumah sakit ? terimakasih ya kabarnya, saya akan segera kesana" dengan nada yang cemas langsung mematikan telepon.

Setelah 1 jam berlalu aku menunggu anak bu sovi di luar ruangan UGD, kulihat dari kejauhan ada lelaki berjalan menuju arah UGD. lelaki berbadan tinggi, berjas hitam rapi, berkulit putih.

" seperti tidak asing bagiku pawakan itu" batinku. Dan ternyata itu pak Frans.

"loh vira, ngapain kamu di sini ? ada keluargamu yang sakit kah ?

" tidak pak, saya menunggu keluarga pasien yang saya tolong tadi" jawabku.

"Saya tadi mendapat kabar, kalau ibu saya sedang di UGD karena tabrak lari. jadi yang nolong ibu saya tadi kamu ? " pak Frans terheran.

Belum sempat aku menjawab, karena kecemasannya kepada ibunya, pak Frans langsung masuk ke ruang UGD untuk menemui ibunya.

********

" Vira…" panggil pak Frans keluar dari ruangan.

" Ehmmm iya pak. Sebelumnya Pak maaf ya saya sampai jam segini belum sampai ke kantor. Padahal ini hari pertama saya magang dikantor bapak ". aku tertunduk dan takut jika pak Frans marah.

"tidak apa-apa vira.., malah saya berterimakasih kamu sudah menolong ibu saya, kalau tidak ada kamu bagaimana nasib ibu saya. Terimakasih ya" Jawabnya dengan nada lembut dan penuh senyuman.

Lalu pak Frans menyuruhku untuk meninggalkan rumah sakit . dan menemui sekretarisnya yang bernama ibu ineke untuk menanyakan ruanganku .

"Baik pak terimakasih".

Lalu aku pergi dengan perasaan yang lega dan bahagia. Karena aku bisa membantu krang lain dan gak kena semprot oleh pak bos padahal ini awal magangku. 

Sesampainya di kantor, akupun ke ruang sekretaris pak Frans.

"selamat siang bu Ine," Senyum manisku yang menghampiri sekretaris cantik itu di meja kerjanya. 

" Siang juga,  kamu yang kemarin datang kesini kan, untuk magang. kan kok baru datang?" 

"Ehmm, iya buk saya yang kemarin bersama teman saya Jessi datang kesini. Maaf buk saya terlambat, karena tadi di perjalanan menuju kantor ada sedikit hambatan" jawabku tertunduk.

"Lain kali jangan terlambat ya,baru pertama masuk kok sudah terlambat !!!." Tegasnya.

"Ba…ba…baik bu" 

"Yasudah saya tunjukan meja dan tugas kamu. Yuk mari ikut saya" Bu ine mengajaku untuk menunjukan meja saya selama magang disini.

Ternyata meja kerjaku masih satu lantai dengan ruang CEO perusahaan ini. tepat disebelah ruang bu ineke sekretaris pak Frans.

" Nah, disini ruangan kamu selama magang disini ya..dan Soal tugasmu nanti ada staff keuangan disini yang akan menjelaskan" Jelas bu ineke yang sedang menjelaskan tugasku selama magang nanti.

" Baik bu ine terimakasih" .

Ku hempaskan tuhubku ke kursi untuk melepas penat. 

"Hufttt….Awal magangku penuh drama sekali ya tuhan "gumamku.

ku tengok kanan kiri, sekitar ruanganku, terlihat jesica yang sednag sibuk dengan tugasnya. kebetulan juga ia juga masih satu lantai dengan ruanganku di lantai 3.

Setelah setengah jam ku merasa cukup melepas penat lelahku, terdengar ada yang memanggilku.

"Vira…kemari" Panggil salah satu staff keuangan.

"Iya bu,…ada yang perlu saya bantu..? tanyaku.

"Iya… Tolong kerjakan ini ya….(menjelaskan pekerjaan yang akan aku kerjakan)".kalau ada yang belum jelas nanti kamu boleh confirmasi sama saya". 

" Baik bu…."

AKu kembali ke meja kerja, menhalakan komputer dan langsung mengerjakannya. Karena pekerjaannya lumayan banyak, tidak terasa sudah hampir sore. dan aku melewatkan jam istirahat makan siangku. karena aku terlali fokus ke tugas yanh diberikan.

Kruukk...kruuukk... kruuuk

(Suara perutku yang lapar)

" Duh laper nih, tapi jam istirahat udah lewat dan sebentar lagi juga jam pulang".

Aku segera menyelesaikan pekerjaanku, dan segera ku serahkan kepada staff keuangan. 

Jam kerja sudah habis, pukul menunjukan 17.30. aku segar merapikan meja ku dan bersiap untuk pulang. Saat aku akan mengambil motorku, aku ketemu jesica yang juga mengambil motornya. 

" Hey jes,.  " Melambaikan tangan

Aku ingin mengajak jessica untuk ke cafe terdekat, karena perutku yang sudah lapar dan ada banyak hal yang aku ingin ceritakan padanya.

Jesica teman sekaligus adik yang dimana tempatku bercurhat tentang apapun. Aku merasa nyaman jika bercerita kepadanya. Karena dia bisa menjadi pendengar dan pemberi masukan yang baik untukku. 

Aku ceritakan kejadian tadi pagi yang dramatis. Dia pun terkaget, setelah tau ternyata orang yang aku tolong adalah ibu dari bos kita. 

" Wah...jangan-jangan jodoh lo pak bos nih kak, secara kan dia keren ganteng..hahahaha."

Ledeknya dengan tertawa berbahak-bahak khas jesica.

"Pa'an sih jes..." Dah yukk pulang hari sudah mulai gelap.