Di sebuah kursi kayu berwana coklat tua. Sabrina duduk termenung sendirian di pinggir kolam. Andai saja yang mencarinya itu adalah Ayahnya mungkin perasaannya tak akan sepedih ini.
Namun, faktanya berbeda. Juna adalah suruhan Reyno, lelaki yang sangat ia benci semenjak 3 tahun lalu.
'Ah, aku terlalu berharap jika ayah akan mencariku,' batin Sabrina di tengah lamunannya malam ini.
"Ehem,"
suara tenggorokan berasal dari belakang Sabrina. Ia menoleh ke sumber suara, melihat ada sepasang kaki di samping pandangannya. Kemudian ia menelusuri tatapannya pada pemilik kaki yang tengah berdiri itu dari bawah kaki sampai ke atas.
Ia mendongak, rupanya Tuan Azka sang pemilik kaki itu. "Ada apa, Tuan?" tanya Sabrina kaget.
Azka kemudian duduk di kursi kayu yang satu lagi, hanya jarak dua langkah dari Sabrina. "Ini sudah malam, kenapa melamun di sini?" ucapnya dengan wajah datar
'Tumben bicaranya ramah, biasanya sih ketus,' gumam Sabrina dalam hati.
