"Duduknya di depan! Jangan di belakang."
Rupanya saat itu Sabrina hendak duduk di kursi belakang namun, Azka menggagalkannya.
'Aku pikir apaan,' gumamnya dalam hati.
Sabrina menaikan sebelah alisnya dan menutup kembali pintu mobil belakang yang telah ia buka, kemudian berpindah ke tempat duduk di bagian depan.
Mereka berdua kembali duduk bersebelehan di kursi mobil bagian depan.
"Kenapa masih terdiam, Tuan?" tanya Sabrina karena Azka tak kunjung menyalakan mobilnya.
Azka hanya melemparkan tatapan penuh misteri, ia memiringkan posisi duduknya dan menghadap Sabrina.
Sabrina merasa rak nyaman dengan posisi seperti ini. "Kenapa, Tuan?" Ia kembali bertanya seraya mengibaskan rambut panjangnya ke sebelah kiri.
Azka masih terdiam seraya mengangkat tangan kemudian menaruhnya di atas kursi senderan Sabrina. Ia menatap wajah wanita yang berkulit putih nan halus itu dengan penuh rasa. Entah rasa apa yang ia miliki.
