Tidak berjarak begitu jauh dari kampus, mereka sampai di sebuah pusat perbelanjaan besar yang tinggi gedung nya hampir mencapai awan. Melihat Meca membawa nya ke mall bukan nya ke tempat makan membuat Caca heran.
"Loh kok ke sini? Bukan nya kamu bilang kita mau makan siang ya?!" kata Caca bertanya kepada Meca dengan nada dan wajah bingung nya.
"Ya iya, ini kita mau makan siang kok, emang nya kamu gak tau ya kalau di mall ada tempat makan nya juga?! Enak-enak kok, malah disini kamu bisa pilih makanan dari mulai makanan lokal sampek makanan luar negeri ada kak! Yauda yuk turun dulu, nanti kita ngobrol nya sambil makan aja ya, aku uda lapar banget soal nya!" kata Meca menjelaskan segala hal yang seperti nya aneh bagi Caca ini dengan gaya ramah nya.
Caca hanya tersenyum dan mengangguk. Kemudian Caca dan Meca turun dari mobil nya dan masuk ke dalam mall itu. Mereka langsung menaiki eskalator menuju lantai delapan.
Begitu sampai di depan sebuah resto makanan korea, mereka langsung di sambut ramah oleh pelayan resto it, setelah Meca menyebutkan nama meja pesanan nya, pelayan itu langsung menunjukan mereka posisi meja nya sambil memberikan menu makanan untuk mereka.
Caca melihat-lihat menu yang di berikan pelayan. Namun nampak jelas bahwa Caca kebingungan membaca menu itu, wajar saja, Caca baru pertama kali mendatangi tempat seperti ini hanya untuk makan saja.
Meca tersenyum kecil melihat ekspresi Caca yang tersipu malu kebingungan karna menu makananya. Meca langsung menyebutkan pesanan nya. Setelah itu dengan cara yang sangat halus tanpa membuat Caca malu atau tersinggung, Meca membantu Caca membuat pesanan nya.
"Oh ya kak, kamu mau cobak makan dimsum disini gak? Enak banget loh! Beda dengan yang di tempat-tempat lain kak" kata Meca kepada Caca.
"Ha? Dimsum?" kata Caca menjawab dengan ekspresi wajah bingung.
"Iya, kakak mau yang ayam atau daging? Atau kita pesan yang ayam dan daging ya" ujar Meca lagi dengan santai menutupi kebingungan Caca.
Setelah menerima pesanan mereka, pelayan itu meninggalkan meja mereka untuk menyiapkan pesanan mereka.
"Oh ya kak, gimana tadi hari pertama kuliah nya? Apa ada kesulitan atau ada yang iseng sama mahasiswi baru kita di sana?!" kata Meca memulai percakapan dengan sedikit menggoda kakak ipar nya itu.
"Alhamdulillah semua nya lancar, berjalan sesuai harapan aku, malah aku sekarang uda punya temen yang baik banget loh Ca" kata Caca bercerita dengan ekspresi riang gembira nya.
"Oh ya?! Good girls dong kakak ipar aku ini" kata Meca sedikit meledek Caca.
"Eh tapi Ca, tadi dosen mata kuliah pertama aku ternyata bang Arga suami nya kak Mega, aku kaget banget pas dia masuk pertama kali" kata Caca mulai bercerita pada Meca.
"Eehhmmm ya! Soal itu, Arga memang dosen di kampus kita itu, dia jugak menjabat sebagai wakil rektor tiga, sedangkan rektor utama nya adalah papah nya Afia" tutur Meca pada Caca.
"Afia yang teman lama nya mas Hanif maksut kamu?" kata Caca bertanya pada Meca.
"Iya, dan agar kakak jangan kaget nanti ketemu Afia disana, Afia jugak merupakan bagian dari kampus itu, dia juga salah satu dosen muda dikampus itu, tapi gak tau juga ya akan lanjut atau tidak, soal nya yang aku dengar dari mami dan papi, Afia akan segera menikah kak" kata Meca menceritakan pada Caca.
Saat Meca dan Caca sedang asik dengan obrolan nya, pelayan pun datang menghantarkan makanan pesanan mereka. Makanan diletakan di meka mereka. Setelah pelayan selesai meletakan makanan dan meninggalkan meja, Meca langsung mengajak Caca menyantap makanan itu tanpa basa-basi lagi.
"Afia dan bang Hanif itu sahabat dekat kak, dekat banget sampai-sampai kalau dilihat sekilas keakraban mereka layak nya saudara kandung kak" tutur Meca lagi lanjut bercerita kepada Caca sambil mengunyah perlahan makanan di mulut nya.
"Oh begitu, pantas saja Afia nampak terkejut saat pertama kali ketemu aku, pasti dia gak nyangka ya kalau mas Hanif akan menikah secepat ini" kata Caca menyambung cerita.
"Iya, Afia kesel banget karna dia seperti melewatkan moment penting nya bang Hanif, lagian abang juga sih kak yang salah, bisa -bisa nya dia gak ngasih tau Afia tentang pernikahan kalian" kata Meca sambil terus mengunyah.
"Hah? Kok bisa mas Hanif lupa ngasih tau sahabat nya untuk momen penting dalam hidup nya sih?!" kata Caca bertanya dengan nada heran kepada Meca.
"Iya, itu juga yang buat aku sama mami heran kak, karna abang biasa nya tidak bisa melakukan apapun tanpa dukungan dari Afia" tutur Meca lagi kepada Caca.
Caca terdiam tidak berkata apapun lagi. Caca mengunyah perlahan makanan di mulut nya, namun di benak nya timbul bermacam-macam pertanyaan. Caca merasa ada yang aneh dengan sikap Hanif yang tidak memberi tahu Afia perihal pernikahan mereka.Caca paham betul seperti apa kedekatan hubungan antara Afia dan Hanif dari apa yang diceritakan oleh Meca.
"Ini pasti ada sesuatu yang disembunyikan mas Hanif sampai ia tidak memberi tahu Afia tentang pernikahan kami, tapi ada apa ya sebenarnya?!" itulah segelintir pertanyaan yang muncul menghujani benak Caca saat ini.
"Dan kamu tau kak, aku dengar dari mami dan papi kalau Afia akan menikah dengan Hadi! Sumpah aku kaget banget, bener-bener gak nyangka aja kalau akhirnya mereka jadi sahabat tapi menikah ! Hahahaha" kata Meca tiba-tiba menyambung percakapan di antara mereka.
"Ha? Hadi? Memang nya Hadi siapa? Apa aku pernah ketemu sama dia sebelumnya Ca?" kata Caca bertanya sambil menyeruput sedotan jus Alpukat kesukaan nya.
"Ehhhm ya aku lupa, kakak belum pernah ketemu sama Hadi ya?! Nah Hadi itu juga salah satu sahabat baik nya abang kak" kata Meca.
"Oh gitu, jadi Afia mau menikah sama sahabat nya mas Hanif ya?!" kata Caca.
"Jadi sebenarnya dulu itu Abang, Afia dan Hadi itu bersahabat waktu mereka kuliah, kalau sama Afia abang udah temenan dari kami masih kecil-kecil banget kak, semenjak papa nya Afia pindah ke Indonesia dan bisnis bareng papi, terus waktu mereka kuliah barulah mereka ketemu Hadi" kata Caca menceritakan masa lalu Hanif pada Caca.
"Oh gitu, oh ya Ca! Kalau kamu gak keberatan aku mau tanya sesuatu ke kamu nih?!" kata Caca dengan nada bicara sedikit ragu-ragu.
"Ha? Tanya apa kak?! Tanya aja deh, bikin aku penasaran aja deh" kata Meca menjawab sambil senyum menatap Caca.
Sesaat suasana menjadi sedikit hening, Caca menghelan nafas panjang sambil menatap Meca membuat Meca bertanya-tanya apa gerangan yang ingin ditanyakan oleh Caca.