Setelah mobil Hanif hilang dari pandangan mata nya, Caca dengan langkah kaki perlahan berjalan memasuki gedung yang menjadi tempat ia akan melanjutkan pendidikan nya sekarang.
Baru berdiri di loby depan kampus nya saja, Caca sudah di buat takjub oleh segala penampakan mewah di gedung itu. Dari mulai sarana sampai prasaran di kampus itu sangat mewah-mewah mirip seperti yang ada di drama-drama yang biasa ia tonton.
Caca berjalan mendekati sebuah meja besar berbentuk persegi untuk melihat denah lokasi kampus baru nya itu. Dari meja itu Caca mengambil selembar denah lokasi kampus untuk melihat di mana letak TU untuk mengambil identitas mahasiswi dan jadwal kuliah nya seperti apa yang dikatakan oleh Hanif tadi.
Caca berjalan mengikuti petunjuk arah pada denah yang ada di tangan nya. Caca berjalan melewati koridor-koridor kampus dan menaiki tangga menuju lantai dua sesuai arahan dari denah. Sampailah Caca di ujung koridor dan tepat di depan nya ada sebuah ruang bertuliskan TU di pintu nya.
Baru tangan Caca ingin mengetuk pintu ruang TU itu, tiba-tiba pintu di buka dari dalam. Keluar seorang pemuda tinggi, bekulit sawo matang, berambut ikal yang dipangkas dengan gaya cepak, menggunkan kaca mata dan kemeja kotak-kotak yang sengaja tidak di kancing, dipadukan dengan kaos putih dan jins biru tua, sangat necis dengan sepatu sprot hitam putih yang di pakai nya.
Sejenak Caca melongo melihat pemuda itu, bagaimana tidak, paras wajah nya yang seperti blasteran Indo-Arab membuat nya terlihat manis. Gaya dan aroma parfum nya mampu membuat Caca terpikat dalam sesaat, hingga tanpa sadar Caca terus menatap nya hingga tak berkedip dan membalikan badannya mengikuti arah pemuda itu berjalan.
"Kamu siapa?! Ada perlu apa kamu berdiri di sini?" kata seorang staf TU yang hendak keluar ruangan dan melihat Caca yang berdiri terpaku di depan pintu TU. Seketika Caca berbalik dan melihat kearah staf TU itu dan langsung menjawab pertanyaan orang itu.
"Eh iya buk! Maaf, saya mau mengambil identitas mahasiswi saya sekalian dengan jadwal kuliah buk, kalau boleh tau, itu semua saya ambil nya sama siapa dan di mana ya buk?" kata Caca menjawab pertanyaan staf TU itu.
"Kamu mahasiswi baru? Siapa nama kamu? Mari ikut saya ke dalam" kata staf TU itu kepada Caca sambil berjalan masuk kedalam ruangan dan menuju sebuah meja di sudut ruangan.
"Iya buk, saya Prisha, mahasiswi baru" kata Caca sambil mengikuti kemana ibu itu membawa nya.
Mendengar Caca menyebutkan nama nya, staf TU itu langsung menatap ke arah Caca. Tak hanya ia, beberapa orang yang berada di dalam ruangan itu yang mendengar Caca menyebut nama nya langsung menatap ke arah Caca dengan tatapan yang aneh dan membuat Caca sedikit merasa kurang nyaman.
" Apa ada yang salah ya dengan nama ku?" gumam Caca dalam hati nya karna merasa pandangan mata semua orang agak sedikit aneh kepada nya.
Setelah mendapatkan identitas mahasiswi dan jadwal kuliah nya Caca langsung meninggalkan ruang itu untuk mencari ruang kuliah nya sesuai dengan yang tertulis di jadwal kuliah nya.
"Oh ternyata itu istri CEO tampan kita! Heh, sangat biasa aja deh!" ujar seorang staf TU saat Caca meninggalkan ruang TU.
"Eits, ssssssttt!! Jangan lupa, kita diperintahkan menyembunyikan identitas siapa istri CEO itu di sini, jangan sampai identitas nya bocor, atau kita akan terkena masalah!" imbuh salah seorang staf lainnya memperingatkan teman nya.
Caca berjalan lagi menuju sebuah tangga menuju lantai tiga untuk mencapai kelas pertama nya hari ini. Caca begitu bersemangat, Caca melangkah begitu cepat karna ia sudah tak sabar ingin melihat seperti apa kelas nya.
Begitu sampai di depan ruang kuliah nya, perlahan Caca masuk ke dalam ruang itu dan berjalan menuju satu bangku kosong di pojok kanan kelas. Bangku itu dideret ketiga dari urutan paling belakang.
Caca merasa bangku ini terbaik untuk nya untuk hari permulaan bagi nya. Bangku ini membuat Caca tak begitu terlihat oleh orang-orang yang belum mengenal nya. Ia pun jadi tak begitu canggung memperhatikan kelas nya hari ini.
Tak lama berselang setelah Caca duduk, dosen pertama nya hari itu masuk kelas. Caca menjadi begitu gugup dan gelisah tiba-tiba. Caca takut, sedikit malu dan bingung jika di minta oleh dosen nya untuk memperkenalkan diri di depan kelas.
"Okey kelas hari ini kita mulai, buka laptop kalian dan silahkan login ke link yang ada di papan tulis untuk buku dan meteri kita hari ini, dan untuk yang ada tertinggal materi sebelum nya silahkan hubungi komisaris kelas untuk meminta bahan atau bisa dengan teman lain nya yang mengikuti kelas pertemuan lalu" kata seorang dosen lelaki yang membuat Caca terkejut karna ternyata dosen itu tak asing dan begitu famlyar bagi Caca.
Terlebih lagi ia tak menyinggung perihal keberadaan Caca sebagai orang baru di kelas itu membuat Caca merasa sedikit aneh. Namun Caca mengabaikan hal itu dan fokus saja dengan pelajaran pertama nya hari itu.
Kelas pertama Caca berjalan dengan baik. Caca begitu antusias dan semangat mengikuti kelas pertama nya hari itu dari awal hingga selesai.
Di ujung pertemuan dosen memberikan tugas kepada seluruh mahasiswa nya untuk pertemuan selanjutnya. Caca langsung mencatat tugas nya dengan semangat. Tak lupa pula Caca mencari tahu yang mana komisaris kelas untuk meminta bahan perkuliahan yang sudah terlewati oleh Caca.
"Hey, aku bole gak minta bantuan sama kamu untuk minta nomer komisaris kelas kita, soal nya aku mau minta bahan perkuliahan yang lalu?!" kata Caca bertanya pada seorang gadis yang menggunakan dres berwarna cream yang duduk di samping nya.
"Oh ya boleh kok, nih nomer nya" kata gadis itu menjawab Caca dengan sangat ramah.
Caca langsung mengeluarkan handfone nya dan langsung mencatan nomer yang di tunjukan gadis itu melalu handfone milik nya.
"Okey udah, terimakasih ya" kata Caca sambil tersenyum kepada gadis itu.
"Oh iya-iya sama-sama, hmmm kamu anak baru ya? Kita kenalan dulu deh, aku Syila" kata gadis itu mengajak Caca berkenalan sambil mengulurkan tangan nya.
"Oh iya hampir lupa aku kalau kita belum berkenalan, aku Prisha tapi biasa teman dan keluarga manggil aku Caca" kata Caca sambil langsung menyambut tangan Syila yang dijulurkan kepada nya.
Mereka menjadi akrab dan menghabiskan waktu beberapa menit untuk mengobrol renyah di dalam kelas yang sudah hampir kosong karna yang lain sudah meninggalkan kelas untuk makan siang ke kantin kampus dan hanya mereka yang tersisa.